Precious Moment - Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
Awalnya, proyek mereka memang sudah hampir selesai dinegosiasikan, dan tidak lama setelah Tiffanny Wen pergi, garis besarnya juga sudah ditentukan.
Tetapi Andreas Lu tidak melihat Tiffanny Wen kembali, takut Tiffanny Wen ada masalah lagi, jadi dia sering melihat telepon, tetapi Tiffanny Wen tidak mengiriminya pesan apapun.
Melody Tsu tentu saja tahu tujuan Andreas Lu, sebuah ejekan yang tak terlihat melintas di matanya. Dia pergi ke sana justru karena melihat Tiffanny Wen tidak membawa handphone, Tiffanny Wen yang sekarang ada di toilet pasti sudah berteriak sampai tenggorokannya pecah.
Melihat proyek sudah hampir selesai dibicarakan, Melody Tsu mulai berpura-pura sedikit mabuk. Ketika proyek selesai diputuskan, Melody Tsu merogoh sakunya dan diam-diam mengirim pesan teks yang sudah diedit sebelumnya.
Dan Melody Tsu pun tiba-tiba bagaikan tidak punya tulang, bersandar pada Andreas Lu, dan berkata lirih di samping telinga Andreas Lu: "Kak Andreas, ayo kita pulang."
Setelah itu, Melody Tsu yang sedikit "pingsan" bersandar di bahu Andreas Lu sambil menyeringai.
Ketika CEO Wang melihat situasi ini, dia pun sadar diri dan pamit lebih dulu: "Tuan Muda Lu, kalau begitu aku akan pergi dulu."
Selesai berbicara, dia berbalik dan menghilang di balik pintu.
Andreas Lu memandang Melody Tsu di sampingnya, air mukanya dingin, tetapi ekspresinya agak tidak berdaya, dia menyesali mengapa dia malah menyuruh Dave Gu untuk pergi lebih dulu.
Melody Tsu sudah pasti tidak bisa dibiarkan sendirian seperti ini, tapi daripada memanggil taksi, sebaiknya dia tinggalkan saja di sini melihat dia yang terlihat mabuk sekarang.
Setelah menimbang waktu dan berbagai hal, Andreas Lu memutuskan untuk menurunkan Melody Tsu di departemen keamanan Louise Group, barulah meminta Dave Gu untuk mengantarnya kembali, lalu dia sendiri pun kembali untuk menjemput Tiffanny Wen.
Setelah memperkirakan waktu untuk perjalanan bolak-balik, Andreas Lu mengira itu bisa dijalankan, jadi dia pun memapah Melody Tsu berjalan ke pintu, dan tidak lupa membawa tas yang ditinggalkan Tiffanny Wen.
Di sisi lain, Tiffanny Wen merasa layaknya terisolasi dari dunia di kamar pribadinya itu, dia tidak tahu waktu sama sekali, sambil menatap garis di langit-langit dengan termenung.
Namun, tidak butuh waktu lama bagi Tiffanny Wen untuk mendengar suara langkah kaki di luar. Dia berteriak penuh harap*: "Ada orang? Bisa bantu?"
Orang di luar tidak menjawab, tetapi mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, Tiffanny Wen pun tidak berani berbicara lagi.
Karena suara langkah kaki ini, Tiffanny Wen tahu bahwa itu adalah suara langkah kaki pria, dan langkah kakinya agak cepat, jadi dia pasti sedang mencari sesuatu. Jika itu adalah Andreas Lu, tidak mungkin dia tidak mengatakan apa-apa, dengan temperamennya, dia pasti akan menggoda dirinya lebih dulu.
Tiffanny Wen menahan nafasnya dalam diam, semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada yang tidak beres. Terlalu banyak keraguan tentang orang ini. Mendengarkan langkah kaki yang mendekat, wajah Melody Tsu tetap melekat di benak Tiffanny Wen, detak jantungnya berangsur-angsur bertambah cepat, dan matanya sedikit menyipit.
Ada suara mengutak-atik di pintu kompartemen. Tiffanny Wen tahu bahwa pintu akan terbuka, dan otot-otot di tubuhnya menegang. Saat pintu terbuka, dia dengan mengerahkan tenaga sekeras mungkin, mendorong orang itu ke samping, dan bergegas keluar.
Tiffanny Wen tidak peduli lagi, jika dia salah mengira orang itu, dia akan meminta maaf. Tapi kalau orang itu benar-benar orang suruhan Melody Tsu, maka ini semua demi perlindungan diri.
Tapi rencana yang sangat indah, dalam menjalankannya tidak terhindar dari kesalahan, Tiffanny Wen dengan cepat mengerahkan kekuatannya begitu pintu terbuka, sayangnya, pria itu hanya mundur beberapa langkah, malah kebetulan pas menghalangi jalan keluar, Tiffanny Wen tidak peduli lagi, sebelum orang itu bisa bereaksi, dia langsung menerobos, setelah menubruk orang itu, dia segera lari keluar dari toilet.
Namun belum sempat berlari beberapa langkah, tangan Tiffanny Wen sudah ditarik oleh orang tersebut, dengan mengerahkan sedikit kekuatan, tubuh Tiffanny Wen lalu jatuh ke lantai, dan orang tersebut pun langsung menindih tubuh Tiffanny Wen. Tiffanny Wen menoleh untuk menanyai pria itu, tapi mulutnya malah dibekap, lalu dia mengeluarkan sebotol air dari belakang dan menuangkannya ke mulut Tiffanny Wen.
Tapi Tiffanny Wen bukanlah orang bodoh, tentu saja dia tahu bahwa air itu jelas bukan sesuatu yang baik. Botol penuh itu dituangkan dengan kasar oleh pria itu, Tiffanny Wen masih terminum beberapa kali di bawah rontaannya yang keras, hidungnya juga kena beberapa tetes.
Tiffanny Wen terbatuk-batuk, dengan air mata berlinang, membuatnya terlihat lebih menawan. Pria itu tersenyum mesum, meraih kaki Tiffanny Wen dan menyeretnya ke sudut dalam. Tiffanny Wen mencoba mencari beberapa tempat untuk diraih, tetapi ternyata tidak ada.
Dalam keadaan darurat, Tiffanny Wen menendang kakinya dengan keras, dan sepatu hak tingginya menghantam perut bagian bawah orang tersebut dengan akurat. Tiffanny Wen yang melihatnya saja merasa sakit, dan orang itu juga dipenuhi ekspresi aneh di wajahnya, dengan ganas mengangkat kepalanya, menampar wajah Tiffanny Wen dengan tamparan yang keras.
Tiffanny Wen yang agak pusing setelah ditampar, sesaat lupa untuk meronta, dan pria itu mengambil kesempatan ini untuk menyeret Tiffanny Wen ke pojok, dan kemudian duduk di atas Tiffanny Wen, mengulurkan tangannya dan mulai merobek pakaian Tiffanny Wen dengan kasar.
Tiffanny Wen kembali sadar, mengertakkan gigi dan menatap pria itu dengan penuh amarah di matanya. Ekspresi wajah Tiffanny Wen sedikit gila, satu tangannya menjaga ketat pakaiannya, dan tangan lainnya menjadi cakar yang menggores wajah pria itu dengan dahsyat.
Setelah olahraga yang berat, Tiffanny Wen tiba-tiba merasakan tubuhnya mulai panas, seluruh tubuhnya perlahan melemah, dan nafasnya menjadi berat.
Tiffanny Wen memandang pria itu dengan ekspresi penuh dendam di wajahnya, pria itu sudah sangat senang, melihat efek obat Tiffanny Wen mulai bekerja, dia tersenyum licik: "Kamu teruskan bersikap liar begitu, teruskan mencakar. Sekarang aku mau lihat apa yang bisa kamu lakukan, mau tidak mau kamu harus turuti aku."
Tiffanny Wen menatap senyum mesum pria itu erat-erat, masih ingin memberikan beberapa cap lagi di wajah pria itu. Namun, dia benar-benar tidak bisa mengerahkan sedikit pun kekuatan di tubuhnya. Dia mengertakkan gigi dan menatap pria itu, dengan suara parau: "Kamu, jangan senang terlalu cepat."
Pria itu tersenyum acuh tak acuh: "Sekarang hanya ada kita berdua di lantai ini. Apakah menurut kamu akan ada yang datang untuk menyelamatkanmu?"
"Lagipula, kamu begitu luar biasa, bahkan jika mati demi kamu, aku pun rela."
Saat berbicara, gerakan tangan pria itu tidak berhenti sama sekali. Setelah beberapa gerakan, atasan Tiffanny Wen telah dirobek dengan kasar oleh pria itu, Tiffanny Wen menatap pria itu dengan marah, sambil menutupi dadanya yang putih seperti salju.
Tapi lengannya terlalu kurus, sama sekali tidak bisa menyembunyikan apapun, sebaliknya, penampilannya yang malu-malu itu malah semakin membangkitkan api hasrat orang itu.
Pria itu dengan kasar menepis tangan Tiffanny Wen, memandangi Tiffanny Wen dengan seringai jahat, dan perlahan mengulurkan tangannya ke arah sepasang dada yang montok itu.
Tiffanny Wen menatap tajam ke tangan babi asin yang perlahan terentang ke arahnya, begitu melihat bahwa tangan babi asin itu memasuki jangkauan serangan, Tiffanny Wen langsung berdiri, lalu menggigitnya dengan keras.
"Aaaaa!"
Tanpa persiapan, pria itu digigit oleh Tiffanny Wen, berteriak kesakitan, sambil mengibaskan tangannya, tetapi ternyata Tiffanny Wen seperti seekor anjing, tidak mau lepas sama sekali.
Pria itu mengangkat tangannya dan menampar wajah Tiffanny Wen, tetapi pada saat kritis, dia merasakan bayangan hitam menutupi dirinya, dan kemudian tangannya dijepit dengan kuat.
Lelaki itu menoleh dengan muka bengis, ingin tahu orang nekat mana yang berani berlagak pahlawan menyelamatkan wanita cantik, apakah sudah bosan hidup?
Namun, begitu dia menoleh, dia hanya melihat sebuah kepalan tangan yang perlahan membesar di depan matanya.
Tiffanny Wen hanya merasakan tubuhnya yang tiba-tiba terasa ringan, dia tidak punya waktu untuk memikirkannya, dia pun segera duduk, kedua tangannya menarik pakaiannya yang robek, mencoba menutupi tubuh bagian atasnya yang telanjang sebanyak mungkin, lalu dengan perlahan mundur ke pojok, meringkuk, dangan badan yang gemetaran.
Setelah beberapa saat, Tiffanny Wen baru perlahan mengangkat kepalanya, mencoba melihat orang yang masuk, tapi tiba-tiba diselimuti oleh kegelapan.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMenantu Hebat
Alwi GoIstri Yang Sombong
JessicaHabis Cerai Nikah Lagi
Gibran1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaLove at First Sight
Laura VanessaPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku