Precious Moment - Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?

Sekumpulan orang menoleh ke arah sang pembicara, dan melihat pria yang melangkah dengan tenang.

Dia sangat tampan ditambah aura tubuhnya yang menakjubkan, seketika semua orang terkejut.

"Siapa dia?"

"Tidak tahu, kelihatannya bukan orang biasa."

"Apa hubungan dia dengan wanita itu? Mengapa melindunginya?"

Di tengah-tengah bisikan orang-orang, pria ini melangkah dan berhenti di depan Tiffanny Wen.

Tubuhnya yang tinggi itu menarik dia ke dalam pelukannya. Bau hormon yang kuat langsung masuk ke dalam hidungnya.

Dia menyipitkan matanya dan ekspresi dengan tidak senang berkata, "sejak kapan membutuhkan persetujuan jika wanita aku ingin tinggal di dalam hotel yang aku buka?"

Tiffanny Wen menatapnya dengan terkejut.

Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Andreas Lu di sini.

Lebih tidak mengerti mengapa dia asal berbicara seperti itu.

Sejak kapan dia menjadi wanitanya?

Lucas Zhao tertegun sejenak, melangkah maju dan bertanya kepada Andreas Lu, "Tuan.....Tuan Muda Ketiga, Anda tadi mengatakan bahwa nona ini.....merupakan wanita.....Anda?"

Andreas Lu tidak menjawabnya, dengan lengannya yang panjang dan kuat itu dia merangkul pinggang Tiffanny Wen. Dengan gerakan seperti itu sudah memberitahu kepada semua orang, apa hubungan dia dengan dirinya!

"Maaf, Tuan Muda Ketiga. Tadi aku buta dan menyinggung wanita ini. Aku harap Anda tidak memasukkannya ke dalam hati dan memaafkan aku kali ini."

Lucas Zhao meminta maaf hingga keringat dinginnya bercucuran.

Dia tidak menyangka wanita ini memiliki latar belakang yang begitu besar.

Para penonton melihat sikap manajer hotel yang berubah 180 derajat pun merasa bingung. Mereka menebak-nebak sebenarnya siapa Andreas Lu dan Tiffanny Wen ini. Hingga bisa membuat manajer hotel begitu hormat kepadanya.

Ekspresi Greyson Tsu yang berada di samping pun tidak bisa ditebak.

Terlebih melihat pria itu merangkul Tiffanny Wen dengan romantis, matanya muncul kobaran api, seolah-olah Tiffanny Wen telah berselingkuh di belakangnya.

Dia tidak mengetahui bahwa dalam hati Tiffanny Wen saat ini juga berantakan.

Dia hanya bertemu dengan pria ini sebanyak dua kali dan juga berselisih. Lebih baik mengatakan bahwa dia adalah musuhnya daripada wanitanya.

Bahkan dia saja tidak mengetahui nama dia.

Tiffanny Wen berusaha melepaskan pelukan dia, tetapi tangan pria ini tidak bergerak sama sekali dan memberikannya tatapan penuh peringatan.

Seketika hati Tiffanny Wen muram, dia menyadari dia telah terkena masalah yang sangat gawat.

Pria ini.......jangan-jangan ingin membalaskan dendamnya?

Baru saja terpikirkan sepert itu, dia mendengar pria ini berbisik di samping telinganya ini berkata, "tenanglah, jika tidak kamu akan diusir."

Satu kalimat ini membenarkan tebakan dia.

Pria ini bukan hanya saja berperilaku jahat dan sangat pendendam. Bukankah hanya ditendang sekali saja? Tidak mungkin kehilangan satu potong daging bukan?

Dia mendumel dalam hati, tetapi dia tidak lagi berusaha melepaskan pelukannya.

Dia tidak melupakan keberadaan Greyson Tsu yang ada di sampingnya dan dia melihat dirinya dengan tatapan seolah-olah dirinya telah berselingkuh.

Tiffanny Wen merasa sangat lucu.

Benar-benar tidak tahu dimana letak rasa malunya yang berani-beraninya menatapnya seperti itu.

Tetapi jika dengan begini tentu akan membuat dia tidak senang, dia sama sekali tidak keberatan untuk berakting lebih lanjut.

Begitu terpikirkan sampai ke bagian ini, Tiffanny Wen langsung masuk ke dalam pelukan Andreas Lu dan memukul pelan dadanya berkata, "semua salahmu yang baru datang di saat seperti ini. Kamu tidak tahu tadi ada lalat busuk yang menyebalkan terus menganggu aku, dia mengatakan aku hanya pantas mendapatkan pria yang untuk menenteng sepatu dia."

Andreas Lu menyipitkan matanya melihat perubahan sikap Tiffanny Wen yang sedang bersender pada dadanya.

Wanita ini.....bisa juga memutar balikkan fakta.

Dia pikir tadi dirinya tidak mendengar perkataan yang sebenarnya?

Tetapi, karena dia sudah berakting seperti itu. Dia tidak keberatan untuk mengikuti alurnya.

"Menurut kamu, apakah aku terlihat seperti orang yang menenteng sepatu orang lain?"

Dia memajukan badannya dan berbisik di samping telinga dia.

Tiffanny Wen merasa tidak nyaman melihat jarak dia yang begitu dekat. Dia tersenyum dan berkata, "mana mungkin? Kamu begitu berwibawa, begitu tampan. Jika memang harus menenteng seharusnya juga dia yang menenteng sepatumu. Tetapi aku merasa dia tidak pantas untuk menenteng sepatu kamu!"

"Aku juga berpikir seperti itu, tidak sembarangan orang yang memiliki hak untuk menenteng sepatu aku!"

Andreas Lu melirik sekilas ke arah Greyson Tsu sambil tersenyum tipis. Tiba-tiba dia mencium Tiffanny Wen.

Ciuman ini tidak panas dan tidak dalam. Hanya tersentuh sebentar saja, tetapi berhasil membekukan otak Tiffanny Wen dan membulatkan matanya, menatapnya dengan penuh ketidak percayaan.

Kenapa.....dia mencium dia?

Pria brengsek ini........

Begitu Tiffanny Wen kembali sadar, dia merasa marah dan juga malu.

Dia sangat ingin menendangnya tetapi dia tidak boleh melakukannya.

Jika benar-benar ditendang, maka akting berduanya akan terbongkar.

Lagipula, dirinya yang berinisiatif menempel ke diri dia....

Benar-benar karma!

Tiffanny Wen menangis tanpa ada air mata berkata, "aku lelah, ingin pulang."

"Baik, ayo kita pulang."

Selesai berbicara, dia merangkul pinggang dia, dengan terpaksa berjalan ke arah lift. Sebelum pergi dia berbicara kepada Lucas Zhao, "aku tidak akan menyalahkan kamu atas kejadian hari ini. Tidak peduli menggunakan cara apa pun, kamu haru menenangkan pengunjung."

"Baik, Tuan Muda Ketiga."

Lucas Zhao menjawab dengan hormat.

Masalah sudah terselesaikan, penonton perlahan-lahan membubarkan dirinya. Sedangkan Tiffanny Wen yang berada di dala lift bersama Andreas Lu bertanya dengan malu, "mengapa kamu tadi melakukan itu?"

"Apa yang telah aku lakukan?"

Andreas Lu meliriknya dengan datar dan meremehkan.

Tiffanny Wen melototinya dengan marah, "kamu masih berpura-pura!"

"Oh, yang kamu maksud itu ciuman tadi?"

Andreas Lu terlihat begitu bijaksana dengan datar menjawab, "kamu yang menarikku untuk berakting. Itu sebagai timbal balik, aku ini tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan diri sendiri."

Suara Tiffanny Wen tercekat di tenggorokannya. Tidak naik juga tidak turun.

Dia benar-benar sangat bodoh.

Sejak awal sudah mengetahui pria ini menjengkelkan, mana mungkin akan membantu dia 'memukul' wajah Greyson Tsu dengan ikhlas?

Ekspresi Tiffanny Wen yang seolah-olah mengatakan lebih baik bunuh diri saja berhasil membuat Andreas Lu untuk menjahilinya kembali.

"Kenapa? Apakah kamu merasa tidak terlalu buruk? Apakah ingin melakukannya sekali lagi?"

Ruangan di dala lift sangtlah kecil, dia yang terus memajukan langkahnya berhasil memojokkan Tiffanny Wen ke sudut lift.

Saat ini, jarak di antara mereka berdua sangat dekat, wangi parfum pria ini itu pun menusuk hidungnya hingga dia tidak bisa bernafas.

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Dia menatapnya dengan gugup dan penuh waspada.

Andreas Lu tertawa dan berkata, "ingin!"

Kedua pipi Tiffanny Wen memanas dan berkata,"brengsek!"

"Brengsek?" Kedua mata Andreas Lu menyipit dengan tatapan penuh bahaya mengatakan, "begini saja sudah brengsek? Aku benar-benar brengsek jika di atas ranjang, apakah kamu ingin mencobanya?"

"Kamu....kamu tidak tahu malu!"

Kedua pipi Tiffanny Wen semakin panas, seperti baru saja mengisi darah.

Pria ini, mengapa bisa mengucapkan itu tanpa merasa malu?

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu