Precious Moment - Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa

Andreas Lu disamping dengan wajah hitam memandang Tiffanny Wen dan Stella Lu ketawa sampai pinggangnya tidak bisa lurus, kening depan melompat sembarangan, juga tidak bagus jika kambuh.

Hanya menghela nafas panjang, pandangan mata diam-diam beralih ke samping, sedikit mengingat sebentar......jika tidak salah mengingat, itu sebabnya dia pergi belajar berenang......

Andreas Lu dengan dingin menggunakan pandangan dendam melihat Stella Lu.

Masalah ini kamu waktu itu menertawakan hampir satu tahun, apakah menarik sekarang membongkarkan lagi?

Stella Lu merasakan pandangan Andreas Lu dan menghapus air mata di sudut matanya yang keluar karena ketawa. Menusuk Tiffanny Wen yang masih tersenyum disamping, memberi isyarat kepada dia untuk melihat wajah hitam Andreas Lu.

Tiffanny Wen mengangkat kepala melihat Andreas Lu yang wajahnya hitam, baru mengingat cerita Stella Lu lagi, malah lebih ingin ketawa, tetapi dipaksa oleh seseorang yang tidak senonoh, Tiffanny Wen hanya berpaling diam-diam untuk ketawa, melihat tubuh Tiffanny Wen yang bergetar dan wajah yang memerah secara bertahap, tahu dia betapa sengsaranya menahan diri.

Andreas Lu benar-benar tidak bisa bertahan lagi, berdiri, menatap Stella Lu dengan dingin, tersenyum dengan munafik.

“Kakak, apakah sudah selesai makan? Ayo pergi.”

Stella Lu berpura-pura mengambil pisau dan garpu, menggelengkan kepalanya “belum, karena kamu tadi keluar terlalu lama dan tidak kembali, aku khawatir kamu sampai tidak nafsu makan.”

Andreas Lu menatap meja yang kosong dengan dingin.

Kamu tidak nafsu makan? Jika begitu dimana makanan didalam piring ini? Aku ingat saat pergi masih ada banyak.

Stella Lu dengan wajah polos melihat Andreas Lu.

Tidak tahu, pokoknya bukan dia yang makan, mungkin saja kamu memakannya ketika kembali dan mengambil kesempatan saat dia dan Fanny ngobrol.

Kelopak mata Andreas Lu melompat, dia belum pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu dibandingkan kakak perempuan sendiri, menyerah untuk terus berbelit, Andreas Lu menarik Tiffanny Wen langsung berjalan keluar, berkata kepada Tiffanny Wen dengan lembut “tidak perlu menghiraukan kakak perempuan aku, aku mengantar kamu pulang.”

Kemudian volumenya menambah lagi, tanpa menoleh kepala berkata terhadap Stella Lu yang didalam ruangan “jika begitu merepotkan kamu pergi mencari sebuah hotel untuk beristirahat.”

Tiffanny Wen awalnya ingin meronta, tetapi mengingat bahwa diri sendiri diseret ke dalam ruangan seperti ini, meronta hanya akan menambah diri sendiri dalam kewalahan yang parah, lalu menyerah meronta dan patuh mengikuti pergi, tidak berhenti berbalik kepala, ingin tahu apakah Stella Lu ada mengikuti kemari, ada banyak orang yang tidak berdaya, Tiffanny Wen ditarik Andreas Lu dengan buru-buru, tidak bisa melihat dengan jelas.

Sesampainya dimobil, Tiffanny Wen diam-diam duduk dibarisan belakang, mengira bahwa Andreas Lu akan segera menyetir pergi lalu berkata dengan ada sedikit khawatir “kak Stella masih belum ikut kemari.”

Andreas Lu mengangkat-angkat alis, membalikkan kepala, menatap Tiffanny Wen dengan tenang, sepasang mata menyipit samar-samar mengungkapkan cahaya bahaya “kenapa? Kamu begitu khawatir terhadap dia?”

Pada saat ini pintu samping Tiffanny Wen terbuka, Stella Lu duduk dengan anggun “kenapa? Cemburu? Masih tidak mengizinkan Fanny yang lucu memperhatikan kakak perempuan kamu?”

Andreas Lu mendengus, menoleh kepala, menyalakan mobil.

Tiffanny Wen memandang Stella Lu dan Andreas Lu dengan sedikit bengong, Stella Lu sepertinya masih menambah make-up didalam ruangan, kelihatan bahwa dia sedikit pun tidak buru-buru, Tiffanny Wen ada sedikit bengong.

“Kak Stella, apakah kamu tidak takut Andreas Lu benar-benar langsung pergi, masih ada waktu menambah make-up?”

Stella Lu mencibirkan mulutnya “orang lain mungkin aku masih sedikit takut, tetapi jika Andreas Lu, aku terlalu tahu, ancaman dia sama sekali tidak kuat.”

Tiffanny Wen tiba-tiba menyadari, lain dimulut lain dihati.

Stella Lu terus mencuci otak Tiffanny Wen “jangan melihat dinginnya Andreas, dia hanya luarnya pendiam tetapi dalam hatinya fanatik, hatinya sebenarnya sangat lembut.”

Tiffanny Wen sepertinya tidak mengerti arti yang didalam kata-kata Stella Lu, masih memikirnya dengan cermat, kemudian mengangguk kepala dengan kencang.

Stella Lu melihat sebuah saraf Tiffanny Wen yang jelas tebal, menggelengkan kepala dengan diam-diam, berdoa diam-diam untuk seseorang......

Stay City Apartment, bawah building unit 6, Andreas Lu dan Stella Lu diam-diam menyaksikan punggung belakang Tiffanny Wen pergi, Stella Lu secara alami menyadari perbedaan adik laki-laki sendiri.

Stella Lu menoleh kepala menatap Andreas Lu dengan bermaksud “apakah kamu menyukai Fanny gadis itu?”

Andreas Lu memandang gerbang besi yang terkunci rapat dengan tenang, mata gelapnya dalam dan tenang, tanpa ombak.

“Masalah aku, kamu tidak perlu mengurus.”

Stella Lu ketawa jahat, matanya penuh dengan cemooh “ini bukan urusan kamu, aku sekarang adalah kakak perempuan angkat Fanny, jika kamu ingin mengejar, harus melewati aku dulu.”

Andreas Lu ekspresinya rumit, sebuah wajah yang kesal melihat Stella Lu “kamu sebenarnya adalah kakak perempuan kandung siapa?”

Stella Lu mengangkat bahu, sebuah wajah yang tidak peduli: “tidak tahu, tetapi kira-kira bukan punya kamu, bagaimanapun juga Fanny jauh lebih lucu dibandingkan kamu.”

Keesokan hari, Tiffanny Wen bangun sangat pagi, sebuah rupa setelah berdandan, Tiffanny Wen menatap nona pedesaan didalam cermin yang diri sendiri juga merasa jijik dan mengangguk kepala dengan puas.

Mengingat situasinya saat ini dikantor, Tiffanny Wen tanpa sadar menggosok-gosok ujung alis, tetapi demi menangkap pengkhianat itu! Sedikit kesulitan ini tidak seberapa!

Tiffanny Wen diam-diam memberi semangat untuk diri sendiri, lalu siap-siap berangkat kerja dengan penuh tekad berjuang.

Tetapi setelah Tiffanny Wen berjalan sampai bawah, melihat seorang gadis berdiri di depan pintu unit, mengenakan gaun model hitam putih, rok mencapai lutut, membawa tas korrt model baru, sepasang sepatu hak tinggi pendek hitam matte dibawah kaki, kelihatan badannya tinggi dan temperamen yang luar biasa, karena dia mengenakan sebuah kacamata hitam dan menundukkan kepalanya bermain hp, rambut panjang tersebar secara acak jatuh dari kedua sisi, Tiffanny Wen sama sekali tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Masih mengira adalah rekan kerja Wenny Zhou, lalu tidak banyak berpikir, setelah melihatnya, lalu langsung berjalan ke depan, disaat Tiffanny Wen melewati dia, Tiffanny Wen mendengar suara kecil dia meremehkan “mengapa Fanny masih belum turun, kemarin lupa meminta nomor telepon dia......”

Suara yang dikenal membuat Tiffanny Wen berhenti langkah kaki, melihat wanita didepan pintu dengan tidak yakin “kak Stella?”

Stella Lu sepertinya mendengar Tiffanny Wen sedang memanggil dia, mengangkat kepala malah melihat seorang nona pedesaan berdiri didepan dia, Stella Lu mendorong kacamata hitamnya diatas kepalanya dan menunjukkan wajahnya yang sangat cantik, melihat “nona pedesaan” didepannya dengan wajah yang penuh terkejut, poni tebal dan kacamata datar besar menutupi sebagian besar wajahnya, sama sekali tidak kelihatan jelas seluruh wajahnya, dalam hati sedikit penasaran “numpang tanya, apakah kita kenal?”

Tiffanny Wen segera mengerti reaksi Stella Lu, buru-buru melepas kacamata dan poni, melihat rasa terkejut didalam mata Stella Lu, ada sedikit bangga didalam hati “kak Stella kamu sedang menunggu aku?”

Stella Lu melihat Tiffanny Wen yang tiba-tiba “berubah” dan matanya penuh kejutan “iya, Fanny aku datang mencari kamu. Omong-omong mengapa kamu berdandan seperti ini? Sangat jelek.”

Kemudian segera mendesak “cepat cepat cepat, Fanny cepat kembali mengganti, menemani aku pergi belanja saja. Bajingan Andreas itu tidak mau menemani aku, menyuruh aku kemari mencari kamu.”

Tiffanny Wen melihat Stella Lu dengan wajah yang penuh kesulitan “tetapi...... aku masih harus pergi Louise bekerja.”

Stella Lu mendengar dan tangan besar melambai dengan sangat terbuka lalu berkata “aku pikir masalah sebesar apa. Kerja apa, aku menelepon untuk Andreas saja.”

Saat berkata lalu mencari-cari di hp sebentar, kemudian menelepon keluar.

“Hallo, orang gila, aku tidak mencari Andreas, kamu membantu aku memberitahu dia sebentar, hari ini Tiffanny Lu tidak pergi bekerja, aku membawa dia untuk pergi berbelanja, kemudian? Kemudian tidak ada masalah lain lagi, kamu membantu aku menyampaikan saja.”

Selesai bicara, Stella Lu juga tidak menunggu jawaban dari pihak sebelah sana, langsung mematikan telepon, kemudian menarik Tiffanny Wen naik ke atas untuk mengganti baju.

Tiffanny Wen dengan wajah yang penuh kebingungan.

Kak Stella juga terlalu populer, masih ada orang gila? Apakah yang dikatakan adalah Dave Gu?

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu