Precious Moment - Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan

Melihat ekspresi dingin Stella yang tampak sarkastik, senyuman Caterina membeku, dia tampak canggung.

Awalnya dia memang adalah sahabat Stella, begitu juga dengan kakaknya dan Andreas. Pada saat itu, Caterina dan Stella tidak mengatakan apa-apa, jadi mereka pun sudah memiliki pemahaman akan kepribadian mereka masing-masing. Meskipun sifat mereka mungkin telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, namun mereka tidak akan memiliki perubahan yang begitu banyak.

Oleh karena itu, Caterina tentu tahu bahwa Stella sedang mengomelinya. Bagaimanapun juga, Stella telah menghabiskan banyak waktu untuk menjodohkan dirinya dengan Andreas. Tapi pada akhirnya, dia pergi tanpa menyisakan kata-kata...

Caterina menatap Stella dengan ekspresi memelas, situasinya menjadi lebih canggung, dia meminta maaf: "Kak Stella, maafkan aku..."

"Memang itu salahku, seharusnya aku tidak boleh pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun...Tapi aku..."

"Tidak apa-apa, kamu benar. Kamu tidak perlu meminta maaf kepada siapa pun."

Dengan nada yang dingin Stella memotong kata-kata Caterina. Meskipun dia mengatakan hal itu, namun senyuman di wajah Stella tampak sangat mengerikan.

"Semuanya itu adalah pilihanmu sendiri. Karena kamu telah memilih untuk melakukannya, kamu tidak perlu berpura-pura menjadi tampak menyedihkan. Apapun alasannya, kamu harus menanggung konsekuensi dari apa yang kamu lakukan."

Usai berkata, Stella meraih lengan Andreas sambil tersenyum, lalu melangkah melewati Caterina dan terus berjalan.

Meski senyum di wajah Stella masih tampak begitu hangat, namun tatapannya sungguh amat dingin, membuat darah Caterina membeku sejenak.

Sadar bahwa Stella telah melewatinya, Caterina pun tertegun. Ada getaran pada bibirnya, tetapi dia masih tidak dapat memberikan bantahan atau pun penjelasan.

Dia berbalik, melihat punggung Stella dan Andreas yang perlahan-lahan menghilang. Ada kesedihan di dalam tatapannya itu, dia menggigit bibir bawahnya, lalu menyaksikan Melody yang berjalan di samping Andreas dengan senyuman hangat dan tatapannya dipenuhi dengan kecemburuan. Namun pada akhirnya, dia hanya dapat menghela nafas tanpa daya, lalu berbalik, hatinya dipenuhi dengan ketidakberdayaan dan kesedihan.

Caterina pun tidak dapat berbuat apa-apa mengetahui Stella begitu membenci dirinya. Lagipula, dia telah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Stella pasti mengira bahwa dirinya telah mengkhianatinya. Dia begitu egois sehingga tidak memikirkan perasaan mereka...

Namun, sebenarnya Kak Stella adalah orang yang bermuka dua. Selama dirinya memiliki waktu untuk memberikan penjelasan kepadanya, maka Kak Stella pasti akan segera memaafkan dirinya.

Memikiran hal ini, Caterina merasa bahwa dalam sekejap semangat juangnya kembali muncul. Selama Kak Stella memaafkan dirinya, mungkin dia bisa mendapatkan informasi mengenai Tiffanny dari Kak Stella, sehingga kemudian dia dapat dengan mudah menyingkirkan wanita itu dari Andreas.

Tanpa disadari, sudut bibir Caterina terangkat, ada rasa bangga di hatinya. Tetapi, setelah teringat kembali tampilan Melody yang berada di samping Andreas, wajahnya kembali menjadi muram.

Meskipun dapat dikatakan bahwa dirinya memiliki hubungan kemitraan dengan Melody, namun tampaknya dia sama sekali tidak memiliki niat yang tulus. Meskipun bukannya Caterina sama sekali tidak mempercayainya, tapi tidak dapat dihindarkan bahwa semua ini akan berakhir buruk. Sehingga untuk berjaga-jaga, akan lebih baik jika dirinya lebih waspada...

Di sisi lain, setelah Stella bertemu dengan Caterina, suasana hatinya pun menjadi tidak bagus. Terlebih lagi, Andreas yang pada awalnya memang sudah tampak dingin, membuat suasana di sekitar semakin mendingin.

Melihat Melody yang saat ini mengoceh di sekitar Andreas dengan senyuman di wajahnya, membuatnya Stella yang tidak dalam mood yang baik, merasa mual dan alisnya pun berkerut. Tetapi setelah sadar bahwa dirinya sedang berada di rumah Keluarga Tsu, Stella pun tidak dapat mengatakan sesuatu yang terlalu blak-blakan, jadi dia hanya dapat menenangkan diri: "Melody, lebih baik kamu pergi untuk menyambut tamu yang lain, Aku dapat berkeliling-liling bersama Andreas."

Walaupun masih ada yang ingin Melody katakan, namun setelah melihat ada ketidak sabaran di mata Andreas, dia pun hanya dapat mengangguk dengan patuh: "Kalau begitu, kalian pergi berkeiling-liling lah, aku akan menyambut tamu yang lain."

Stella pun mengangguk sambil tersenyum, lalu segera berjalan pergi bersama Andreas.

Melihat Andreas yang pergi menjauh, senyuman di wajah Melody segera memudar. Dia dengan tenang menatap Stella: Jika bukan karena demi berakting di depan Caterina, maka aku pun juga terlalu malas untuk berlaku manis, dengan wajah dinginmu itu.

Namun saat ini, tampaknya rasa benci Stella terhadap Caterina telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, nilai Caterina pun telah berkurang...

Pada awalnya, dirinya masih mengira walaupun sudah tidak ada harapan lagi dengan Andreas, namun terhadap Stella yang awalnya memang memiliki hubungan yang baik dengannya saja, Caterina bahkan masih berencana menggunakannya untuk membuat hubungannya menjadi lebih baik dengan Stella. Jadi tampaknya ancamanTiffanny terhadap dia lebih buruk dari dirinya...

Mata Melody perlahan-lahan menyipit, tatapannya terlihat dingin. Kemudian dia menatap ke arah Andreas, yang sedang di tepi kolam dan pergi dengan tergesa-gesa.

Andreas diseret oleh Stella untuk duduk di di tepi kolam renang.

Ketika Andreas melihat wajah Stella yang membeku, suasana hatinya sudah menjadi lebih baik, sehingga dia pun mengeluarkan candaan: "Siapa yang bilang wajah kaku ku akan mengerut?"

Stella yang awalnya sedang memegangi kepalanya, melihat ke arah kolam renang yang berkilauan. Tanpa diduga setelah dia mendengar kata-kata Andreas itu, tubuhnya menjadi kaku, lalu dia memberikan tatapan dingin, seolah da tidak mau bicara.

Tetapi Stella tiba-tiba menoleh, memberikan Andreas tatapan yang penuh dengan peringatan dan ancaman.

"Andreas, sudah kubilang bahwa saat ini kamu adalah milik Fanny. Jika kamu berani memiliki hubungan dengan Caterina, maka aku akan memutus tali persaudaraan."

Melihat bahwa Stella tampak begitu serius, awalnya Andreas mengira dia ingin mengatakan sesuatu. Tetapi setelah mendengar kata-katanya itu, dia pun mendengus dengan dingin, di dalam tatapannya ada rasa kekesalan.

"Apakah inilah yang ingin kamu katakan? Itu sungguh membosankan."

Setelah itu, Andreas pun mengalihkan pandangannya tanpa minat. Dia diam-diam melihat ke pintu gerbang halaman belakang. Ada kekhawatiran di dalam tatapannya itu. Dia pun mengeluarkan ponselnya, awalnya dia ingin menelepon Tifanny, namun pada akhirnya dia tetap menahannya.

Melihat penampilan adik laki-lakinya, Stella memiliki senyuman jahat di wajahnya, tetapi matanya sudah tampak lebih rileks.

Stella pun mengeluarkan candaan: "Ada apa? Mengapa kamu begitu mengkhawatirkan Fanny?"

Andreas menatap Stella dengan datar, tidak ingin mengungkapkan apa pun.

Stella memegangi kepalanya, menatap ke arah Andreas dengan penuh minat. Senyumannya penuh dengan ejekan: “Andreas, apakah kamu sudah memberi tahu Fanny di mana lokasi pesta ini? Apakah dia benar-benar dapat menemukannya sendiri?”

Andreas membeku sejenak, teringat bahwa dia tidak menyebutkan apapun tentang pesta ini di depan Tiffanny, karena Tiffanny telah berkata begitu yakin, dia seharusnya dapat menemukannya...

Ada ketidakyakinan di dalam tatapan Andreas, dia pun mengerutkan alisnya. Lalu menatap Stella, kemudian bangkit berdiri, lalu berjalan ke pintu.

Pada saat ini, dia baru melihat Tiffanny yang berjalan masuk.

Begitu dia menoleh, Tiffanny melihat Andreas yang menghampirinya. Meskipun tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, namun di dalam tatapannya ada kecemasan, dan juga ada kelegaan, hal ini terlihat olehTiffanny.

Dia terkekeh pada Andreas, mengeluarkan candaan, "Mengapa kamu terburu-buru? Apakah kamu tidak sabar menunggu?"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu