Precious Moment - Bab 261 Liburan

"Ya, itu aku yang bilang, tidak mungkin benar-benar ingin mentraktir departemen desain kan."

Meskipun Andreas Lu mendengar kata-kata Tiffanny Wen dengan sedikit keraguan, tapi begitu dia berpikir dia jarang melihat Tiffanny Wen begitu bahagia, jadi Andreas Lu langsung menyetujuinya.

Lagipula, bukankah hanya untuk mentraktir departemen desain? Tiffanny Wen pun mampu mentraktir mereka. Mungkinkah dia sebagai CEO kalah dari direkturnya sendiri?

Tiffanny Wen melihat Andreas Lu langsung setuju, membuatnya sedikit tidak terbiasa.

Apakah Andreas Lu begitu mudah untuk dibujuk? Dulu bukankah dia akan mengambil kesempatan seperti ini untuk menggoda dirinya sendiri? Apa dia sedang merencanakan sesuatu?

Memikirkan hal ini, Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dengan sedikit waspada, tetapi melihat dia masih memandangnya seperti biasa, dan tidak dapat melihat pikiran aneh apapun darinya.

Alis Tiffanny Wen sedikit mengernyit. Tapi kalau bilang ekspresi Andreas Lu biasa saja, sepertinya sedikit berbeda juga di matanya, tetapi tidak jelas juga kenapa berbeda sementara ini...

Andreas Lu melihat Tiffanny Wen dengan menatapanya dengan tatapan aneh dan waspada, seperti dia sedang melihat alien, mulut Andreas Lu pun bergerak-gerak: “Kalau kamu mau memberikan hadiah ke Departemen desain, langsung bilang saja. ​​Tentu saja, kalau kamu menginginkan saya, saya akan dengan enggan menjadi milik kamu. Tapi kamu saja yang dapat, dan departemen desain tidak dapat bagian. "

Tiffanny Wen memutar matanya tanpa suara. Sepertinya dia terlalu khawatir saja. Bagaimana mungkin si Andreas Lu berubah? Satu-satunya perubahan mungkin adalah dia lebih tidak tahu malu ...

Tiffanny Wen tersenyum tenang: "Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, aku masih tidak mampu untuk mau kamu."

"Permintaan saya juga sangat sederhana. Belakangan ini karyawan departemen sangat rajin bekerja, jadi saya harap saya bisa meliburkan mereka satu hari dan kemudian parawisata bersama."

Senyuman di wajah Andreas Lu menjadi jahat, matanya sedikit menyipit, dan tampak ada kilatan dingin di pupil matanya: "Permintaan ini bukan tidak mungkin, tetapi kamu harus menjelaskan terlebih dahulu arti kalimat Anda."

“Kalimat? Kalimat yang mana?” Tiffanny Wen sedikit memiringkan kepalanya karena bingung.

Andreas Lu tidak mau membeberkannya, jadi dia menyipitkan mata dan melihat Tiffanny Wen berpura-pura bodoh dengan tenang, pada akhirnya, Tiffanny Wen pun kalan dan membuang muka dengan tidak enak.

Ya arti dari kalimat itu sendiri, CEO Lu yang juga orang yang gila kebersihan ini mana ada yang mau. Keluargaku sendri tidak mampu untuk mempekerjakan begitu banyak pelayan. Apalagi, kalau kakak bersamanya pasti suasana akan selalu dingin, dan akupun tidak ingin masuk angin.

Tentu saja, ini hanya pikiran sendiri. Tiffanny Wen masih menjawab dengan bijaksana: "Tentu saja saya khawatir CEO Lu akan menderita."

Andreas Lu tersenyum jahat: "Jika kamu takut saya susah, datanglah ke rumah kami. rumahnya cukup luas. Kalau takut kedinginan, aku tidak keberatan menghangatkanmu"

Mendengar godaan mendadak dari Andreas Lu, wajah Tiffanny Wen sedikit memerah, Benar saja, dia tidak bisa lebih tidak tahu malu dari orang di depannya ini.

Tiffanny Wen, yang tahu bahwa dia berada dalam posisi yang kurang menguntungkan ini pun berhenti melawannya, dan menarik topik kembali: "Apakah waktu dan tempat pariwisata karyawan semuanya ditentukan oleh perusahaan?"

Melihat wajah Tiffanny Wen yang agak memerah, Andreas Lu ingin terus menggodanya. Dia sangat suka melihat Tiffany Wen malu dan cemberut, tapi Andreas Lu juga tahu kalau sekarang sudah cukup, kalau tidak, nanti dia bisa kabur.

Lagipula sekarang Tiffanny Wen telah jatuh ke dalam perangkapnya, hanya masalah waktu untuk dia menjadi wanitanya sendiri. Karena ada retakan di cangkangnya, hanya masalah waktu sebelum dia membobol cangkangnya.

Dengan pikiran seperti ini, Andreas Lu menatap mata Tiffanny Wen dengan sedikit makna, seperti seekor Husky yang melihat mangsa yan masuk ke jebakannya.

"Karena ini hadiahmu, kamu bisa mendiskusikan waktu, tempat dan proyeknya sendiri. Selama kamu memastikan keamanannya, Louis Group akan bertanggung jawab untuk biayanya.

Meskipun Tiffanny Wen masih merasa sedikit tidak nyaman dengan keterbukaan Andreas Lu, tapi dia tidak tahu alasannya, jadi dia pun berhenti memikirkannya.

Tersenyum kepada Andreas Lu, dan dua lesung pipit digantung di wajahnya: "Kalau begitu, terima kasih untuk CEO Lu."

Setelah selesai berbicara, Tiffanny Wen ingin berbalik dan pergi, tetapi dia mendengar suara Andreas Lu datang dari belakang dengan sedikit senyuman: "Tidak apa-apa, sering pergi keluar untuk melihat-lihat adalah hal yang bagus."

Tiffanny Wen memiliki firasat yang buruk. Dia menoleh dan melirik ke arah Andreas Lu, hanya untuk melihat bahwa dia menundukkan kepalanya dan mulai membaca dokumen. Dia jelas bukan berhalusinasi barusan, tetapi mengapa dia berpikir bahwa perkataan Andreas Lu memiliki arti lain ...

Tiffanny Wen menarik pandangannya, takut bahwa Andreas Lu kan meminta beberapa kondisi lain, jadi dia pun kabur dengan tergesa-gesa.

Di dalam lift, Tiffanny Wen masih bingung dengan ucapan terakhir Andreas Lu, bertanya-tanya apa yang sedang direncanakan Andreas Lu, tetapi ketika lift sudah mencapai lantai departemen desain, Tiffanny Wen masih belum kepikiran.

Tiffanny Wen berjalan keluar lift, menggelengkan kepalanya tanpa daya, dan bergumam dalam hati: "Lupakan saja, mungkin Andreas Lu hanya menghela nafas (meskipun dia sendiri tidak percaya sama sekali), aku sebaiknya kembali dan memberitahu departemen desain akan berita ini, dan bertanya mereka mau pergi kemana... "

Sambil bergumam, Tiffanny Wen berjalan menuju departemen desain, samapai sana dia melihat semua orang masih bekerja keras, departemen desain saat ini lebih energik dari sebelumnya, tapi sudah banyak hal yang berubah.

Di departemen desain, Tiffanny Wen juga merasa dirinya sudah banyak berkembang, dari hari pertama disuruh oleh Andreas Lu menjadi direktur yang tak berdaya, hingga kini dia merasa nyaman, semua ini dikarenakan oleh departemen desain.

Tiffanny Wen tidak pernah melupakan perjanjian dengan Andreas Lu. Seharusnya dia mengundurkan diri dari jabatan direktur setelah dia menemukan mata-mata itu, tetapi kemudian dia dihitung oleh Hanita Gu dan berurusan dengan banyak masalah. Setelah memikirkannya, Tiffanny Wen pun sadar bahwa dia memiliki perasaan terhadap departemen desain, dan dia pun enggan untuk mengundurkan diri sebagai direktur.

Sebenarnya sekarang juga oke.

Tiffanny Wen tersenyum, dan berjalan menaiki tangga kecil di depan kantor direktur, melihat orang-orang sibuk, Tiffanny Wen tersenyum lega, bertepuk tangan, dan menarik perhatian semua orang: "Ada kabar baik untuk kalian."

"Kalian belakang ini sudah bekerja keras, jadi saya secara khusus pergi ke CEO Lu untuk meminta proyek pariwisata yang didanai untuk departemen desain, tetapi hanya satu hari, waktu dan tempat akan ditentukan, apakah kalian punya saran bagus? Semua biaya akan diurus oleh perusahaan, jadi tidak perlu takut. "

Mendengar tepuk tangan Tiffanny Wen, perhatian kebanyakan orang tanpa sadar teralihkan. Setelah mendengar pengumuman Tiffanny Wen, mata orang-orang sedikit berbinar, dan akhirnya bersorak.

"Direktur Wen hebat!"

"Meskipun itu adalah pariwisata yang didanai, tapi itu hanya punya satu hari, belum main puas sudah harus kembali, apa tidak terlalu terburu-buru."

"Kalau gitu apa kita perginya saat hari Jumat? Lagi pula, Sabtu dan Minggu semuanya libur, jadi bukankah kita punya tiga hari?"

"Betul juga, kalau begitu kita pergi kemana ya?"

"Entahlah. Menurutku tempat-tempat wisata itu sangat membosankan. Meskipun ini pariwisata, tapi tidak ada tempat untuk dituju ..."

Saat semua orang sedang membicarakannya, Jennifer Xia menjulurkan kepalanya keluar dari kantor dengan ekspresi bingung, dan melihat Tiffanny Wen berdiri di depan pintu.

"Fanny, apa yang terjadi? Kenapa ramai sekali?"

Tiffanny Wen memandang Jennifer Xia yang bingung, dan tahu bahwa dia mungkin sedang menonton drama secara diam-diam, dan telinganya tertutup dengan baik, jadi dia tidak tahu apa-apa.

"Siapa yang suruh kamu nonton drama. Tadi aku baru saja berbicara tentang pariwisata departemen desain. Sekarang sedang mendiskusikan mau pergi kemana."

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu