Precious Moment - Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu

Terhadap masalah Yoel Qin, Tifanny Wen dengan sendirinya tidak mengetahuinya lagi, saat Yoel Qin sedang bebas, dan akhirnya kesulitan karena uang, Tifanny Wen hanya mengulang-ngulang kehidupannya dengan kerja, pulang kerja, dan kembali kerumah.

Namun saat Tifanny Wen sedang bersiap untuk memanggil sebaik taksi untuk pulang, ponselnya berdering.

Tifanny Wen dengan penasaran mengambil ponselnya, seharusnya diwaktu seperti ini, biasanya Stella Lu sedang ingin makan sesuatu dan menyuruhnya untuk membawakan pulang.

Berpikir sampai sini, Tifanny Wen dengan tidak berdaya tersenyum, sepertinya dirinya segera menjadi koki untuk Stella Lu, meskipun makanan yang di buat Stella Lu enak, tetapi dia selalu menggunakan segala macam alasan untuk membuat Tifanny Wen yang melakukannya, seiring waktu, Tifanny Wen menjadi terbiasa.

Kemudian dia melihat ponselnya, dan hanya sekilas melihat nama “Andreas”, dia tidak melihatnya dengan teliti, dan lansung menjawab telponya: “Kak Stella, hari ini kamu mau makan apa, ada yang ingin aku bawa kerumah?”

Tetapi suara yang ia pikirkan tidak muncul, tetapi muncul sebuah suarang yang berat, dan dengan menggoda: “Aku ingin makan kamu, tidak tahu apakah bisa dikirim lansung kedepan rumah?”

Seketika Tifanny Wen terkejut, kemudian kembali melihat layar ponselnya dengan teliti——Andreas Lu, Tifanny Wen pun mengerti, kemudian suasana menjadi canggung.

Tifanny Wen dengan pelan batuk dua kali untuk menghilangkan suasana canggung, kemudian dengan nada bicara normal menjawab: “Maaf, tidak ada.”

Mendengar suara dengan tawaan kecil yang datang, Tifanny Wen menjawabnya dengan samar.

“Direktur Lu, apakah ada sesuatu sehingga menelepon diwaktu seperti ini?”

Mendengar suara Tifanny Wen yang tiba-tiba menjadi asing, Andreas Lu paham bahwa ada seseorang yang sedang malu.

Dengan sombong, Andreas Lu bergumam didalam hatinya, tetapi dengan nada bicara yang sangat kooperatif dan serius: “Aku hanya ingin bertanya keadaan di Perusahaan Wen sekarang, bagaimana pun kamu juga memiliki tugas di Louise Group.”

Seketika Tifanny Wen terpikirkan Jennifer Xia, setelah sekian lama dirinya memeriksa keuangan Perusahaan Wen, tetapi semua tugas di Dapartemen diberikan pada nya, meskipun orang yang baru datang memberikan performa yang bagus, tetapi satu orang yang mengerjakan tugas yang seharusnya untuk dua orang pasti akan kelelahan.

Setelah Tifanny Wen sadar dari pemikirannya tadi, dia dengan tersenyum meminta maaf, dan menjawab: “Masalah keuangan di Perusahaan Wen ini sudah lumayan, ini semua karena orang yang kamu kirim, mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak dari Perusahaan Wen, jika tidak, aku tidak akan bisa menanganinya.”

Meskipun jeda yang diberikan Tifanny Wen agak mencurigakan, tetapi Andreas Lu dapat memahami Tifanny Wen, dia dapat sepenuhnya memahaminya, setelah memahaminya dia membiarkannya saja, dengan tersenyum, dia kembali menggoda: “Karena telah memberikan mu bantuan begitu besar, bukan kah boleh untuk mentraktirku makan sekali.”

Tifanny Wen yang mendengar Andreas Lu sedang menggodanya, hanya bisa memutar bola matanya, tetapi merasa bantuan yang diberikan Andreas Lu tidak lah kecil, mentraktir sekali makan juga tidak salah, kemudian dengan datar menjawab: “Emm, baiklah.”

Saat Andreas Lu mendengar dengusan Tifanny Wen, mengirda dia akan menolaknya, tetapi tidak terduga dia menerimanya, suasana hatinya menjadi senang, dan dengan tersenyum: “Baiklah, tempatnya aku yang tentukan, kamu yang bayar.”

Tifanny Wen merasa itu bukan masalah, kemudian dengan berani menjawab: “Tidak masalah, nona ini tidak takut dapat dibuat miskin oleh mu?”

Andreas Lu disisi lain menganggukan kepalanya dan mengangkat alisnya: “Baik lah, kamu tunggu saja didekat Perusahaan Wen, aku akan menjemput mu.”

“Emm, aku akan menunggu mu di jalan pintu masuk.”

Setelah mengatakannya, Tifanny Wen Lansung menutup ponselnya, kemudian mengirim pesan kepada Stella Lu, hanya mengatakan bahwa hari ini dia tidak makan dirumah, kemudian dengan diam berdiri menunggu Andreas Lu.

Dan setelah Andreas Lu menutup teleponnya, hanya terdiam kemudian melihat Dave Gu melewati cermin: “Seharusnya kamu sudah tahu apa yang akan ku katakan.”

Didalam perasaan Dave Gu terdapat kepahitan yang tidak dapat dikatakan, Tuan Muda Ketiga benar-benar hanya memikirkan lawan jenis saja...... sekarang sudah berjarak begitu jauh dengan Louise Group, hanya karena sebuah telepon dia akan menurunkannya......

Setelah bersama Andreas Lu begitu lama, Dave Gu sudah terbiasa untuk tidak mengeluh, kemudian dengan tenang menganggukan kepalanya: “Aku paham, Tuan Muda Ketiga.”

Kemudian Dave Gu mencari tempat untuk berhenti, kemudian dengan patuh mengosongkan kursi pengemudi, setelah melihat Andreas Lu pergi, ekspresi wajahnya menjadi kusam.

“Huh, naik taksi dan pulang saja......”

Tifanny Wen sangat bosan berdiri disamping jalan, kemudian menunduk memainkan ponselnya, dan melihat sepuluh menit telah berlalu, karena jarak antara Louise Group dan Perusahaan Wen tidak hauh, seharusnya Andreas Lu segera tiba.

Tiba-tiba sebuah mobil silver yang tidak asing muncul, Tifanny Wen dengan ragu mengangkat kepalanya, kemudian melihat Andreas Lu duduk dikursi pengemudi dengan menaik-naikkan alisnya: “Masuklah.”

Tifanny Wen membuka pintu dan duduk di sebelah kursi pengemudi, meskipun Andreas Lu tidak berekspresi, tetapi Tifanny Wen merasakan bahwa suasana hantinya sedang baik, kemudian menjadi bingung: “Kita akan makan dimana?”

Andreas Lu dengan tenang melirik Tifanny Wen, kemudian tersenyum, dan dengan tatapan menggoda: “Kenapa, Nona Wen takut dibuat miskin oleh ku?”

Tifanny Wen tahu bahwa dirinya sekarang tidak dapat berkomunikasi baik dengan Andreas Lu, sehingga dia hanya memutarkan bola matanya, dan duduk terdiam dikursi samping pengemudi.

Andreas Lu melirik Tifanny Wen dengan tenang, dengan bibir yang tersenyum, dan tatapan mata yang lembut, bahkan dirinya sendiri tidak sadar.

“Sudah sampai, ayo masuk.”

Andreas Lu menghentikan mobilnya, kemudian melihat Tifanny Wen yang hanya terdiam, dengan tertawa sejenak, dan menggodanya: “Kenapa? Jika tidak rela, makanan ini aku yang traktir.”

Tifanny Wen kembali sadar dan menatap Andreas Lu: “Tenang saja, meskipun aku tidak sebaik Direktur Lu, tetapi hanya traktir makan saja aku masih sanggup.”

Setelah berbicara, Tifanny Wen berjalan dengan angkuh kesebuah pintu.

Andreas Lu yang berdiri dibelakang dengan pelan batuk sekali, dan berbicara dengan datar: “Nona Wen, kamu salah arah, itu arah ke hotel......”

Tifanny Wen menghentikan langkahnya, wajahnya menjadi canggung dan wajahnya memerah, karena tadi yang sudah sangat angkuh, dan lansung jalan tanpa melihat papan informasi, tetapi Tifanny Wen masih menjawabnya: “Aku sudah tahu, aku hanya kesemutan saja dan ingin jalan-jalan sebentar.”

Andreas Lu terdiam melihat Tifanny Wen, meskipun tidak berbicara, tetapi tatapan matanya yang menggoda sudah cukup untuk mengekspresikannya.

Tifanny Wen berusaha untuk tenang, kemudian dengan tenang menatap Andreas Lu: “Apa lihat-lihat, aku tahu aku cantik. Karena kamu yang memilih tempatnya, maka kamu yang harus memimpin jalan.”

Andreas Lu menaikkan alisnya, meskipun dia masih ingin menggoda Tifanny Wen, tetapi saat situasi ini jika menggodanya, Andreas Lu takut Tifanny Wen akan pergi, jika seperti itu, dia akan rugi.

Oleh karena itu Andreas Lu dengan senyuman meledek, berbalik dan berjalan kearah restoran barat kelas atas: “Bailkah, mari masuk Nona Wen.”

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu