Precious Moment - Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?

Suasana dii dalam Mobil Rolls Royce yang melaju di jalanan itu sedikit tegang, bahkan Dave Gu yang duduk di kursi supir pun itidak berani berbicara.

Tiffanny Wen dan Andreas Lu saat ini sedang merundingkan mengenai perwakilan produk Louise, dalam memilih orang, mereka berdua memiliki pandangan yang berbeda.

Tifaany Wen merasa harus memilih lebih luas, tidak dapat hanya memilih artis terkenal, ataupun para model, memilih perwakilan produk tidak harus model, yang terpenting harus sesuai dengan image, walaupun hanya orang biasa pun boleh.

Tetapi Andreas Lu merasa, menggunakan artis tekenal lebih baik, bila bukan artis, tidak mungkin akan menarik perhatian masyarakat, sampai saat itu hasil dari promosi tidak akan mencapai hasil yang di inginkan, dengan begitu tidak akan baik untuk perusahaan.

Hingga tiba di depan pintu hotel, kedua orang itu pun tidak mencapai kata sepakat, waktu sudah cukup malam, akhirnya mereka tidak melanjutkannya lagi.

Tiffanny Wen turun dari mobil, dan berkata, "Terima kasih CEO Lu. Mengenai perwakilan produk, bila ada waktu kita bicarakan lagi, sekarang sudah malam, sampai jumpa lagi CEO Lu".

Menatap punggung Tiffanny Wen yang berlalu itu, bayangan wanita itu terlihat dingin dan menyendiri, tiba-tiba di hati Andreas Lu merasakan sebuah perasaan yang tidak dapat di ungkapkan, sikap ayahnya, ibu dan saudara tirinya tadi di acara perjamuan sangat jelas, pantas saja sifat dia menjadi penyendiri. Tiba-tiba ada perasaan ingin melindungi wanita itu.

"Ayo jalan!" setelah kembali dari lamunannya, Andreas Lu dengan suara datar berkata Dave Gu yang mengendarai mobil.

Dave Gu segera menyalakn mobil.

Tiffanny Wen hari ini benar-benar lelah, di awali oleh Wenny Zhou, lalu Hanson Wen dan Tania Qin beserta putrinya, dan juga berbagai macam perjamuan, jiwa dan raganya terasa lelah, kembali ke kamarnya, setelah berendam air hangat dia tertidur.

Keesokan paginya, Tiffanny Wen terbangun karena suara ponselnya.

Tiffanny Wen sedikit kesal, kemarin begitu lelah, dirinya pun belum puas berisitrahat, siapa yang menggangu tidurnya.

Dia mengambil ponselnya dan melihat, Andreas Lu yang menelepon, dia mengangkat panggilan masuk tersebut, dengan suara kesal berkata, "Ada urusan apa? pagi-pagi sekali ,tidak bisa agak siangan?"

Mendegar suara bangun tidur dan sedikit kesal itu, dia menlihat jam, sudah hampir pukul sembilan, dia bergumam di dalam hati, nyonya besar, sekarang sudah jam berapa? masih pagi?

Tetapi pekerjaan yang di tugaskan oleh CEO tidak dapat di tolak, akhirnya dia tetap berkata, "Nona Theresia, aku adalah asisten CEO Lu, sungguh maaf mengganggu jam istirahat anda. CEO Lu bertanya apakah draft design mu sudah selesai, bila sudah selesai maka merepotkan anda untuk mengantarkannya ke kantor".

Saat ini Tiffanny Wen sudah benar-benar sadar, "Baiklah, sebentar lagi aku akan mengantarnya".

Dia bangun dan bersiap-siap, lalu mencetak draft design, lalu menyetop taxi menuju ke gedung Louise Group.

Setelah turun dari mobil, Tiffanny Wen mendongakkan kepala menatap gedung tersebut, dia menebak ada 30 an lantai, walaupun dia belajar desain fesyen, dia juga memahami bahwa desain tampilan gedung gabungan esensi arsitektur Cina dan Barat, sangat berbeda. dan unik di gedung-gedung tinggi di dekatnya.

Tiffanny Wen masuk ke dalam gedung, dan bersiap naik ke atas, tetapi langsung di tahan oleh nona penjaga di bawah, "Nona,maaf, apakah kamu memiliki janji sebelumnya? belum mebuat janji kami tidak dapat membiarkan anda naik".

"Oh, belum membuat janji, aku kemari untuk memberikan barang kepada CEO kalian, sebelumnya asisten CEO kalian yang meneleponku".

"Nona, sungguh maaf, CEO sedang keluar, sekarang tidak berada di kantor".

Mendnegar Andreas Lu tidak berada di kantor, dia terdiam dan sedikit marah, dia mengejarku untuk meminta draft design, tetapi dia justru pergi, apakah dia sedang mengerjaiku?

Dia mengeluarkan ponselnya, dan menelepon Dave Gu, dengan suara yang tidak senang berkata: "Apa maksud CEO Lu kalian? mengerjaiku?"

Dave Gu yang berada di seberang telepon segera meminta maaf, "Nona Theresia, sungguh maaf, tiba-tiba CEO ada urusan, kalau tidak nona Theresia ke ruang istirahat dulu, setelah CEO meyelesaikan masalah disini dia akan segera kembali....."

"Huh, apakah kamu tidak tahu, tidak memiliki janji, receptionis kalian tidak membiarkan ku masuk". Dengan dingin Tiffanny Wen berkata.

Dave Gu menepuk kepalanya, lalu segera meminta maaf, "Nona Theresia, mohon anda memberikan ponsel anda kepada receptionis".

Walaupun Tiffanny Wen kesal, tetapi dia tetap memberikan ponselnya kepada receptionis, "Kamu ini bagaimana, nona Thereisa pun berani tidak kamu biarkan masuk, bila tidak ingin bekerja lagi, segera bereskan barangmu".

Baru saja nona receptionis tersebut menerima telpon, langsung terdengar suara Dave Gu yang marah.

"......."

Tiffanny Wen menunggu sesaat, lalu receptionis tersebut dengan hormat mengembalikan ponsel, "Nona Theresia, sungguh maaf, aku tidak tahu kedatangan anda, kesalahn tadi mohon ada maafkan".

Tiffanny Wen tidak menyalahkan dia, karena ini memang adalah pekerjaan mereka, sehingga tidak marah kepada mereka, "Tidak apa-apa, apakah sekarang aku boleh naik ke atas?"

"Boleh boleh, aku segera mengantar anda ke ruang istirahat". Sambil berbicara dia mengantarkan Tiffanny Wen.

Setelah kembali dari mengantar Tiffanny Wen ke ruang istirahat, kedua orang receptionis tersebut mulai berbisik bisik.

"Apakah yang tadi itu benar adalah designer utama, nona Theresia?"

"Tentu saja, apakah kata-kata Asisten Gu di telepon bisa salah?"

"Wah, tidak di sangka ternyata Nona Theresia masih begitu muda."

"......"

Dua orang nona receptionis berbicara dengan berbisik, sama sekali tidak memperhatikan wajah wanita yang ada di hadapan mereka berubah marah. Jelas terlihat wanita tersebut mendegar pujian yang mereka lontarkan kepada Tiffanny Wen.

Dia langsung maju, dan memarahi kedua nona receptionis tersebut: "jam bekerja mengapa ngobrol, bila sampai terlihat oleh tamu, dapat mempengaruhi image perusahaan, apakah kalian tidak ingin terus bekerja di sini lagi?"

Wajah kedua receptionis tersebut menjadi pucat dan langsung meminta maaf: "Direktur Gu, lain kali kita tidak berani lagi".

Kedua receptionis tersebut dengan takut segera kembali ke tempat bekerja mereka, saat ini, direktur Gu tersebut bertanya, "tadi kalian mengatakan Theresia, Teresia Wen yagn mana?"

"Yang itu, nona Theresia Wen Designer utama perusahaan kita. Dia baru saja datang, sekarang berada di ruang istirahat, sepertinya datang untuk bertemu dengan CEO, orangnya lumayan cantik!" receptionis tersebut memuji Tiffanny Wen, karena dia adalah penggemarnya.

Direktur Gu ini bernama Harita Gu, Dia adalah direktur departemen desain dan desainer kelas satu Louis Group, tetapi dia selalu di tekan oleh design milik Tiffany Wen, sehingga dirinya sangat tidak senang.

Mendengar receptionis tersebut memuji Tiffany Wen, dia menganggukan kepala dan pergi, kedua receptionis tersebut pun tidak memperhatikan wajah Harita Gu yang menjadi tidak senang.

Dalam perjalanan menuju ruang istirahat, Harita Gu merasa penasaran, sebenarnya bagaimana rupa wantia yang terus menekan karya-karyanya?

Sudut bibirnya tersungging dingin, huh, sepertinya dirinya sendiri harus pergi untuk melihatnya......

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu