Precious Moment - Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri

Mendengar perkataan Professor John Chen, orang-orang di samping berusaha keras untuk menahan tawa.

Karena bagaimanapun Tiffanny Wen adalah murid yang sangat penting bagi professor, mereka tentu tidak boleh tertawa keras seperti itu di hadapan professor.

Wenny Zhou kelihatannya tidak sejelas orang lain, tapi dalam hati dia tertawa diam-diam. Tiffanny Wen kamu kali ini tidak memalukan bukan!

Melihat Professor John Chen tidak mau menerima hadiahnya, Tiffanny Wen mengerutkan dahi, sedikit bingung dan bertanya, "Professor, kenapa?"

Professor John Chen menggeleng berurutan, "Anakku, hadiah ini terlalu mahal, aku tidak bisa menerimanya!"

Orang-orang mendengar professor berkata lukisan itu sangat mahal, merasa bingung dan bergosip kecil.

"Tidak mungkin kali. Hanya lukisan cat minyak saja, apanya yang mahal?"

Professor John Chen menatap lukisan cat minyak dengan senang. Sambil mengangguk sambil berkata, "Tentu saja, lukisan ini adalah karya pelukis ternama, William Blake. Waktu itu harga kesepakatannya adalah 2 milliar lebih."

Saat ini pandangan orang-orang pada Tiffanny Wen mulai berbeda. Kenapa Tiffanny Wen bisa mempunyai karya William Blake? Ini baru merupakan hadiah yang besar!

Professor John Chen ingin mengembalikan hadiah kepada Tiffanny Wen, tapi Tiffanny Wen menolaknya.

"Professor, lukisan ini memang merupakan hadiah ulang tahun untukmu. Mana ada logikanya diterima kembali? Professor tidak mungkin begitu pilih kasih, menerima hadiah teman-teman yang lain, tapi tidak menerima punyaku, apa professor menganggapku remeh?" Tiffanny Wen berkata dengan sedikit manja.

"Tidak, tidak. Hadiah ini sangat bagus, hanya saja terlalu mahal. Aku tidak mampu menerimanya."

"Professor Chen, apanya yang tidak mampu? Aku sangat berterima kasih terhadap penjagaanmu, aku baru bisa mencapai pencapaian seperti sekarang ini. Kalau tidak ada guru, sekarang aku tidak mempunyai apa-apa. Dengan begitu takutnya aku tidak mempunyai keberanian untuk bertemu denganmu."

"Dan juga, lukisan ini tidak mempunyai arti apa-apa padaku. Aku juga tidak mengerti lukisan. Kalau hari ini professor menyuruhku menerimanya kembali, kedepannya aku mungkin akan menyimpannya ke gudang. Professor, apa professor tega melihat aku merendahkan karya William Blake seperti itu?"

Perkataan Tiffanny Wen membuat Professor John Chen tidak bisa menolak. Pada akhirnya Professor John Chen menerima dan menyuruh Tiffanny Wen menggantung di tempat yang bagus.

Setelah semua hadiah sudah diberikan, waktu makan siang juga sudah sampai. Keluarga Professor John Chen mengajak semuanya makan dengan senang.

Di meja makan, semuanya mengobrol sambil makan. Tidak tahu siapa yang kadang-kadang bercanda, membuat Professor John Chen tertawa terbahak-bahak.

Di saat makan sampai setengah, Wenny Zhou pelan-pelan berdiri, "Professor Chen, sebenarnya hadiah yang hari ini aku siapkan bukan hanya tadi, masih ada satu hadiah lagi yang ingin aku berikan padamu."

Tidak tahu Wenny Zhou masih ingin membuat keributan apa, Tiffanny Wen menatapnya dengan dingin.

"Wenny, tidak usah begitu repot lagi. Selama ada niat saja. Ayo cepat duduk dan makan!" Professor John Chen berkata dengan hangat. Hari ini sebenarnya professor tidak ada kesan baik pada Wenny Zhou. Ketika Tiffanny Wen keluar negeri, dia juga mengetahui sedikit yang terjadi. Dia tidak menyangka hari ini Wenny Zhou malah memberinya hadiah begitu mahal.

"Professor Chen, hadiah sudah kusiapkan. Tidak mungkin aku bawa pulang lagi bukan. Ditambah lagi hadiah ini sangat berarti bagi semua orang."

Mendengar perkataan Wenny Zhou, Professor John Chen juga hanya bisa menyetujui. Terserah sajalah.

Wenny Zhou mengambil proyektor yang sudah dia siapkan, dan mulai terputar beragam foto.

Foto-foto kebanyakan adalah foto kehidupan sehari-hari Professor John Chen. Ada juga foto bersama teman-teman, foto teman-teman bersama guru-guru di sekolah, dan juga foto penghargaan yang didapat selama hidup Professor John Chen.

Ketika melihat itu, teman-teman memuji Wenny Zhou sangat niat. Selain itu, saat melihat video, mata Professor John Chen juga agak berkaca-kaca. Foto-foto itu menggambarkan seluruh kehidupannya.

Tiffanny Wen juga agak tersentak. Wenny Zhou bisa-bisanya mencari begitu banyak foto-foto milik Professor John Chen. Tapi hatinya entah kenapa ada firasat buruk.

Setelah foto-foto Professor John Chen selesai diputar, gambar tiba-tiba berbeda. Muncul foto Tiffanny Wen di atas layar.

Semua itu adalah foto-foto di masa kuliah. Ada yang Tiffanny Wen yang imut, juga Wenny Zhou yang cantik. Yang mengharukan adalah foto bersama Tiffanny Wen dan Wenny Zhou.

Dulu Tiffanny Wen dan Wenny Zhou mengikuti klub fotografi sekolah. Mereka berdua suka fotografi, tapi saat itu Wenny Zhou tidak mampu membeli kamera, jadi Tiffanny Wen memberikan satu pada Wenny Zhou. Sejak saat itu mereka berdua selalu saling memotret di sekolah. Kadang kala juga akan menyuruh Greyson Tsu memotret mereka berdua.

Melihat semua ini, Tiffanny Wen terdiam. Dia tidak tahu apa maksud Wenny Zhou membuat ini semua. Sebenarnya adegan apa yang sedang wanita itu mainkan?

Sambil menayangkan foto, Wenny Zhou berkata dengan sedih, "Fanny, apa kamu masih ingat? Foto ini adalah difoto saat kita pergi ke pergi ke tugu sekolah. Ini adalah foto pertama di saat kamu memberikanku kamera; Foto ini adalah foto setelah kita menjadi sahabat ...."

Wenny Zhou menceritakan tempat pemotretan dengan sedih, satu per satu foto membuat Tiffanny Wen kembali mengingat masa-masa dulu.

"Wenny, coba kamu tebak apa yang aku bawakan kepadamu?"

Wenny Zhou duduk di tugu dengan sedih sambil menatap batu-batu. Sedangkan Tiffanny Wen berlari ke arahnya dengan senang.

"Ada apa? Fanny."

"Taraaa, kamera! Aku menyimpan uang jajan untuk membelikan kamera padamu. Kalau aku bertanya lagi pada ibu untuk membeli satu kamera, dia pasti akan memarahiku. Ini aku yang beli sendiri lho."

"Aaaa, terima kasih Fanny. Aku sangat mencintaimu. Muah, muah."

Saat itu Tiffanny Wen masih begitu polos. Karena masuk ke klub fotografi, sedangkan Wenny Zhou tidak ada kamera, maka dia hanya bisa menghemat uang jajan untuk membelikan kamera pada Wenny Zhou.

"Fanny, ini adalah kamera yang pertama kali kamu belikan padaku. Aku pasti akan mengabadikan momen pertemanan kita. Fanny, sini, berdiri, aku foto kamu."

"Oke, oke."

Keduanya saling foto bergantian, atau tidak foto bersama. Kemudian, satu orang satu kamera, berjalan kemana pun pasti foto-foto. Semua foto mengabadikan momen bahagia mereka dulu.

Setelah kenangan berakhir, Tiffanny Wen melihat foto-foto di layar dan merasa sedikit disindir. Apa artinya mengeluarkan foto-foto ini?

Mata Wenny Zhou berkaca-kaca. Setelah gambar berakhir, Wenny Zhou berkata, "Fanny, dulu aku salah sesaat, melakukan banyak kesalahan. Maaf, benar-benar maaf. Fanny, kamu maafkan aku ya? Aku tidak ingin kehilangan sahabat sepertimu."

Melihat semua yang Wenny Zhou lakukan, orang-orang lain terharu. Teman-temannya mulai membujuk Tiffanny Wen untuk memaafkan Wenny Zhou.

Professor John Chen sangat terharu, juga ikut membujuk Tiffanny Wen dari samping, "Anakku, dia mungkin benar-benar sadar dari kesalahannya. Aku juga berharap kamu tidak mempersalahkan masa lalu lagi. Mengampuni orang terkadang juga bisa membebaskan dirimu sendiri ...."

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu