Precious Moment - Bab 322 Berduaan berkemah
Pada akhirnya, Tiffanny Wen masih marah dan Andreas Lu sudah selesai makan, dan berkeliling dengan bosan di mal.
Awalnya Tiffanny Wen tidak berkeinginan membeli barang, kali ini datang menemani Stella Lu berkeliling, siapa sangka pada setengah perjalanan, dia melarikan diri, dan meninggalkan Tiffanny Wen dan Andreas Lu berkeliling, tetapi tidak masuk ke toko lain.
Dan system tubuhnya merasa bosan, jangan membahas labu disamping yang membosankan, yang paling penting dia tidak memiliki barang untuk dibeli, Stella Lu berkeliling selama dua jam sampai makan, tetapi setelah berkeliaran dia tidak membeli apa-apa.
Sepanjang jalan Andreas Lu hanya diam dan mendampingi Tiffanny Wen, meskipun tidak mengatakan apapun, tapi sepanjang perjalanan dia selalu memperhatikan Tiffanny Wen.
Pada saat ini raut wajahnya sudah membosankan, Andreas Lu diam-diam melihat kearah lain, dan melihat toko di depannya adalah sebuah toko olahraga, matanya berbinar-binar.
“Apakah sudah bosan?”
Tiffanny Wen mengangkat kepalanya dan melirik Andreas Lu,dengan wajah yang marah, dan menjelaskan: “Bukankah kamu sedang omong kosong?”
Tiffanny Wen sudah masuk jebakan, sudut mulut Andreas Lu melengkung: “Sekarang masih awal, ayo pergi berkemah.”
Mendengar berkemah, Tiffanny Wen membesar, lagipula dia belum pernah berkemah, selain pergi bersama department desain, namun tidak pernah bahagia bersama beberapa orang tersebut, dan mendapati hal seperti itu.
Andreas Lu melihat mata Tiffanny Wen yang melotot dan kemudian menjadi gelap, sesaat merasa sedikit aneh: “Kenapa? Tidak ingin pergi?”
Tiffanny Wen mengerutkan bibirnya, dan berpikir, tetapi dia memiliki trauma di hatinya.
Andreas LU secara alami tahu apa yang dibicarakan Tiffanny Wen, dan tersenyum berkata: “Kali ini kamu tenang saja, rencanaku ini tidak seperti orang itu.”
Tiffanny Wen mengerutkan bibir, dan ekspresi wajahnya yang khawatir: Apa yang dimaksud olehnya, apakah sedang mengejeknya, apakah ini menarik?
Melihat Tiffanny Wen yang sedikit murung, ekspresi wajah Andreas Lu yang konyol seketika hilang, dengan penuh keseriusan berkata: “Kalau begitu sudah diputuskan, kebetulan sekali depan ada sebuah toko menjual alat kemah, setelah membeli peralatan kita langsung pergi.”
Tiffanny Wen memandangi wajah Andreas Lu tanpa berkata-kata; Sejak kapan aku menyetujui ingin ikut pergi dengannya? Percaya diri sekali, apakah dia merasa aku pasti akan mendengarkannya?
Meskipun terus mengeluh di hati, ada juga raut wajah jijik di wajahnya, tetapi tubuh Tiffanny Wen sangat jujur, mengikuti Andreas Lu dengan hati-hati pergi ke tempat outbond yang tidak jauh untuk melakukan uji coba,
Masuk kedalam, seorang sales pemasaran dengan ramah menawarkan barang: “Tuan, apakah kamu membutuhkan sesuatu?”
Namun Andreas Lu menatapnya dengan samar. Sales pemasaran itu tersenyum canggung, dan merasa Andreas Lu sangat sulit untuk mempromosikan, dan diam-diam memindahkan target ke Tiffanny Wen yang tampak lebih kalem.
Tiffanny Wen melihat pemandangan sekitar yang penuh, meskipun tidak menunjukkannya di wajah, tetapi dia tahu adalah seseorang pemula. Selain itu di sebelahnya ada seorang raja, meskipun bukan seorang yang mudah didekati, pasti adalah seseorang yang mempunyai uang.
Setelah mengidentifikasinya, pandangan pelayan itu berubah, tetapi bagaimanapun adalah sebuah pusat pembelanjaan, sebagus apapun akting mereka, jadi tidak terlalu terlihat antusiasme mereka, dan menunjukkan senyum, dengan ramah berkata: “Nona, bolehkah tahu apa yang kalian perlukan? Mendaki gunung, berkemah, panjat tebing, toko kami semua lengkap, dan dengan segenap hati untuk memenuhi kebutuhanmu.”
Tiffanny Wen hanya masuk bersama Andreas Lu, meskipun berkata ingin membeli peralatan, namun tetap mengeluarkan wajah polos putihnya, dan bahkan terakhir kali berkemah, yang Jennifer Xia seorang yang berpengalaman dan bertanggung jawab untuk membeli segalanya
Meskipun aku tidak tahu mengapa sales pemasaran itu bertanya padaku, tetapi Tiffanny Wen diam-diam menatap Andreas Lu dan mengerti akan jawabannya.
Merasakan tatapan dari Tiffanny Wen, Andreas Lu menatapnya kembali, hatinya tidak berdaya, lagipula dia juga tidak lebih baik dari Tiffanny Wen, dan tidak tahu apa yang harus dibawa untuk berkemah.
Tetapi untuk tidak membuat Tiffanny Wen malu, Andreas Lu dengan tenang melirik sales pemasaran itu: “Untuk dua orang berkemah, kamu siapkan saja perlengkapannya.”
Sales pemasaran itu melirik Andreas Lu kemudian melirik ke Tiffanny Wen dan langsung mengerti ternyata mereka berdua adalah seorang pemula.
Tentu saja, sales pemasaran itu tidak berani menunjukkan ekspresinya, tidak ada fluktuasi ekspresi di wajahnya, berbalik dan membawa Andreas Lu mereka untuk pergi melihat peralatan berkemah.
“Tuan, apakah kamu ada keinginan khusus untuk peralatannya?”
Andreas Lu dengan tenang memandangi deretan peralatan yang mempesona, dan merasa selain model yang berbeda, selebihnya tidak begitu banyak yang berbeda.
“Terserah bagaimana kamu memilihnya, yang penting kualitasnya terbaik.”
Mendengar suara Andreas Lu, bibir Tiffanny Wen berguman, dan terkatup rapat, dan tidak berani tertawa.
Sales pemasaran itu mengigit sudut bibirnya, “Tuan, jangan khawatir, kami”Thousand of miles” selalu memberikan produk yang terbaik dan yang telah diakui.”
Meskipun begitu, namun sales pemasaran itu hanya berbalik dan mengambil beberapa produk yang harganya lebih mahal, tetapi tidak menipu Andreas LU, karena ini semua adalah merek terkenal gan berguna di industry.
Sales pemasaran itu juga sangat gesit dan lincah, dalam sesaat menyiapkan dua buah tas hiking pasangan, dan memberikannya kepada Tiffanny Wen, Tiffanny Wen menunduk dan melihat, menyadari bahwa barang bawaannya sangat banyak, sebuah kompor mini portable, dua botol gas, senter, beberapa baterai cadangan, dan gulungan perban.
Tiffanny Wen berdiri jinjit dan memandang tas besar Andreas Lu dengan perasaan ingin tahu, selain kompor mini portable, sisanya semua sama, dan ada beberapa kotak korek api.
Tiffanny Wen dengan penasaran mengambil korek api dan melihat paduannya, mengerutkan kening: Anti angina anti air, korek api ini sangat luar biasa.
Tiffanny Wen memperhatikan sebentar, dan penasaran: Dimana tenda kemahnya?
Namun sales pemasaran itu seperti memahami pikiran Tiffanny Wen: “Sepertinya kalian berdua berencana pergi berkemah pada akhir pekan, dan peralatan ini sepertinya cukup, jika terlalu professional, mungkin akan menjadi beban untuk kalian berdua.”
Andreas Lu mengerutkan kening, dan melihat peralatan di dalam tas, tidak berat, untuk mereka berdua ini masih bisa, selebihnya makanan dan minuman mereka harus membelinya sendiri.
Tiffanny Wen terdiam memandang sales pemasaran tersebut, dan pendapatnya tentang dia sedikit berubah: Sepertinya sales ini tidak menipu.
Melihat Tiffanny Wen mereka seperti tidak keberatan, sales pemasaran itu bertanya: “Tuan, kalian tahu gunung mana kalian berencana pergi? Karena setiap gunung memiliki iklim yang berbeda, dengan begitu aku akan bisa lebih menyesuaikan dengan tenda dan kantong tidur kalian.”
Pertanyaan ini menghentikan Andreas Lu, karena dia berkata hanya iseng untuk pergi berkemah, sama sekali tidak memiliki perencanaan.
Namun pada saat ini, Tiffanny Wen tiba-tiba bertanya: “Tidak tahu apakah kakak ini punya rekomendasi bagus?”
Tiba-tiba di panggil kakak, sales pemasaran itu tertegun sesaat, tapi kemudian tertawa, lagipula Tiffanny Wen juga cantic, jika di panggil kakak olehnya akan melelehkan dari hati sampai tulang.
Tapi ada rasa dingin dalam tulangnya, membuatnya tersadar seketika, teringat akan pria yang berada di sampingnya, berekspresi serius, dan berpikir sejenak: “Jika musim sekarang ini, pergi ke “Gunung Wugong” adalah pilihan yang terbaik, kebetulan sekali dari kota Luo ke gunung Wugong, dan aku meliha ramalan cuaca, beberapa hari ini cerah, maka gunung Wugong ini adalah tempat yang bagus.”
“Kalau bisa sebelum matahari terbenam, cuaca di malam hari juga sangat bagus, paling rekomendasi sekitar jam enam, karena saat musim gugur dan musim dingin, kelembaban udaranya related berat, seharusnya kalian tetap bisa melihat awan dan matahari terbit.”
Tiffanny Wen tergelitik oleh apa yang dikatakan olehnya, dan segera menoleh ke arah Andreas Lu: “Bagaimana menurutmu?”
Melihat mata Tiffanny Wen penuh antisipasi, Andreas Lu tersenyum, dan mengerutkan kening, kamu juga senang.
Sales pemasaran berbalik dan menemukan tenda, raut wajahnya sedikit tertekan, tiba-tiba kemesraan yang datang juga tidak bisa terhindar.
Setelah membelinya, Tiffanny Wen melihat Andreas Lu yang kosong melompong, dan bahkan kantongnya rata, penasaran bagaimana dia akan membayarnya.
Melihat Tiffanny Wen yang menatap dirinya sendiri dengan ekspresi bercanda, mata Andreas Lu sedikit mengejek, dan kurang lebih menebak pikiran Tiffanny Wen, sudut mulutnya sedikit mencemooh, dan sangat lucu.
Kemudian tatapan penasaran Tiffanny Wen, tangan Andreas Lu gemetar, memegang sebuah kartu hitam diantara jari-jarinya yang ramping, dan menyerahkan ke sales pemasaran itu.
Saat melihat kartu hitam itu, sales pemasaran sedikit terkejut, dan kemudian mengambilnya dengan penuh hormat.
Tapi mulut Tiffanny Wen menyeringai, dan melihat kartu hitam tersebut.
Tiba-tiba, Tiffanny Wen teringat akan bunga yang dibeli Valerie beberapa hari yang lalu, tidak heran Andreas Lu mengatakan tidak punya uang, karena hanya membawa sebuah kartu, tidak membawa uang tunai!!
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangI'm Rich Man
HartantoHidden Son-in-Law
Andy LeeAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Cute Wife
DessyCintaku Pada Presdir
NingsiPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku