Precious Moment - Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain

Violet Shen dan Melody Tsu yang mengerti bahwa kesalahpahaman sendiri tentang Tiffanny Wen dan keduanya tanpa sadar membuang muka, tetapi mereka melihat Andreas Lu yang dengan tatapan yang menggoda dan sedikit menjijikan.

Untuk sesaat itu Violet Shen dan Melody Tsu merasa sedikit malu, Violet Shen yang kuat itu pun seketika menghilang, dan kemarahannya juga hilang, ada sedikit rasa malu melihat Tiffanny Wen, menghelakan nafas:”Jika bukan itu lebih baik, tetapi kamu harus ingat bahwa ini adalah barang berharga Keluarga Lu kita, jika rusak, bukankah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan santai.”

Tiffanny Wen yang melihat Violet Shen yang kehilangan muka, dan ingin mengejeknya, tetapi merasa bahwa ibu Andreas Lu, dan tidak ingin kelewatan, jadi dia mundur.

Tiffanny Wen yang tersenyum kepada Violet Shen:”Baiklah, aku mengerti, terima kasih atas penggajarannya Nyonya Lu.”

Melihat Tiffanny Wen yang memberikan dirinya sendiri turun dari tangga, Violet Shen juga tidak enak hati tentang kerusuhan tadi, pandangan putranya sendiri yang malu.

Jadi Violet Shen menganggukkan kepalanya:”Kamu tahu itu sudah bagus, waktu sudah tidak pagi lagi, aku pamit duluan.”

Melody Tsu yang melihat bayangan Violet Shen yang tergelincir itu, merasa punggung Andreas Lu yang memainkan drama itu sebuah hal yang memalukan, memutar badan dan tersenyum manis kepada Andreas Lu:”Kalau begitu Kak Andreas aku akan mengantarkan Ibu Shen.”

“Dan Nona Tiffanny, kamu harus memperhatikan masalah maagmu. Jika tidak merawatnya dengan baik kamu akan menyesalinya.”

Setelah berbicara, Melody Tsu juga meninggalkan ruangan itu, dan pergi mengejar Violet Shen.

Kebencian Tiffanny Wen yang terbilang beruntung hari ini, sebenarnya ingin mengeluarkan keburukan kamu, kamu malah memberikan kartu yang indah, lain kali kedua orang itu akan lebih susah, dengan metode yang lebih bagus.

Tiffanny Wen tentu saja tidak tahu bahwa dia dibenci oleh Melody Tsu, saat ini dia tinggal membuktikannya dan melihat Andreas Lu membereskan kedua orang itu, melihat Andreas Lu yang melihat mereka, Tiffanny Wen tidak berani untuk mengangkat kepalanya, didalam ruangan itu yang penuh dengan rasa malu daripada Melody Tsu ketika mereka masih ada disana.

Melihat Tiffannny Wen yang meneteskan air matanya, Andreas Lu juga tidak menyerah untuk terus menghiburnya, wajah yang serius:”Berapa lama infuse ini akan selesai?”

Tiffanny Wen yang mengangkat kepalanya dan melihat ke kantong infus :”Seharusnya akan segera.”

Andreas Lu mengangguk kepala:”Kalau begitu kamu tunggu aku sebentar, sebentar lagi kamu akan pulang ke rumah atau ke perusahaan.”

Tiffanny Wen yang sedikit melihat ke arah Andreas Lu sedikit terkejut, lalu menurut kamu dia akan menyerahkan dirinya?

“Kembali ke perusahaan, masih banyak kerjaanku yang belum selesai dan harus bereskan.”

Melihat Tiffanny Wen dengan mata yang pahit, Andreas Lu diam-diam mengalihkan pandangannya, menutup matanya seolah-olah tidak melihat, memalingkan kepala dan menjawab: ”Apakah kamu ingin menambah area sarapanmu di kantin Louis Canteen, jika seorang karyawan sakit dan pingsan ditempat kerja karena tidak ada waktu untuk sarapan, apa itu terhitung sebagai kecelakaan di tempat kerja?”

Tiffanny Wen secara langsung peka terhadap sindiran Andreas Lu, menjauh dari pandangan, dan dengan santai berkata:”Kedengarannya sangat kreatif ya, dan kemudian semua orang akan memposting berita tentang makanan di kantin, sebagian besar setelahnya akan membuat banyak orang yang berpacaran dan makan di perusahaan, dan kemudian kamu akan rugi.”

Andreas Lu tertawa, tidak berbicara.

Sayang sekali, Tiffanny Wen yang sedang melihat awan, secara alami todal melihat Andreas Lu di dalam pandangannya, bintang yang bersinar dan sedikit memanjakan.

Kemudian, setelah infus Tiffanny Wen habis Andreas Lu mengirimnya pulang ke rumah dengan misterius…. Andreas Lu mengatakan itu, tidak mampu membayar kecelakaan kerja, kamu sendiri harus beristirahat di rumah.

………………………………………………………………

Di hari-hari berikutnya, meskipun Melody Tsu terus mempersulit Tiffanny Wen, tetapi karena masa krits proyek dia juga tidak berlebihan, paling banyak dipilih dan menjijikan, secara umum dikatakan, dan jauh lebih baik.

Karena gara-gara proyek kerjasama keluarga Su, Tiffanny Wen selalu sibuk berlarian, bisa dikatakan habis, dan seringkali tidak ada waktu untuk membeli sarapan diluar.

Namun yang mengejutkan Tiffanny Wen, Andreas Lu di rumah sakit akan dilakukan dengan segera. Pada hari ketiga keluar dari rumah sakit, kantin pada sarapan pagi jendela dibuka, mulai dari kue-kue barat hingga bubur susu kedelai, semua tersedia.

Jadi sekarang Tiffanny Wen belum sarapan, minta saja Jennifer untuk membeli bubur, Jennifer setiap kali dengan sadar akan menurunkan porsi makannanya setelah makan…..

Pada hari ini, Tiffanny Wen baru saja keluar dari ruang meeting, ditangan sudah memegang bahan akhir pembahasan Andreas Lu dan Melody Tsu, dan berencana untuk membawa rekaman elektronik ke kantor.

Tiffanny Wen menundukan kepala dan memeriksa dengan teliti, untuk melihat ada tidak informasi yang bocor, informasi ini tidka dapat ditorelansi kesalahan.

Karena terlalu focus, saat melewati rintangan , Tiffanny Wen tidak melihat jalan, sehingga terkena tenaga yang kuat dan terjatuh dari belakang, data terlepas dari tangan.

Tiffanny Wen duduk tengkurap dan mengusap pantatnya yang sakit, sambil memandang Hanita Gu dan meminta maaf:”Maaf Direktur Gu, aku terlalu terburu-buru sampai tidak memperhatikan jalan.”

Hanita Gu sedikit mengelengkan kepalanya, dan saat itu Tiffanny Wen tersenyum:”Tidak apa-apa, lain kali harus hati-hati.”

Melihat dokumen-dokumen yang beserak di lantai, Tiffanny Wen sedikit kebinggungan, mengambil beberapa lembar dan melihat-lihat, tetapi ternyata beberapa itu bukan miliknya, memberikan kepada Hanita Gu.

Karena kedua dokumen mereka berdua menggunakan kertas A4, oleh karena itu sulit untuk membedakannya, setelah dengan tidak mudah untuk membedakannya, Tiffanny Wen dan Hanita Gu kembali ke kantor masing-masing.

Tiffanny Wen yang begitu kembali ke kantor, berencana untuk menyimpan file terlebih dahulu, bagaimanapun juga file ini penting dan tidak boleh ada kesalahan pun.

Tetapi Tiffanny Wen yang menemukan urutan yang kacau, dan satu per satu harus dilihat dan disortir, Tiffanny Wen yang menyadari di tengah bagian ada beberapa yang hilang, Hanita Gu mengetuk pintu dan masuk.

“Direktur Wen, aku menemukan beberapa lembar dokumen, bisa jadi tadi salah mengambilnya.”

Tiffanny Wen mengambil dokumen itu dan melihat bagian yang kekurangan, setelah dipilih, Tiffanny Wen memeriksanya sekilas, menyadari semua ada di belakang, baru melegakan nafas.

Juga tidak ada yang dicurigai apapun, membalikan badan kearah Hanita Gu dan tersenyum dengan penuh berterima kasih:””Terima kasih Direktur Gu, ini adalah dokumen yang penting, yang belum di simpan, jika saja hilang, akan sangat buruk.”

Hanita Gu tersenyum:”Oleh karena itu dokumen yang penting, kamu harus menyimpannya dengan baik-baik.”

Tiffanny Wen menganggukan kepala, juga tidak banyak berpikir, untuk meneliti dokunem dan koreksian file yang diedit secara keseluruhan.

Setelah memastikan tidak ada lagi kesalahan, dokumen itu di simpan ke komputer, dan mengembalikan ke Andreas Lu untuk tanda terima ulang.

Tiffanny Wen awalnya berpikir meskipun gerakan Hanita Gu beberapa hari ini. Tidak berpikir waktu berlalu sangat tenang berapa bulan ini, tangan yang sedang memegang proyek juga berjalan sangat tertib.

Namun ketika Tiffanny Wen sudah sedikit lega, Melody Tsu membawa asistennya, berjalan menuju ruangan kantor direktur.

Begitu masuk, melihat Melody Tsu yang mengerutkan kening, langsung membuka pintu Andreas Lu dan berkata:”Andreas Lu, kami membawa berkas yang disalin oleh orang lain.”

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu