Precious Moment - Bab 288 Terselamatkan

Di dalam gua, Tiffanny Wen dan Andreas Lu kelaparan dan kedinginan, meskipun mereka telah saling memberikan kehangatan satu sama lain, tetapi pakaian mereka yang basah terus meresap suhu tubuh mereka yang hanya tersisa sedikit.

Tiffanny Wen masih mengalami demam ringan, Andreas Lu memberinya obat lagi, tetapi sepertinya tidak kunjung membaik. Dia bersandar dalam keadaan lemas di bahu Andreas Lu, dia ingin tidur, tetapi tidak berani tidur terlalu nyenyak, karena dia takut dia tidak akan bisa bangun lagi.

Tiffanny Wen membuka matanya dengan lemah, melihat cahaya dari lubang pintu masuk tampak lebih terang lagi, dia berbicara dengan lemah, "Andreas Lu, jam berapa sekarang..."

Andreas Lu menunduk melihat jam, kemudian berkata, "Jam 2:28."

Tiffanny Wen memiringkan kepalanya dan melihat setengah botol kecil air mineral yang tersisa, dia mengambil kantong cokelat dan meremasnya sambil memperkirakan jumlahnya, matanya penuh dengan kepahitan, "Kita telah terperangkap selama hampir 12 jam sekarang, tetapi makanan kita hanya tersisa sedikit, cokelat ini hanya tersisa 3 buah, kita masing-masing makan satu setengah, seharusnya bisa bertahan sampai besok... tetapi air... "

Andreas Lu dengan lembut mengelus kepala Tiffanny Wen, "Tidak apa-apa, kamu bisa makan dua buah, satu cukup untukku, jika kita tidak memiliki air, kita masih memiliki penetesan air dari air pegunungan."

“Hei.” Tiffanny Wen diam-diam menghela napas, matanya penuh dengan kekhawatiran, “Sekarang Jennifer dan yang lainnya pasti telah diselamatkan, semua orang pasti sedang mencari kita di atas gunung, tetapi sudah lewat sekian lama, mengapa masih belum terdengar suara apapun... "

Andreas Lu terkekeh sedikit, ada lebih banyak ketidakberdayaan dalam tawanya, "Kamu tidak melihat dimana tempat kamu berguling, jika mereka menemukan tepi tebing itu, mereka juga akan mengira kita sudah jatuh ke bawah, lalu mereka akan melakukan pencarian di bawah gunung. Setelah mencari di bawah mungkin mereka baru akan berpencar untuk mencarinya lagi, tidak tahu membutuhkan waktu berapa lama mereka baru akan menemukan kita..."

Setelah menganalisis, Andreas Lu mengarahkan pandangannya ke wajah Tiffanny Wen, tetapi melihatnya menatap dirinya dengan terkejut, "Apa? Tepi tebing?!"

Andreas Lu mengangguk dengan tatapan bingung, "Ya, di belakang pohon tempat kamu bersandar adalah tebing setinggi setidaknya 100 meter."

Tiffanny Wen langsung menoleh, hawa dingin menyebar pada seluruh tubuhnya, dia memikirkan kembali kondisinya pada saat itu, jika dia tidak mengenggam erat pohon itu, apa yang terjadi mungkin sulit untuk dibayangkan lagi...

Setelah itu, Tiffanny Wen menoleh dan menatap Andreas Lu, "Apakah kamu baik-baik saja?"

Andreas Lu terkekeh, memperlihatkan senyuman jahat, "Tidak."

Melihat ekspresi Andreas Lu, Tiffanny Wen tahu bahwa dia mungkin sedang bercandain dirinya lagi, dia menoleh tanpa suara, tetapi masih merasa sedikit tidak nyaman, dia bertanya dengan lembut kepada Andreas Lu dengan punggung menghadapnya.

"Ada apa dengan dirimu..."

"Ponselku jatuh."

Tiffanny Wen menggerakkan sudut mulutnya beberapa kali: Sudah kuduga...

Tiba-tiba, perut Tiffanny Wen seperti ditusuk jarum, kemudian dia merasa seperti ada bor listrik berputar di perutnya, wajahnya berubah menjadi pucat dalam sekejap, alisnya berkerut dan keringat dingin mulai mengucur dari keningnya.

Tiffanny Wen tahu kalau penyakit lambungnya kumat lagi, walaupun cokelat bisa memberikan banyak kalori agar Tiffanny Wen dan Andreas Lu tidak merasa lapar, tetapi saat ini perutnya masih kosong, jadi sakit tersebut tak terhindarkan.

Karena Tiffanny Wen sedang duduk terbalik dengan Andreas Lu, Andreas Lu tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi dia merasa tubuh Tiffanny Wen sedikit bergetar.

"Ada apa dengan dirimu? Apakah kamu kedinginan?"

Setelah menahannya beberapa saat, rasa sakit yang kuat itu mereda, Tiffanny Wen memalingkan wajahnya dan tersenyum pada Andreas Lu, kemudian menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Tidak... Hanya saja kepalaku tiba-tiba terasa pusing..."

Andreas Lu mengeluarkan sedikit tenaga untuk menarik kembali Tiffany Wen dalam pelukannya, membiarkannya menyandar di bahunya, "Jika kamu pusing, beristirahatlah, namun jangan tidur terlalu nyenyak."

Tiffanny Wen sedikit lemas karena lambungnya yang sakit tadi, dia mengangguk sedikit, dan perlahan menutup matanya, "Tidak tahu sampai kapan kita akan diselamatkan..."

"Fanny! Fanny! Fanny!"

Terdengar suara yang akrab namun sangat halus yang tersebar dalam suara angin dan hujan di luar, Tiffanny Wen tertawa sendiri, "Andreas Lu, apakah aku benar-benar kelelahan? Aku bahkan mengalami halusinasi pendengaran... "

Andreas Lu menggelengkan kepalanya dan sedikit mengernyit, kemudian matanya sedikit bersinar, "Tidak, aku juga mendengarnya, jika itu halusinasi, mungkin kita sama-sama sedang berhalusinasi..."

Jika bukan karena Tiffanny Wen yang berbicara, Andreas Lu hampir akan mengira dia sedang halusinasi pendengaran, jika dia tidak salah mengingat, seharusnya suara panggilan itu adalah Jennifer Xia, tetapi mengapa dia bisa muncul di sini?

"Kamu istirahat dulu di sini, aku akan memeriksanya."

Andreas Lu bangkit dengan hati-hati, menempatkan Tiffanny Wen di atas gunung yang rendah itu kemudian bangkit dan berjalan menuju pintu masuk gua.

Tiffanny Wen perlahan melihat ke arah punggung Andreas Lu, dia merasa penglihatannya sedikit kabur, lalu berbaring kembali, dalam keadaan linglung, Tiffanny Wen hanya melihat beberapa sosok dengan bentuk berbeda.

"Mengapa kamu bisa datang?"

"Kenapa aku tidak bisa datang? Jika bukan karena aku, kalian tidak tahu harus menunggu sampai kapan baru akan ditemukan pada tempat terpencil seperti ini."

"Tuan Muda Ketiga, Jennifer Xia sangat banyak membantu kali ini, jika bukan karena dia, kami tidak akan bisa menemukan kalian secepat ini."

Andreas Lu memandang Jennifer Xia dengan ragu-ragu, lalu memandang Dave Gu, "Bagaimana dia bisa menemukan jalannya?"

Dave Gu tersenyum canggung, namun tidak menjawab pertanyaan Andreas Lu secara langsung, sebaliknya, dia memberikan termos yang diserahkan oleh tim penyelamat kepada Andreas Lu, “Tuan Muda Ketiga, ini air gula, tunggu keluar dari gunung ini, aku akan memberitahu kamu seluruh jalan ceritanya."

Setelah berjalan lebih dari satu jam, pinggang Jennifer Xia yang keseleo tadi sudah membaik, saat ini dia hanya melihat Andreas Lu seorang diri, dia langsung menebak bahwa Tiffanny Wen seharusnya ada di dalam gua, namun pintu gua terlalu kecil dan Andreas Lu berhasil menghalangi pintu masuknya, dia sama sekali tidak bisa melewatinya.

Dia sangat khawatir tentang Tiffanny Wen, kemudian dengan cemas menatap Andreas Lu dan berkata, "CEO Lu, dimana Fanny? Apakah dia di dalam? Bagaimana situasinya saat ini?"

Andreas Lu mundur sedikit untuk memberi jalan kepadanya, kemudian Jennifer Xia berlari masuk ke dalam, setelah itu dia sudah sama sekali tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Andreas Lu dan Dave Gu di pintu masuk.

Begitu Jennifer Xia memasuki gua, dia menemukan bahwa sebenarnya di dalam terdapat gua yang besar dan tidak seperti yang dibayangkannya saat melihat pintu gua yang kecil. Dia tidak bisa berpikir lebih panjang lagi, Jennifer Xia melihat Tiffanny Wen berbaring di tanah dalam kondisi lemah.

Jennifer Xia bergegas maju, membantu Tiffanny Wen berdiri, lalu dengan hati-hati mengeluarkan sebuah termos.

"Fanny, ini air gula, bisa membuatmu merasa lebih baik, aku baru menyeduhnya sebelum mendaki gunung, tidak tahu apakah masih panas."

Melihat kemunculan Jennifer Xia, keterkejutan Tiffanny Wen tidak kalah dengan Andreas Lu, namun ketika mendengar apa yang dikatakannya, Tiffanny Wen tahu bahwa Jennifer Xia masih mengkhawatirkan kondisinya, sehingga dia naik gunung lagi untuk mencarinya.

Setelah meminum air gula, Tiffanny Wen merasa perutnya lebih hangat, dan jauh lebih baik dari sebelumnya, tetapi diia masih lemah, kemudian dia tersenyum pada Jennifer Xia, "Bagaimana kamu bisa menemukannya?"

Melihat Tiffanny Wen sepertinya sudah membaik, Jennifer Xia juga merasa lebih lega, seketika dia langsung mengeluarkan beberapa barang dari tasnya dan mulai mengeluh.

“Ini juga berkat tasmu yang rusak, aku pertama kali menemukan serpihan tas kamu, lalu aku mulai menelusuri lagi, sepanjang jalan aku memungut banyak barang seperti lipstik, foundation, eye shadow, maskara, dan sebagainya, oleh karena itu, aku mulai menelusuri barang tersebut dan meneriak namamu hingga menemukan gua ini."

"Ngomong-ngomong, berapa lama perjalanan kalian ke sini, aku dan mereka menelusuri sepanjang tebing dan berjalan lebih dari satu jam, kalian..."

Mendengarkan ocehan Jennifer Xia yang sangat panjang, kesadaran Tiffanny Wen mulai mengendur, dia yang awalnya tegang, pada akhirnya juga lemas dan ketiduran, matanya perlahan-lahan menjadi gelap dan panggilan yang terdengar dari telinganya perlahan-lahan juga memudar...

"Fanny! Fanny! Fanny! Kamu harus bertahan!!!"

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu