Precious Moment - Bab 11 Rok Dia Robek

"Dasar pelit, aku hanya ingin menumpang mobilmu, malah menyuruhku membayar ongkos." Tiffanny Wen memperhatikan punggung pria itu, lalu berjalan mengikutinya, tidak ada cara lain, pada tempat ini, pada waktu ini, tidak mudah untuk mencari taksi.

Demi pameran, Tiffanny Wen mengikuti pria itu berjalan menuju mobilnya.

Gaun biru tua Tiffanny Wen hanya mencapai lutut, rok panjangnya yang terseret di tanah bagaikan ekor ikan itu terlihat sangat cantik, ketika dia berjalan, tidak sengaja ujung roknya terkait oleh paku.

Tiffanny Wen melihat ujung roknya yang terkait, membungkukkan badannya dengan hati-hati untuk menyelamatkan roknya.

Andreas Lu mengira Tiffanny Wen tidak bisa mengikutinya karena gerakannya sangat lamban, dia bertanya tanpa menolehkan kepalanya ke belakang: "Kenapa kamu sangat lamban? Cepat masuk ke dalam mobil."

Mendengar ucapan dia, lalu melihat ujung roknya yang masih terkait, Tiffanny Wen merasa malu.....

"Rokku terkait, sebentar lagi akan terlepas."

Walaupun pria ini meminta dia untuk membayar ongkos, tetapi untung saja dia mau membantunya, Tiffanny Wen merasa berterima kasih, jadi dia menjawab pertanyaan Andreas Lu dengan tenang.

Andreas Lu sedang terburu-buru, ketika dia melihat Tiffanny Wen dengan hati-hati berusaha mengangkat roknya, dia merasa cemas, dia dengan cepat berjalan ke hadapan Tiffanny Wen, dan membantunya mengangkat roknya, ketika Tiffanny Wen melihat tindakan dia, mukanya memerah.

"Terima kasih!" kata Tiffanny Wen dengan lembut.

Andreas Lu hanya mengangkatnya tanpa tenaga, lalu terdengar sebuah suara, ternyata rok Tiffanny Wen robek.

Tiffanny Wen yang awalnya tersenyum menjadi membeku.....

Andreas Lu tidak menyangka roknya akan robek hanya dengan sedikit tenaga yang dia kerahkan, tetapi dia menatapnya dengan tidak bersalah.

Tiffanny Wen melihat roknya yang robek, lalu melihat waktu, dia merasa dirinya tidak sempat untuk pulang dan mengganti pakaian yang lain.

Melihat Andreas Lu yang sama sekali tidak merasa bersalah, Tiffanny Wen masuk ke dalam mobil dengan marah....

Andreas Lu melihat Tiffanny Wen yang masuk ke dalam mobil, bertanya dengan suara yang rendah: "Apakah kamu memutuskan akan tetap memakai gaun ini?"

Tiffanny Wen melihat rok dia yang awalnya selutut, sekarang sudah menjadi sepaha, lalu ada seorang pria duduk di sampingnya, wajah dia memerah.

Sangat jelas rok ini tidak bisa dia pakai lagi, jika memakai rok ini bukankah harga diri dia sebagai desainer akan menurun? Sepertinya dia harus sedikit mengubahnya.

Tiffanny Wen berpikir sejenak lalu menjawab dengan percaya diri: "Aku punya ide."

Wajahnya tersenyum lebar.

Setelah memikirkan bagaimana akan mengubah gaun ini, Tiffanny Wen berusaha menurunkan risleting di belakangnya, tetapi sayangnya mobil itu sempit, dan ada seorang pria duduk di sampingnya, dia tidak bisa bertindak seenaknya, dia melihat pria di sampingnya, lalu berkata dengan pelan: "Bisakah kamu membantuku menurunkan sedikit risletingnya?"

Andreas Lu menatap Tiffanny Wen dengan aneh, lalu ketika melihat dia mengatakannya dengan pelan dan hati-hati, dia ingin menjaili dia.

Dia berkata dengan nada mengejek: "Kenapa? Ingin menggodaku? Tidak disangka, kamu ternyata sangat cabul."

Setelah mendengar ucapan dia, hampir saja Tiffanny Wen akan memuntahkan darah: "Siapa yang cabul, kamu yang cabul, seluruh keluargamu cabul! Melihat pakaianmu yang bagus, tidak disangka kamu ternyata mempunyai pikiran tidak seonoh itu."

"Apakah ini cabul? Aku bisa lebih cabul daripada ini, ingin mencobanya?"

Andreas Lu tersenyum jahat, dan mencondongkan tubuhnya.

Tiffanny Wen bergeser ke belakang, lalu berkata dengan sedikit malu : "Kamu......menjauhlah dariku."

"Apakah kamu yakin? Aku tidak perlu menurunkan risletingmu?"

"Tidak perlu."

Tiffanny Wen mendengus dengan angkuh, lalu berusaha menurunkan risletingnya.

Tetapi setelah beberapa waktu, dia tetap tidak bisa menurunkannya.

Andreas Lu melipat kedua tangannya di depan dada, dan menyaksikannya dengan tenang, seperti sedang melihat sebuah film. Membuat muka Tiffanny Wen memerah.

Orang ini......

"Hei, kamu, benar-benar keras kepala."

Andreas Lu menatap wajah Tiffanny Wen yang cemberut, tidak tahu wajah dia memerah karena marah atau sedang menahan malu, dia merasa dia sangat lucu ketika sedang marah, dia menghilangkan niat untuk menjailinya, dan membantu dia menurunkan risletingnya.

Tiffanny Wen melihat pria ini dengan serius menurunkan risletingnya, dan tidak melakukan tindakan yang aneh, dia malas memedulikan masalah tadi.

Setelah mengatakan terima kasih, dia mengeluarkan tasnya, dan mengeluarkan gunting, jarum dan alat-alat lainnya yang digunakan untuk membuat baju yang selalu dia bawa kemana-mana, dan mulai mengubah roknya yang bisa membuat orang lain terpana.

Melihat jarinya yang ramping dan putih bergerak dengan terampil dan fleksibel di atas roknya, membuat tempat yang telah dia datangi menjadi berbeda.

Andreas Lu terkejut, tetapi meskipun dia terkejut, dia ingin melihat hasil gaun yang telah diubah oleh Tiffanny Wen.

Setelah sepuluh menit, Tiffanny Wen telah selesai merubah gaun itu, dan gaunnya terlihat lebih bagus daripada gaun aslinya, Andreas Lu tidak bergerak, tetapi dia berkata dengan tenang: "Tidak disangka kamu sangat mempunyai kemampuan."

Tiffanny Wen melihat gaun yang telah dia ubah dengan puas, dan menjawab dengan bangga: "Tentu saja, ini adalah pekerjaanku."

Melihat wajah Tiffanny Wen yang senang setelah mengubah gaunnya, Andreas Lu merasa ketertarikannya kepada dia bertambah: Wanita ini, selalu membuat ketertarikanku bertambah setiap bertemu dengannya, sangat menarik.

Dave Gu yang sedang mengemudi tiba-tiba mengerem, mobil perlahan-lahan berhenti, dan membuat pikiran Andreas Lu terhadap dia berhenti.....

Andreas Lu bertanya dengan tidak sabar: "Kenapa berhenti?"

Dave Gu tentu saja mendengar nada tidak sabar dalam suara bosnya, dia hanya bisa menjawab: "Tuan Muda Ketiga, lalu lintas macet di Zhongnan Avenue."

Andreas Lu mengerutkan keningnya dengan kesal.

Tiffanny Wen memandang jalan di depannya, sekelompok semut berputar-putar dengan cemas di dalam hatinya, tidak tahu akan macet sampai kapan, pameran Louis akan segera dimulai, oh. Untung saja di sini tidak jauh dari tempat pameran, lebih baik dia berjalan kaki saja.

Dia membuka pintu mobil dan turun, sebelum menutup pintu dia berkata: "Terima kasih atas tumpanganmu, aku masih mempunyai urusan, jadi aku pergi terlebih dahulu."

Tidak menunggu orang di dalam mobil menjawab, dia segera menutup pintu mobil dan berjalan menjauh.

Andreas Lu menatap punggung Tiffanny Wen yang berjalan menjauh, dia menyipitkan mata, wanita ini sangat menarik.

Setelah beberapa menit, Tiffanny Wen sampai di depan pintu pameran Louis.

Dia mengeluarkan cermin kecil dari dalam tas, lalu menambahkan sedikit riasan, dan berjalan memasuki pintu pameran......

Ketika Tiffanny Wen akan berjalan masuk, dia dihentikan oleh penjaga keamanan di depan pintu.....

"Nona, tolong tunjukkan undangan Anda."

Tiffanny Wen dengan linglung menatap penjaga keamanan.

Penjaga keamanan melihat Tiffanny Wen tidak mengeluarkan undangan, lalu dia berkata dengan lembut: "Nona, maaf, Anda tidak bisa masuk jika Anda tidak mempunyai undangan."

Tiffanny Wen berpikir bahwa dia telah melupakan masalah ini, awalnya staf pameran ingin mengirimkan mobil untuk menjemputnya, tetapi dia menolaknya karena takut merepotkan, dan dia tidak berkata tentang undangan, karena itu kejadian memalukan ini dapat terjadi di depan pintu pameran.

Ketika para tamu yang masuk terus-menerus melihat kejadian ini, mereka tidak bisa membantu dan mengalihkan pandangan mereka, membuat wajah Tiffanny Wen memerah.

Pada saat ini, mobil Wenny Zhou dan Selena Qin berhenti di depan pintu....

Sebenarnya Wenny Zhou dari jauh sudah dapat melihat Tiffanny Wen yang sedang berdiri di depan pintu, tetapi dia sebelumnya tidak yakin, ketika dia melihatnya sekarang, memang benar itu Tiffanny Wen.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu