Precious Moment - Bab 124 Dasar Keparat

Andreas Lu menutup pintu dengan nafas memburu. Dia menatap Tiffany Wen yang masih dalam pengaruh obat. Matanya bekilat.

Wanita ini benar-benar merepotkan. Kadang, dia adalah biang masalah. Kini, dia berani main api yang kemungkinan bisa membakar dirinya sendiri.

Badan Tiffany Wen tidak henti-hentinya menggeliat. Matanya kehilangan fokus dan poni rambutnya berantakan. Dia menarik poninya kesamping dan menunjukkan wajahnya yang cantik. Dia lalu mendongak dan menatap Andreas Lu sambil tersenyum menggoda.

Wajahnya bersemu merah, matanya memicing dan berkilat, bibirnya yang sewarna ceri menyungging senyum nakal. Karena obat itu, Tiffany Wen tampak menggairahkan. Andreas Lu terpana.

Pikiran Andreas Lu mulai kacau. Nafasnya juga mulai memburu dan matanya berkilat.

Dia mengerang sambil menutup mata dan mencoba menenangkan nafas dan detak jantungnya yang berdegup terlalu cepat.

Dia takut dia tidak bisa menahan nafsunya dan akhirnya meniduri wanita ini.

Namun, karena godaan demi godaan dari Tiffany Wen, badan Andreas Lu rasanya semakin memanas. Dia juga menyaksikan bagian dada wanita ini tampaknya semakin tegak.

Andreas Lu menutup matanya lagi. Dia mencoba dengan sekuat tenaga untuk menahan nafsunya.

Hanya saja, pemandangan di hadapannya membuat indra perabanya semakin sensitif. Tiffany Wen masih belum juga berhenti mengusapkan kepalanya di lengan Andreas Lu. Rambutnya yang lembut seperti bulu menyentuh bagian lehernya.

Lalu, sebuah lonjakan tenaga yang hebat, seperti petir yang turun dari langit, menjalar dari ujung kepala sampai ujung kaki Andreas Lu. Nafsu yang dari tadi di pendamnya pun meledak. Alasannya memendam nafsu itu seakan hilang tanpa jejak.

Dengan sekali erangan, Andreas Lu menahan Tiffany Wen di tembok. Matanya berkilat dan nafasnya semkain memburu ketika dia melihat wanita di hadapannnya. Tiffany Wen dan Andreas Lu saling bertatapan dan akhirnya mereka pun mulai bersentuhan.

Benak Andreas Lu kini penuh oleh nafsu yang meledak-ledak. Akal sehatnya menghilang dan benaknya kabur.

Dia tidak sengaja menyentuh luka yang ada di lidah Tiffany Wen. Tiffany Wen mengerang kesakitan dan aroma darah itu lalu menyebar ke mulutnya.

Aroma darah dan erangan Tiffany Wen membuat akal sehatnya kembali datang. Dia lalu menjauh dari wanita itu dan nafsu di matanya pun padam.

Namun, Andreas Lu lalu sadar dimana letak pahanya.

Tiffany Wen mengerang. Andreas Lu bisa merasakan desahan nafas wanita itu di bagian belakang lehernya. Walaupun Andreas Lu tidak sesensitif Tiffany Wen, namun sikapnya yang provokatif itu tetap saja membuatnya terangsang. Tanpa sadar, Tiffany Wen mengusapkan tubuhnya diantara bagian kaki Andreas Lu. Andreas Lu yang sudah susah payah menahan nafsunya, kini harus terangsang lagi.

Dia mengambil nafas dalam-dalam untuk memadamkan nafsunya yang membara. Lalu, dia membawa wanita itu ke kamar mandi dan meletakkannya di bathtub dengan hati-hati. Andreas Lu lalu keluar kamar mandi dan melepas mantelnya. Dia menggulung lengan kemejanya dan mulai membasahi rambutnya.

Tiffany Wen berusaha melawan ketika Andreas Lu mulai memandikannya dengan satu tangan dan tangannya yang lain menahan badannya di dalam bathtub supaya dia tidak keluar.

Tiba-tiba, Tiffany Wen menarik dasi Andreas Lu. Lantai kamar mandi itu basah karena cipratan air dari ulah Tiffany Wen. Andreas Lu pun jatuh ke dalam bathtub.

Air terciprat dari dalam bathtub. Setengah badan Andreas Lu berlutut di samping bathtub dan setengah badannya lagi trecebur di dalam bathtub. Kedua tangannya berada tepat disisi Tiffany Wen. Kemejanya yang basah melekat di badannya yang bidang, namun dia hanya menatap Tiffany Wen dengan muram.

Saat itu, baju Tiffany Wen yang basah juga melekat di tubuhnya. Baju itu seakan membentuk lekuk tubuhnya yang sempurna. Wajahnya memerah, matanya setengah terbuka, dan bibirnya menyungging senyum yang menggoda. Dia seperti mangsa yang menggairahkan.

Namun, Andreas Lu sedang tidak ingin menikmati pemandangan itu. sejak kecil, dia belum pernah berada di situasi seaneh ini. Dia lalu berdiri dengan wajah muramnya. Rasa kesalnya menutupi nafsunya yang tadi membara. Dia lalu melepas kemejanya yang basah dan menunjukkan badannya yang bidang, juga kulitnya yang langsat. Dia menyeringai ke wanita itu. dia mendongak dan memutar air dingin ke debit maksimal. Dengan tatapan yang ganas, dia lalu berjalan dengan perlahan kearah Tiffany Wen.

Setelah beberapa saat, efek obat itu akhirnya memudar. Tiffany Wen pun tertidur walau tidak pulas. Andreas Lu kelelahan. Dia lalu membawa wanita itu keluar dari kamar mandi. Dia takut Tiffany Wen flu, namun dia tidak mungkin melucuti pakaiannya. Jadi, dia membalutkan handuk ke badan Tiffany Wen dan membaringkannya di ranjang.

Andreas Lu juga sama lelahnya setelah ulah Tiffany Wen di kamar mandi tadi. Dia pun menutup matanya dan berniat untuk beristirahat sejenak.

Tidak lama kemudian, Tiffany Wen perlahan terbangun. Dia bergumam tidak jelas. Setelah membuka mata, dia lalu sadar kalau dia sedang berada di kamar hotel. Dia lalu teringat serangkaian kejadian malam ini. Pria tengil bernama Wayne itu memberi obat di minumannya.

Tiffany Wen lalu berlari ke pojok ruangan dalam balutan selimut. Dia lalu melihat ke sekitar ruangan dan mendapati Andreas Lu terlelap diatas ranjang, setengah telanjang.

Andreas Lu? Sedang apa dia disini? Mengapa dia tidak mengenakan baju?

Tunggu… Hotel? Telanjang?!

Tiffany Wen lalu menyingkap selimut di badannya. Bajunya basah dan tidak lengkap. Semakin dia berpikir, semakin kacau benaknya. Mulutnya juga semakin menganga lebar. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan berteriak, “Andreas Lu! Dasar keparat! Apa yang sudah kamu lakukan padaku?!”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu