Precious Moment - Bab 189 Godaan Fatal
Tiffany Wen menatap Andreas Lu tanpa suara dan tanpa ekspresi, merasa agak ragu apakah dia salah mendengar atau tidak, ternyata Andreas Lu juga pernah mencurigai apakah dia adalah kakak kandungnya atau tidak, sepertinya Kak Stella juga terkadang bisa menipu adiknya.
Dengan ekspresi terkejut dan sedikit tidak percaya Tiffany Wen menatap Andreas Lu, lalu ekspresi nya berubah menjadi rasa simpati, melihat keragaman ekspresi di wajah Tiffany Wen, sudut bibir Andreas Lu pun berkedut.
Mata yang gelap dan dalam itu menatap Tiffany Wen, senyum licik terlihat penuh di bibirnya: "Coba kamu lihat aku lagi dengan tatapan itu?"
Tiffany Wen segera mengalihkan pandangannya, dan mengacuhkan wajahnya, dengan tatapan serius dia melihat lurus ke depan, seakan tidak ada masalah lain dia pun berkata kepada Dave Gu: "Asisten Gu, maaf merepotkan tapi tolong antar aku sebentar ke apartemen untuk mengambil baju bersih."
Dave Gu mengangguk, dan menjawab dengan wajah datar: "Baik, Nona Wen." Seluruh bumi tahu dia sekarang ini sangat ingin tertawa, tapi juga takut akan dibenci seumur hidup oleh Andreas Lu, maka dengan seluruh tenaga dia bersusah payah untuk menahannya.
Andreas Lu melihat Tiffany Wen yang jelas sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan, lalu tersenyum tipis, senyum licik di wajahnya merekah semakin lebar: "Aku ikut kamu ke atas."
Tiffany Wen menggelengkan kepalanya cepat-cepat: "Tidak usah aku juga tidak mengambil banyak-banyak, aku hanya akan mengambil baju tidur dan beberapa baju bersih, kamu sebagai pasien sebaiknya menunggu saja di mobil."
Andreas Lu mengernyitkan dahi, tatapannya tidak lepas dari sosok Tiffany Wen, dia menyipitkan mata, dan dengan tersenyum berkata: "Dengan begitu, kamu menganggapku yang pasien ini akan memperlambat mu?"
Tiffany Wen dikejutkan dengan pemikiran transendental Andreas Lu, lalu cepat-cepat menjelaskan: "Bukan bukan, aku hanya takut akan membuat lukamu semakin parah......."
Tapi pada akhirnya, Tiffany Wen pun tidak bisa meyakinkan Andreas Lu, lagi pula dia sendiri yang diyakinkan oleh Andreas Lu di alam bawah sadarnya. Saat kembali sadar, Tiffany Wen mendapati dirinya dan Andreas Lu sudah berdiri di dalam elevator, dan sudah hampir sampai.......
Dalam keadaan seperti ini, apalagi yang bisa dikatakan oleh TIffany Wen selain berjalan dengan gontai menuju ke pintu nomor 201 dan menekan bel, sebelum bel terakhir berkumandang, pintu itu sudah dibuka.
Kedua mata Stella Lu menatap Tiffany Wen, lalu pandangannya berpindah ke arah Andreas Lu yang ada di sampingnya, seketika sorot mata Stella Lu pun menjadi lebih dalam.
Setelah melihat Andreas Lu dengan tajam, Stella Lu pun menarik Tiffany Wen masuk ke dalam kamar.
"Fanny, aku sudah menyiapkan baju tidurmu, baju yang lain kamu lihat dulu, kamu mau membawa berapa pasang sepatu? Berapa lama kamu akan ada di tempat Andreas?"
Dengan wajah datar Andreas Lu menunggu di luar pintu dan melihat "Kakak kandung Tiffany Wen" dengan tak berdaya, dan dengan natural dia pun berjalan masuk, menuju ke dapur, dan mengeluarkan kopi dari kulkas, kemudian kembali ke ruang tamu, dan dengan sangat santai duduk di sofa.
Tak lama kemudian, Tiffany Wen menggendong sebuah tas dan keluar dari kamar, melihat Andreas Lu yang duduk dengan santai di sofa, sudut mulutnya liar.
Dengan ramah Stella Lu mengantar Tiffany Wen dan Andreas Lu keluar, pada akhirnya dengan tatapan penuh arti dia menatap Andreas Lu beberapa detik sebelum masuk dan menutup pintu dengan senyum nakal.......
.........................................................................................
Sesampainya di pekarangan rumah Andreas Lu, meskipun ini bukan pertama kalinya Tiffany Wen datang ke sini, tapi dia masih merasa begitu luar biasanya tempat itu.
Eh, kehidupan mewah para tiran lokal........
Begitu masuk, dengan dingin Andreas Lu pun memerintah beberapa pembantu perempuan: "Bawa Nona Wen ke ruang tidur tamu."
Dan Tiffany Wen pun mengikuti para pembantu dengan ramah menuju ke ruang tidur tamu......
Setelah selesai makan malam, setelah Tiffany Wen menggambar beberapa desain dia mendapati bahwa waktu sudah cukup larut, baru teringat dia harus menggantikan obat Andreas Lu, tapi sepertinya obat itu dibawa oleh Dave Gu.
Begitu keluar kamar, Tiffany Wen melihat koridor lantai dua yang panjang dan dunyi, setelah bertanya kepada seorang pembantu barulah dia tahu kamar Dave Gu dan kamar Andreas Lu.
"Benar-benar, hanya tinggal dua orang saja membeli rumah yang sebegini besar untuk apa, ditambah dengan pembantu pun masih banyak sekal tempat kosong, tidak heran kak Stella tidak ingin tinggal di sini........"
Tiffany Wen mengomel dengan suara pelan, tapi masih berusaha mencari kamar Dave Gu, dengan tidak pasti Tiffany Wen mengetuk pintu perlahan: "Asisten Gu, aku datang untuk mengambil obat."
Di dalam kamar, Dave Gu baru saja mengatur obat untuk Andreas Lu, dia mengganti obat anti inflamasi dengan tablet vitamin, beberapa macam vitamin dimasukkannya dalam 3-4 botol obat.
Setelah selesai mempersiapkannya, Dave Gu memasukan kantong obat yang sudah ditukar itu dan alkohol serta kain kasa ke dalam sebuah kantong plastik, lalu dengan wajah datar dia berjalan ke arah pintu.
Tiffany Wen yang ada di luar pintu seperti tidak mendengar suara apa pun, mengira bahwa dirinya salah mengetuk pintu, tepat saat dia akan pergi, dia melihat Dave Gu membukakan pintu dan membawa sekantong obat.
"Maaf Nona Wen, baru saja aku mencari obatnya, jadi tidak sempat menjawab, semua obat Tuan Muda Ketiga ada di sini, maaf merepotkan Nona Wen."
Tiffany Wen menerima kantong obat itu dalam diam, dia melihat di dalamnya ada sekelompok obat anti inflamasi, anti sakit, anti infeksi, hemostasis, pereda bengkak, rasa bersalah dalam hatinya kembali bergejolak.
Di balik tubuh Dave Gu, Tiffany Wen melihat ada beberapa botol vitamin dan kalsium yang berserakan di bawah meja, dengan wajah khawatir dia bertanya: "Asisten Gu sedang sibuk, begitu banyak vitamin dan kalsium, pasti untuk menjaga kekebalan tubuh."
Setelah mendapati Tiffany Wen menyadari ada beberapa obat di belakangnya, Dave Gu menegang, dan melihat yang pertama kali terlintas di kepala Tiffany Wen adalah mengkhawatirkannya, dia merasa sedikit tenang: "Tidak apa-apa, Nona Wen, aku tahu batas ku, terima kasih atas perhatiannya."
Tiffany Wen mengangguk, lalu memutar badan dan pergi menuju ke kamar Andreas Lu.
Melihat pintu kayu berwarna merah tua, Tiffany Wen merasa agak ragu, tapi menggertakkan gigi diam-diam lalu mengetuk pintu itu.
"Masuk." Suara rendah yang merdu terdengar dari balik pintu, tidak ada sedikit pun nada dingin dan angkuh, juga tidak ada kelicikan, justru malah terdengar merdu dan lembut, Tiffany Wen merasa sedikit lega, lalu membuka pintu dan masuk.
Begitu masuk dia melihat sebuah ruangan yang redup, hanya sebuah lampu kuning temaram yang menyala di atas meja di sudut ruangan, dan Andreas Lu duduk di samping meja itu, menyilangkan kedua kakinya, dan dengan tenang menatap Tiffany Wen.
"Kamu sudah datang?"
Tiffany Wen melihat Andreas Lu saat ini, hanya mengenakan sebuah kemeja berwarna putih, dan membuka tiga kancing paling atas, dan kerahnya pun juga tertarik terbuka sedikit, menunjukan warna putih susu yang bersih dari kulitnya dan tulang selangkanya yang indah, wajahnya yang tegas terlihat lebih terlihat tajam di bawah bayangan lampu, segitiga dari jakun ke otot dadanya pun terpampang dengan indahnya di bawah bayangan yang memikat.
Tiffany Wen mengalihkan pandangannya sesaat, untung saja cahaya di dalam kamar itu cukup redup, jadi wajahnya yang merona merah itu pun tidak terlihat dengan jelas.
Diam-diam dia menelan ludah, membasahi tenggorokannya yang terasa kering untuk berbicara: "Waktu sudah larut, aku datang untuk mengganti obat....."
Andreas Lu melihat Tiffany Wen yang meskipun berbicara dengannya, tapi pandangannya tidak tertuju pada tubuhnya, bibirnya membentuk sebuah senyum nakal.
"Baik, tunggu sebentar, aku akan mandi dulu." Setelah mengatakannya Andreas Lu pun bangkit berdiri, kemudian segera melepaskan pakaian atasannya, membuat garis-garis ototnya terlihat dengan jelas.
Tiffany Wen yang merasa terkejut dengan pergerakan tiba-tiba Andreas Lu pun terpekik, dan dengan tangannya menutup mata, wajahnya merona merah padam: "Andreas Lu, kamu kamu kamu kamu kamu, kamu mau apa? Mengapa tiba-tiba melepaskan bajumu seperti itu!"
Andreas Lu mengangkat alisnya dan menatap Tiffany Wen yang mirip burung unta yang melarikan diri dengan penuh minat pada saat ini, keusilannya pun menjadi-jadi: "Mau apa? Bukankah aku bilang aku akan mandi? Apa kamu bisa mandi tanpa membuka baju?"
Andreas Lu menarik keluar sebuah baju tidur dari lemari di sampingnya, melihat tampang Tiffany Wen yang terlihat seperti seekor burung unta, dia pun tidak tahan untuk mengusilinya, kilatan nakal tersirat di matanya.
"Atau kamu mau......"
"Aku? Aku mau apa?"
Tiffany Wen yang melihat Andreas Lu berkata separuh kalimat pun terbungkam, dalam hatinya ada rasa ingin tahu, dia menyipitkan mata dan mendapati Andreas Lu tidak ada di situ, dan lampu kamar mandi juga gelap, dia merasa aneh, dan menurunkan tangannya.
Di saat ini, Tiffany Wen tiba-tiba merasa ada hembusan angin di belakangnya, dan sebuah suara rendah terdengar di telinganya: "Apa kamu mau aku mengerjaimu?"
Tiffany Wen seketika merasa darahnya menggumpal, dan kulit ayam memenuhi tubuhnya.... satu detik setelah itu, Tiffany Wen membuka mulut untuk berteriak, tapi sebuah tangan besar yang hangat menutup mulutnya.
"Aa! Mm....."
Novel Terkait
My Enchanting Guy
Bryan WuThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Dan Rahasia
JesslynThick Wallet
TessaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensYama's Wife
ClarkLoving Handsome
Glen ValoraCantik Terlihat Jelek
SherinPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku