Precious Moment - Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak

Keesokkan paginya, Tiffanny Wen bangun pagi-pagi, setelah selesai mandi, Tiffanny Wen membawa tasnya, diam-diam berjalan ke arah pintu, dan dengan pelan menutup pintunya.

Tiffanny Wen baru saja menolak Wenny Zhou tadi malam, menurut kegigihan mereka, walaupun sampai pagi hari, jika mereka mendengar suara Tiffanny Wen menutup pintu, pasti mereka akan melakukan segala cara untuk mendekati Tiffanny Wen.

Ketika berpikira bahwa dia berada di dalam ruangan sempit di dalam lift bersama dengan Wenny Zhou dan Selena Qin, Tiffanny Wen merasa bulu kuduknya berdiri.

Walaupun tidak tahu apakah mereka akan membiarkan riasannya yang baru jadi setengah demi mengikuti dirinya pergi, tetapi dia harus lebih berhati-hati.

Setelah melihat pintu lift di tutup, Tiffanny Wen baru bisa bernapas dengan lega.

Ketika berdiri di depan pintu apartemen Tiffanny Wen mencari Rolls-Royce yang berada di dalam pikirannya, tetapi setelah melihat ke sekeliling dalam waktu yang lama dia tetap tidak dapat melihat A-88 yang familiar.

Aneh, bukankah Dave Gu mengatakan bahwa dia sudah sampai? Kenapa mobilnya tidak terlihat?

Tiffanny Wen dengan bingung mengeluarkan ponselnya, dan menelepon Dave Gu.

"Halo? Apakah Asisten Gu? Aku sudah berada di depan pintu apartemen, tetapi aku tidak melihat dirimu."

"Aku tepat berada di sebelah pintu apartemen....oh, tunggu sebentar, aku melihatmu, aku akan pergi ke sana."

Lalu Dave Gu memutuskan panggilannya, dan meninggalkan Tiffanny Wen yang masih bingung, lalu sebuah mobil dengan warna merah cerah melaju di hadapan Tiffanny Wen, dan perlahan berhenti....

Tiffanny Wen menatap mobil D66 terbaru ini dengan bingung.

"Sejak kapan kalian mengganti mobil lagi? Beberapa hari yang lalu aku melihat mobil itu masih baik-baik saja? Sejak kapan Andreas Lu memiliki hobi seperti ini?"

"Mobil ini sebenarnya milik Nona Besar, tetapi beberapa hari yang lalu mobil ini belum tiba, jadi dia merebut mobil Tuan Muda Ketiga, lalu beberapa hari ini mobil yang Tuan Muda Ketiga kendarai adalah mobilku...."

Tiffanny Wen mendengar nada ketidakberdayaan dalam suaranya, dia merasa sedikit kasihan, kedua kakak adik yang arogan sampai tidak masuk akal, hal ini membuat Dave Gu terjepit di antara mereka.

"Kalau begitu, Andreas Lu memiliki masalah jadi dia pergi terlebih dahulu, tetapi kamu ingin datang menjemputku, jadi kamu terpaksa mengendarai mobil Kak Stella?"

Wajah Dave Gu tampak sedikit pahit "Nona Wen sangat pintar."

"Karena mobil Kak Stella telah tiba, mengapa kalian tidak mengganti mobil kalian?"

"Karena Nona Besar berkata bahwa mobilnya sangat nyaman, jadi dia segera menukarnya dengan mobil ini, tetapi Tuan Muda Ketiga tidak mungkin mengendarai mobil dengan warna seperti ini, jadi....."

"Jadi kamu yang mengemudi mobil ini, betul? Hahahaha, Asisten Gu, aku sangat kasihan kepadamu....."

Tiffanny Wen terus menggoda Dave Gu sepanjang jalan, tetapi Dave Gu juga memiliki amarah yang baik jadi dia membiarkan Tiffanny Wen, tidak disangka mereka telah tiba di tempat syuting.

Ini adalah lokasi syuting di luar ruangan yang sangat besar, banyak berbagai bangunan latar belakang dan tempat-tempat penyangga, karena ini akan menjadi lokai pemotretan gaun pengantin, tetapi saat ini tidak terlihat ada staff yang sedang melakukan framing untuk gaun pengantin.

Bagaimana iklan baru yang sangat penting ini akan membiarkan orang yang tidak berkepentingan datang ke tempat syuting.

Dave Gu masih memiliki pekerjaan yang lain, setelah dia memberitahu Tiffanny Wen arah ruang ganti, dia segera pergi bekerja.

Tiffanny Wen berjalan perlahan sesuai dengan arah yang diberitahu oleh Dave Gu, sambil berjalan dia mengamati lingkungan di sekitarnya, taman mawar yang bergaya Eropa, lalu dinding yang dikelilingi oleh mawar, termasuk semua ruangan yang besar maupun kecil, gazebo, meja makan, gereja, pondok.....

Dia ingin menghitung seberapa luas tampat ini, Tiffanny Wen menyadari bahwa dia tidak bisa melihat ujungnya, selain itu sekarang dia sedang berada di pinggiran kota, di sekelilinnya tidak ada gedung pencakar langit yang merusak pemandangan.

Dia seolah-olah telah kembali ke Eropa abad pertengahan, dan berada di dalam rumah yang dipenuhi dengan mawar......semua adegan yang dia inginkan dapat ditemukan di sini, Tiffanny Wen mengangguk dengan puas.

Andreas Lu memang luar biasa, dia hanya tidak tahu siapa model yang dia carikan, bahkan dirinya mengenalnya dan bisa membuat dirinya puas......tetapi kenapa dirinya tidak memiliki kesan sama sekali??

Begitu memasuki ruang ganti, Tiffanny Wen tidak sabar untuk melihat sekeliling, dia ingin melihat siapa model yang dikatakan oleh Andreas Lu, tetapi ketika Tiffanny Wen melihat sekeliling, selain dia dan Andreas Lu yang berada di dalam ruang ganti, semuanya adalah staff yang tidak dia kenal.

Tiffanny Wen sangat bingung, dia menoleh untuk menatap Andreas Lu yang sedang memasukkan tangannya ke saku celananya sambil bersandar di dinding.

"Dimana model yang kamu bilang? Apakah dia belum tiba?"

Andreas Lu memperhatikan Tiffanny Wen dan mengangkat alisnya, lalu berkata dengan serius "Dia sudah tiba, baru saja."

"Sudah tiba? Dimana? Apakah dia sedang mengganti pakaiannya?'

"Di sana." Andreas Lu tersenyum jahat, dia mengangkat dagunya, dan menunjuk ke suatu arah terhadap Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen dengan bingung menatap ke arah yang ditunjuk oleh Andreas Lu, tetapi dia hanya melihat sebuah cermin besar yang sedang menghadapnya, dan di dalamnya terpantul wajahnya yang kosong.

Setelah terbengong beberapa saat, Tiffanny Wen segera bereaksi, dia menunjuk dirinya sendiri dengan tidak percaya, dan menoleh terhadap Andreas Lu.

"Bintang iklan yang kamu bilang.....tidak mungkin aku bukan?"

Andreas Lu mengangkat alisnya, bibirnya tersenyum jahat.

"Kenapa tidak mungkin?"

"Tidak bisa! Aku tidak boleh menjadi bintang iklan dari pakaian yang kurancang sendiri!" Tiffanny Wen menolak dengan keras.

Andreas Lu sedikit mengernyit, dia sedikit terkejut dengan ucapan Tiffanny Wen.

"Kenapa tidak bisa?"

"Kamu yang merancang pakaianmu, dan ada sedikit bayangan dalam dirimu ketika kamu merancangnya, jadi tentu saja dapat dicocokkan, dan standarmu juga sangat tinggi, selain kamu sepertinya kamu tidak akan menyetujui orang lain."

Andreas Lu dengan lambat menjelaskan alasannya, dan kenapa dia bisa memilihnya kepada Tiffanny Wen. Setelah selesai berbicara, dia menyipitkan matanya kepada Tiffanny Wen, dan bertanya sekali lagi.

"Jadi, kenapa tidak bisa?"

Tiffanny Wen tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa terbisu ketika ditanyai oleh Andreas Lu, hatinya terasa sangat pahit, tetapi dia tidak tahu harus mengatakannya dari mana, jadi dia mengertakkan gignya untuk menjawab Andreas Lu.

"Karena aku tidak ingin menjadi terkenal, aku hanya ingin menjadi seorang designer yang aman dan tenteram, kamu saja tahu bahwa aku memiliki banyak pekerjaan, tolong jangan menyusahkan diriku lagi....."

Andreas Lu tidak bertanya lagi, dia hanya tersenyum jahat, lalu menyuruh orang untuk mencari cadar lalu melemparkannya kepada Tiffanny Wen.

"Bukankah ini mudah untuk ditangani, kenakan ini saja pada saat sedang melakukan pemotretan."

Tiffanny Wen membuka mulutnya dan membatu di tempat, jantungnya berdetak dengan kencang.

Kenapa dia tiba-tiba menjadi tidak bisa diandalkan? Apakah dia yakin dirinya tidak sedang menertawai dirinya? Tetapi masalah sudah menjadi seperti ini dia juga tidak bisa menemukan seseorang, dan orang yang telah dia eliminasi juga tidak bisa digunakan.....

Siapa lagi yang bisa aku cari.....sepertinya dalam situasi ini hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.....kenapa dia memiliki perasaan bahwa dia sedang dikerjai oleh Andreas Lu lagi.....

Andreas Lu tidak tahan ketika melihat Tiffanny Wen yang sedang membatu, ketika melihat Tiffanny Wen tidak bereaksi dalam waktu yang lama, Andreas Lu segera melangkah maju, dan langsung memeluk pinggang Tiffanny Wen dengan terampil.

Tiffanny Wen secara spontan ingin melepaskan dirinya, tetapi usahanya sia-sia, pada akhirnya dia hanya bisa membiarkan Andreas Lu membawanya ke meja rias terdekat, keduanya tangannya diletakkan di kedua bahu Tiffanny Wen, terlepas apakah Tiffanny Wen bersedia atau tidak, dia menekannya untuk duduk di atas kursi.

Tiffanny Wen menyaksikan Andreas Lu sedang tersenyum jahat dan melangkah mundur.

"Sekarang kamu sudah tidak bisa menolak, itu semua karena standarmu yang terlalu tinggi, ini adalah langkah tak berdaya yang aku lakukan."

Tiffanny Wen tahu bahwa ucapan yang dikatakan oleh Andreas Lu adalah kenyataan, tetapi Tiffanny Wen tidak menerima ekspresi Andreas Lu. Terus saja berpura-pura! Apakah aku akan mempercayai kejahatanmu? Hilangkan senyuman jahat di wajahmu, dan tatapan menanti di matamu!

Andreas Lu hanya mengangkat alisnya ketika melihat Tiffanny Wen menatapnya dengan penuh dendam, lalu dia mundur beberapa langkah lagi.

"Ayo cepat bekerja, setelah selesai berganti pakaian, segera bawa keluar."

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu