Precious Moment - Bab 256 Asalkan kamu senang

Rona merah di wajah Tiffanny Wen belum sepenuhnya mereda, setelah dia mendengar olokan dari Jennifer Xia maka semakin merah lagi, dia berdalih: "Perusahaan hanya memiliki dua lift, dan departemen desain begitu tinggi, bertemu secara kebetulan tidaklah aneh kan?"

Sambil meminum susu kedelai, Jennifer Xia menyipitkan matanya sedikit, dan menatap Tiffanny Wen dengan pandangan mata penasaran: "Oh ~ baru saja bertemu ~"

Tiffanny Wen melotot kepada Jennifer Xia dengan marah, lalu mengancamnya dengan kepalan kecil: "Ini hanya sebuah kebetulan, kenapa, ada masalah?"

Jennifer Xia mengangkat bahunya pelan, sorot matanya tidak menentu: "Ya, ya, apa yang Direktur katakan selalu benar, Direktur, ini sarapannya."

Tiffanny Wen menerima bubur yang diserahkan Jennifer Xia, meniupnya, dan mencicipinya, bubur telur pitan dan daging tanpa lemak yang selalu menjadi favoritnya, rasa hangat itu mengalir ke tenggorokannya, masuk ke tubuhnya, punggungnya yang tadinya agak dingin itu langsung terasa hangat.

"Terima kasih Jennifer."

Melihat mata bening Tiffanny Wen, Jennifer Xia tertegun, dan kemudian tersenyum riang: "Tidak perlu bersikap begitu segan di antara kita berdua, ini juga karena aku telah melihatmu berlarian kesana kemari selama berhari-hari, susah payah bisa tenang untuk sementara waktu, makanya aku memberimu hadiah. "

Selesai berbicara, Jennifer Xia duduk kembali di mejanya.

Tapi tidak berapa kemudian telepon Jennifer Xia berdering, Tiffanny Wen yang sedang minum bubur pun mengarahkan pandangan matanya penuh rasa ingin tahu. Lagipula ketika dirinya beberapa hari ini bolak-balik antara Louise Group dan Perusahaan Wen, banyak masalah yang dia lemparkan langsung kepada Jennifer, sekarang ada orang menelepon Jennifer, pasti masalah pekerjaan.

Jennifer Xia melihat ke ID penelepon yang tidak dikenalnya dan tampak bingung. Bagaimanapun, konferensi peluncuran produk baru sudah diadakan, dan departemen desain juga bisa dibilang sedang musim sepi, tiba-tiba ada telepon tidak dikenal. Jennifer Xia benar-benar tidak dapat memikirkan kerja sama apa lagi yang dipunyai oleh departemen desain, meskipun bingung, Jennifer Xia tetap menjawab telepon: "Halo, disini adalah Louise Group, aku adalah asisten direktur departemen desain, apa yang dapat aku lakukan?"

Mendengarkan jawaban sopan dari seberang, Jennifer Xia diam-diam mengalihkan pandangannya pada Tiffanny Wen, empat mata saling berhadapan, Tiffanny Wen menjadi bingung.

Jangan-jangan mencari dirinya? Ada masalah apa?

"Oke, begitu, aku akan menyampaikan kepadanya."

Melihat Jennifer Xia menutup telepon, Tiffanny Wen bertanya dengan tatapan bingung: "Cari aku ya, ada apa?"

Jennifer Xia mengangguk: "Ini dari Perusahaan Besar Tsu, Asisten Yang yang menelepon. Dia bilang dia ingin bertemu denganmu dan berbicara tentang kerja sama bidang tanah yang akan dibangun di Distrik Timur."

Asisten Yang?

Dahi Tiffanny Wen sedikit mengernyit sambil berpikir sejenak, lalu teringat di samping Melody Tsu ada asisten bernama Taylor Yang.

Tiffanny Wen memegang dahinya, dia benar-benar lupa tentang hal itu, tanggung jawab yang dilempar Andreas Lu ini benar-benar ...

Tiffanny Wen menghela nafas tanpa daya, dan kemudian memandang Jennifer Xia dengan wajah waspada: "Kamu tidak menyetujuinya, kan? "

Jennifer Xia memutar matanya dengan diam: "Tentu saja tidak. Fanny, tadi ketika aku menerima telepon, apakah kamu tidak ada di kantor? Yang aku katakan adalah, 'Aku akan menyampaikan kepadanya’, lagian apakah kamu pikir aku ini bodoh? "

Tiffanny Wen tersenyum canggung, Jennifer Xia menghela napas dalam diam sebelum melanjutkan: "Tapi dia bilang dia akan menelepon kembali untuk menanyakan situasinya nanti."

"Jadi, Fanny, sejak kapan kamu mulai bertanggung jawab proyek pengembangan tanah yang akan dibangun di Distrik Timur lagi? Kenapa aku baru mendengarnya?"

Tiffanny Wen tampak tidak berdaya, dia sendiri juga baru tahu beberapa waktu lalu, dia menghela nafas dengan santai: "Sulit diutarakan dengan sepatah dua patah kata ..."

Ini adalah tanggung jawab yang jatuh dari langit ...

Melihat ekspresi wajah Tiffanny Wen, Jennifer Xia tahu bahwa dia mungkin ditipu lagi, mengenai siapa yang menipunya, tak perlu dikatakan lagi. Jennifer Xia melirik dengan penuh simpati pada Tiffanny Wen dengan sorot mata yang masih mengandung rasa penasaran, tapi kemudian berhenti bertanya lebih lanjut lagi.

Tiffanny Wen tentu sudah melihat tatapan Jennifer Xia, menggerakkan sudut bibirnya, dan mengangkat dahinya diam-diam. Tadinya dia ingin naik ke atas berdiskusi dengan Andreas Lu, tetapi ketika ingat apa yang terjadi di lift belum lama ini, Tiffanny Wen sudah bisa menduga dia akan diperolok oleh seseorang lagi apabila dia naik ke atas sekarang, jadi dia diam-diam mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Dave Gu.

Di sisi lain, di kantor Presiden Direktur, Dave Gu sedang berada di sebelah Andreas Lu untuk membantu masalah statistik, lalu teleponnya berdering.

Dave Gu melihat ke ID penelepon dengan sorot mata rumit, lalu melihat ke arah Andreas Lu, dan menjawab telepon: "Nona Wen, ada apa?"

Mendengar bahwa telepon itu dari Tiffanny Wen, mata Andreas Lu langsung menyala penuh semangat, dia mengangkat kepalanya dan menatap Dave Gu dengan tenang, kedua matanya menyipit.

Mendengar Dave Gu yang menjawab, Tiffanny Wen sedikit tenang: "Aku ingin kamu membantu aku menyampaikan beberapa patah kata kepada Andreas Lu."

"Aku di lantai atas, langsung saja naik ke atas jika kamu memikirkan aku, mengapa kamu perlu mencari asisten aku?"

Tiffanny Wen yang mendengar suara yang berganti dalam satu detik, sudut mulutnya bergerak-gerak, justru karena tidak ingin melihatmu, makanya sengaja menelepon Dave Gu.

Namun, di tempat Andreas Lu, Andreas Lu sedang memegang ponsel Dave Gu dengan senyuman licik, sedangkan Dave Gu tidak berdaya di sampingnya.

Maaf, Nona Wen*, Tuan Muda Ketiga mau telepon, aku tidak bisa tidak memberikannya.

Tiffanny Wen yang tahu dirinya sudah tidak bisa melarikan diri, mengabaikan ejekan ambigu Andreas Lu, dan memotong topik pembicaraan: "Pihak Melody Tsu menelepon, kamu sebenarnya ingin bekerja sama atau tidak?"

Andreas Lu mengangkat alisnya pelam. Melihat Tiffanny Wen tidak membantah, dia langsung kehilangan minat untuk terus menggoda: "Sudah kubilang, kamu bertanggung jawab penuh atas kerjasama pengembangan pembangunan, kerja sama atau tidak, atau kerja sama dengan siapa terserah kamu, masih kata-kata yang sama, yang penting usahakan mendapatkan keuntungan terbesar.

Mendengarkan jawaban tidak jelas Andreas Lu, Tiffanny Wen dengan tenang mengelus keningnya, memutar matanya, dan berkata, "Aku akan mencari Boutiqoue Groups untuk bekerja sama, kamu setuju tidak."

Suara samar Andreas Lu datang dari balik telepon: "Asalkan kamu senang."

Tiffanny Wen ingin sekali melempar ponselnya. Apanya yang dimaksud ‘Asalkan kamu senang’?? Yang membuatku senang adalah tidak perlu mengurus hal ini! Apakah menurutmu itu mungkin? Gampang sekali kamu ngomongnya.

Tiffanny Wen menjawab dengan marah: “Sudah tahu.” Lalu menutup telepon.

Meskipun tadi berkata begitu, Tiffanny Wen tidak akan mungkin bekerja sama dengan Boutiqoue Groups, Tiffanny Wen berbaring di atas meja dengan perasaan tertekan.

Si Rubah Andreas Lu itu, jelas meminta dirinya menjadi orang jahat, dia tidak ingin bekerja sama dengan Perusahaan Besar Tsu cukup katakan saja, setelah diserahkan padanya malah terus menekankan berulang kali, apanya yang "Louise Group sepenuhnya mampu melakukannya sendiri, "Berusaha untuk mendapatkan keuntungan terbesar", sama saja dengan tidak mau bekerja sama, benar-benar, keluarga besar memiliki banyak masalah.

Tapi Melody Tsu juga bukanlah orang yang gampang diperalat. Andreas Lu melempar tanggung jawab ini kepadanya dirinya dikarenakan hubungan erat antara keluarga Tsu dan Keluarga Lu, jadi tidak enak menolak.

Meskipun dirinya dapat menolaknya dengan mudah, tidak dapat dipungkiri bahwa kelak Louise Group akan bekerja sama dengan Perusahaan Besar Tsu... Dilihat dari keuntungannya, meskipun Louise mampu menyelesaikannya sendiri, tapi dilihat dari segi kecepatan proyek atau pun masalah publisitas, jika hanya ada Louise saja, niscaya akan menjadi incaran orang-orang yang berniat buruk.

Jadi dilihat dari jangka panjang, bekerja sama dengan Perusahaan Besar Tsu mungkin bukan hal yang buruk, tetapi ...

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu