Precious Moment - Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu

Baru saja Melody Tsu selesai bicara, Andreas Lu ingin menjelaskan pada nenek, tapi melihat pandangan nenek padanya sepertinya ada yang salah, jadi Andreas Lu memilih diam melihat apa yang akan terjadi.

Sedangkan setelah mendengar perkataan Melody Tsu, nenek malah menoleh menatap Melody Tsu dan wajahnya bingung, "Siapa yang bilang aku marah pada gadis ini?"

Wajah Melody Tsu sedikit malu, tapi hatinya terkejut. Andreas Lu dicelakai oleh Tiffanny Wen sampai seperti ini, nenek bisa-bisanya tidak marah pada Tiffanny Wen??

Sedangkan setelah Violet Shen mendengar perkataan terakhir Nyonya Tua Lu, sudah bisa menebak secara garis besar apa yang akan terjadi, jadi juga tidak merasa terkejut, hanya melihat datar ke arah Melody Tsu, tidak mengatakan apapun.

Melihat Melody Tsu berwajah bingung, Nenek Lu juga tidak menjelaskan apapun, hanya menolehkan kepala dalam diam, melihat ke arah Andreas Lu, lalu berkata sambil mengerutkan dahi, "Coba lihatlah, aku suruh kamu jaga baik-baik gadis ini, tapi kamu malah membuatnya sampai seperti ini? Bahkan membuat tubuhmu terluka juga!"

Tiffanny Wen yang awalnya sudah melakukan persiapan dimarahi, ketika melihat nenek mengerutkan dahi sudah menundukkan kepala, tapi saat mendengar nenek memarahi Andreas Lu, Tiffanny Wen langsung menengadahkan kepala dan menatap nenek dengan terkejut.

Awalnya saat bilang nenek tidak menyalahkannya, hati Tiffanny Wen sudah sedikit hangat, tapi dia merasa seharusnya masih ada amarah. Tapi yang tidak terpikir adalah, memang marah, tapi malah memarahi Andreas Lu.

Tiffanny Wen dibuat bingung, apalagi Melody Tsu. Awalnya saat nenek bilang tidak menyalahkan Tiffanny Wen, dia sudah cukup kesal. Sekarang bisa-bisanya nenek mulai memarahi Andreas Lu?!

Seketika Melody Tsu dan Tiffanny Wen merasa pikiran mereka tidak dapat mengikuti apa yang terjadi di sini. Kenapa nenek malah menyalahkan Andreas Lu?

Tapi setelah bingung, hati Melody Tsu langsung muncul perasaan benci yang besar: Kenapa dunia begitu tidak adil. Semua orang malah begitu memihak Tiffanny Wen? Sebenarnya apa kekuatan sihir yang Tiffanny Wen punya? Sampai membuat Kak Andreas begitu rela menjadi kambing hitam baginya? Bahkan Nenek Lu juga seperti itu. Jelas-jelas Tiffanny Wen yang membuat Andreas Lu terluka, tapi nenek malah menyalahkan Andreas Lu tidak menjaga Tiffanny Wen dengan baik??

Sebenarnya kenapa??

Mau Melody Tsu berpikir seperti apapun tetap tidak mengerti. Otak berhenti di tempat. Perkataan nenek yang panjang lebar di tengah, karena Melody Tsu sedang berada dalam kondisi kacau, tidak didengar olehnya, tapi setelah tersadar, dia mendengar nenek mendengus.

"Untung saja anak ini baik-baik saja. Kalau tidak, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja. Keluarga Lu kita tidak membesarkan orang yang bahkan tidak dapat melindungi istri sendiri."

Awalnya Andreas Lu masih khawatir apa yang akan nenek katakan. Tapi hasilnya nenek tetap memperhatikan mereka. Andreas Lu pun tersenyum tenang dan berjanji pada nenek, "Tenang saja nenek, aku pasti akan menjaga Fanny dengan baik. Lain kali tidak akan seperti ini lagi."

Nenek memelototi Andreas Lu sekilas, Andreas Lu langsung merespon, "Tenang nenek, aku janji tidak akan ada lain kali lagi."

Nenek mendengus kecil, "Masih lumayan kalau seperti ini."

Kemudian nenek berjalan pelan ke samping ranjang Tiffanny Wen dengan bantuan tongkat, lalu menatap Andreas Lu sekilas, "Kamu duduk ke samping sana, aku mau bicara dengan cucu menantuku."

Andreas Lu tidak tahu harus tersenyum atau menangis, tapi tetap bergeser ke samping dengan patuh, meninggalkan tempat bagi nenek. Nenek Lu tentu saja tidak sungka, langsung duduk di tempat duduk Andreas Lu yang tadi, menggenggam tangan Tiffanny Wen dan mulai bertanya dengan hangat, "Anakku, kamu baik-baik saja 'kan? Omong-omong kamu ini juga ya, kenapa begitu tidak hati-hati? Apa kamu ingin mengejutkan nenek?"

Melihat tampang nenek yang khawatir dan penuh cinta itu, mata Tiffanny Wen tanpa sadar berkaca-kaca, dan hidungnya juga terasa asam: Kalau ... kakeknya masih ada dan mengetahui terjadi kecelakaan padanya, pasti juga akan merespon seperti ini. Tapi sekarang, di satu Keluarga Wen, tidak ada orang yang benar-benar memperhatikannya. Bisa jadi Hanson Wen dan yang lainnya, berharap dia bisa menghilang untuk selamanya di atas gunung.

Berpikir sampai sini, mata Tiffanny Wen bertambah dengan sedih. Tidak disangka, sekarang yang benar-benar membuatnya hangat hanya Andreas Lu dan Jennifer Xia saja. Keluarganya sendiri malah tiada hentinya menjebaknya ....

Melihat mata Tiffanny Wen tiba-tiba berkaca-kaca, Nenek Lu dibuat terkejut, segera menghapus air mata di sudut mata Tiffanny Wen dan bertanya dengan wajah perhatian, "Anakku, ada apa? Kenapa tiba-tiba menangis? Andreas menindasmu? Mau nenek bantu marahi tidak?"

Andreas Lu duduk dengan wajah tidak bersalah di samping dan bertanya dengan tidak berdaya, "Nenek." Apa aku benar-benar adalah cucu kandungmu?

Tentu saja. Andreas Lu dengan cerdas tidak menanyakan pertanyaan belakang itu, karena jawabannya sangat mudah terlihat.

Tiffanny Wen menggeleng kecil, mencoba menghapus air mata di ujung matanya dan tersenyum malu, "Bukan kok, kali ini kalau bukan karena Andreas, aku mungkin tidak dapat melihatmu lagi. Tadi hanya ada angin yang bertiup di mata dan sedikit dingin saja ...."

Nenek Lu tentu tahu apa yang Tiffanny Wen sedang sembunyikan, tapi tidak lanjut bertanya, hanya mengelus kepala Tiffanny Wen dan tersenyum baik, "Benarkah? Bagus kalau begitu, tapi tubuh kurusmu itu masih harus banyak berlatih ya."

Wajah Tiffanny Wen merona, dikatakan oleh nenek tentang kelemahannya dan mengerucutkan bibir, "Baik, aku tahu ..."

Nenek Lu dibuat tertawa tiada henti oleh perkataan Tiffanny Wen, sedangkan Andreas Lu menatap mereka dengan wajah lembut.

Di saat ini, Melody Tsu dan Violet Shen berdiri di samping, malah kelihatan sangat tidak berbaur. Suasana di Andreas Lu sana sangat rukun, tapi di sisi Melody Tsu dan Violet Shen malah sangat dingin, juga terdapat perasaan tidak senang. Pandangan mereka melihat ke arah Tiffanny Wen penuh dengan perasaan benci.

Violet Shen mendengus sekali lalu membalikkan badan dan berjalan keluar. Melihat Melody Tsu masih berdiri di sana, Violet Shen menggoyangkan tangan di hadapan Melody Tsu dan berkata kecil, "Masih melihat apa? Berada di sini untuk mempermalukan diri saja."

Melody Tsu tersadar, mengangguk ke arah Violet Shen, dan matanya penuh dengan ketidaksudian. Violet Shen membawa Melody Tsu berjalan keluar, berkata kepada nenek tanpa menolehkan kepala, "Ibu, aku dan Melody pergi mencari hotel dulu, nanti baru menjemputmu."

Setelah selesai bicara, Violet Shen langsung membawa Melody Tsu keluar dari kamar pasien, karena dia tidak pernah memikirkan kalau Nyonya Tua Lu akan memberinya balasan.

Violet Shen berjalan membawa Melody Tsu keluar dari rumah sakit, berjalan-jalan di sekitar sana, sekalian mencari hotel.

Tapi semakin Melody Tsu berpikir, dia semakin merasa tidak adil, dan juga semakin marah. Mumpung tidak ada yang kenal di sekitar sana, dia pun mulai mengomel kepada Violet Shen, "Ibu Shen, sebenarnya apa yang Tiffanny Wen lakukan pada Kak Andreas dan nenek. Kenapa mereka memihak pada Tiffanny, wanita murahan itu? Aku kurang darimana dengan si pembawa sial itu? Tapi kenapa Kak Andreas bahkan tidak bersedia melihat sekilas padaku?"

Melihat Melody Tsu yang sedikit berkaca-kaca, Violet Shen juga merasa tidak berdaya dalam hati. Dia juga tidak tahu apa kehebatan Tiffanny Wen, bisa-bisanya membuat Andreas dan Nyonya Tua begitu peduli padanya. Bahkan beberapa hari yang lalu Jason Lu juga tidak tahu kenapa, seperti sangat perhatian pada asal keluarga Tiffanny Wen.

Violet Shen menghela napas kecil dalam hati. Dia sekarang berjuang sendiri di Keluarga Lu. Kemudian, Violet Shen terlihat sangat yakin: Tapi meskipun begitu dia juga tidak boleh menyerah. Meski satu Keluarga Lu berpihak pada sisi Tiffanny Wen sana, selama dia masih hidup, dia pasti tidak akan mengizinkan pembawa sial itu masuk ke rumah Keluarga Lu, mencelakai Andreas Lu!

Violet Shen menepuk bahu Melody Tsu dan menghibur, "Kamu tidak pernah lebih buruk dari si pembawa sial. Kamu juga jangan sedih, selama aku masih berada di rumah Keluarga Lu, jangan harap Tiffanny bisa masuk ke rumah Keluarga Lu! Selama kita tidak menyerah, dia cepat atau lambat pasti akan diusir pergi dari sisi Andreas!"

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu