Precious Moment - Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu

Karena masalah sudut pandang, sehingga wanita itu tidak dapat melihat Tiffanny yang ada di belakangnya. Wanita itu terus menggoda Andreas: "Andreas, aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Aku sangat merindukanmu. Apakah kamu terkejut dengan kepulanganku kali ini?"

Sedangkan Andreas yang menghadap ke arah pintu, menatap wanita yang ada di pelukannya itu, dia tampak sedikit terkejut. Meskipun tidak mendorongnya, tapi dia tidak melakukan apa pun. Dia hanya mengerutkan kening, lalu menatap wanita itu, kemudian bertanya dengan suara rendah: "Sejak kapan kamu kembali?"

Wanita itu mengeluarkan senyuman manis: "Baru saja turun dari pesawat, aku segera datang untuk bertemu denganmu. Andreas, aku tidak akan meninggalkanmu lagi kali ini. Dapatkah kita bersama?

Andreas mengerutkan alisnya, pada matanya ada sedikit ketidaksabaran, tidak tahu apa yang sedang Dave lakukan, dia sudah tidak kembali ke kantornya dalam waktu yang lama. Andreas pun melihat ke arah pintu, lalu menatap Tiffanny yang sedang berdiri di depan pintu dengan wajah terkejut.

Ketika mereka saling menatap satu sama lain, mereka berdua tampak tercengang. Melihat kecemburuan di mata Tiffanny, Andreas pun menjadi panik: "Tiffanny, kamu"

Tiffanny mundur selangkah, lalu tersenyum lembut kepada Andreas, tapi ada jarak yang tak terlukiskan: "Maaf, aku telah mengganggumu."

Usai berkata, Tiffanny segera menutup pintu.

Setelah melihat keanehan di mata Tiffanny, timbul rasa cemas di hati Andreas, dia segera menyingkirkan wanita itu: "Caterina, mari kita bicarakan nanti."

Usai berkata, Andreas bergegas keluar dari pintu, meninggalkan Caterina seorang diri. Melihat kepergian Andreas, Caterina pun mengikutinya.

Saat Tiffanny menutup pintu, dia segera berbalik, lalu pergi. Ada semacam rasa pahit, rasa sedih,dan menyakitkan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata di dalam hatinya.

Namun, setelah beberapa langkah, lengan Tiffanny tiba-tiba ditarik. Ketika berbalik, dia melihat Andreas yang menatapnya dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, ada kecemasan di tatapannya itu: "Ada apa? Apakah ada yang ingin kamu katakan kepadaku?"

Melihat kegelisahan di mata Andreas, rasa pahit di dalam hati Tiffanny sedikit mereda, tetapi setelah melihat Caterina juga mengejarnya, rasa cemburu di hati Tiffanny dalam sekecap meledak-ledak.

"Ini bukanlah sesuatu yang penting. Aku dapat bertemu denganmu di lain waktu, jadi sekarang aku tidak ingin mengganggumu. Kalian dapat melanjutkan obrolan kalian, aku pergi dulu."

Dengan begitu, Tiffanny dengan lembut melepaskan genggaman Andreas, lalu berbalik.

Melihat Tiffanny yang tidak tampak seperti biasanya, Andreas pun merasa ini tidak masuk akal. Dia mengernyit, lalu mencoba mengejarnya. Namun, saat ini Caterina yang telah sampai, meraih lengannya, lalu berkata: "Andreas, kita sudah lama tidak bejumpa. Ayolah pergi makan bersamaku."

Awalnya Andreas ingin menolak, tapi ketika melihat bahwa Tiffanny sudah menghilang, dia menatap Caterina yang tampak tidak berdaya, sehingga pada akhirnya dia menyetujuinya.

"Baiklah, tapi ajaklah kakakmu juga, dan aku akan mentraktirmu."

Caterina tampak tidak senang, dia memoncongkan bibirnya, tetapi Andreas segera mengeluarkan ponselnya, mengubungi Max.

Begitu telepon itu terhubung, dia mendengar suara tak berdaya dari Max: "Tuan Muda, bisakah kamu tidak meneleponku setiap kali aku baru turun dari meja operasi?"

"Katakanlah, apa yang terjadi dengan gadis kecil itu? Kamu ada diimana? Apakah kamu ingin aku membawakan obat?"

Andreas mengangkat sudut mulutnya, berkata: "Tidak perlu, kamu bawa saja orang-orangmu."

Di sisi lain, Max jelas terdiam dalam waktu yang lama, kemudian sebuah suara yang tidak pasti keluar: "Tuan muda, berilah dia obat pekasih. Janganlah mengganggu aku."

Andreas mengangkat sudut mulutnya, dia tampak kesal, sampai-sampai tampak ingin memukul seseorang: "Adikmu sudah kembali, apakah kamu tidak mengetahuinya?"

Max terdiam selama beberapa detik, lalu dia berkata: "Sudah berapa lama dia kembali? Dia bahkan tidak meneleponku? Dia bahkan tidak mencari kakaknya sendiri?"

Andreas menghela nafas tak berdaya, lalu berkata: "Aku akan mentraktir kalian makan, kamu juga harus ikut."

"Ya, ya. Aku telah dipanggil kesana kemari oleh Tuan muda. Akibatnya, aku juga diundang makan bersamamu, hanya karena Caterina."

Ketika Tiffanny keluar dari kantor Andreas, lalu sampai di dalam lift, ada rasa menyesal di dalam hatinya. Bagaimanapun juga, dia baru saja bertindak begitu impulsif.

Nyatanya, tidak ada yang salah dengan perkataan Jennifer. Kondisi Andreas sendiri sudah sangat bagus, jadi wajar kalau dirinya memiliki saingan. Lagipula, bukankah saat ini juga ada Melody? Sepertinya mereka berdua sangat jauh berbeda.

Meskipun dia berpikir begitu, tetapi masih ada perasaan aneh di hati Tiffanny. Itu seperti batu besar yang mengganjal di hatinya, rasanya sungguh menyakitkan, tetapi dirinya tidak tahu mengapa

Setelah menggelengkan kepalanya, Tiffanny memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Dia pun menaiki taksi di pinggir jalan, lalu segera pulang.

Tapi perasaan menyebalkan semacam itu bak bayangan yang selalu menyertainya, bagaimanapun juga itu tidak bisa hilang. Tiffanny tidak memiliki niat untuk memasak sayur, sehingga dia hanya merebus mie, lalu memakannya, kemudian pergi mandi.

Berendam di bak mandi yang hangat, Tiffanny memandangi kabut tebal, tetapi emosi di dalam hatinya masih tidak bisa hilang, dia pun menatap ke atas dengan pikiran kosong.

Usai mandi, tanpa memiliki sesuatu yang harus dikerjakan,Tiffanny duduk di depan meja sambil memegang pulpennya, tetapi dia tidak bisa menggambar lagi. Melihat pemandangan malam yang familiar di luar jendela, berulang kali meraih ponselnya, tetapi dia menemukan bahwa Andreas tidak mengirim satu pun pesan teks.

Apakah pria itu memang tidak memiliki sesuatu yang ingin dikatakan kepada dirinya? Atau apakah dia benar-benar pergi makan malam dengan gadis itu? Sebenarnya siapa wanita itu? Tampkanya dia memiliki hubungan yang baik dengan Andreas.

Wanita itu memanggilnya Andreas. Bahkan dia dapat memeluk Andreas. Apakah dia adalah mantan pacarnya?

Dalam sekejap, Tiffanny tampak waspada. Dia pun menengadahkan kepalanya, menatap bintang-bintang di langit, dia tidak menyangka bintang itu dapat berkilauan begitu terang, hanya dengan beberapa kelipan saja, dia dapat melihatnya dari bawah awan.

Sambil menghela nafas panjang, Tiffanny mengeluarkan sekaleng bir dari dapur, lalu menyalakan TV. Tetapi dia tidak tahu apa yang ingin ditontonnya, sehingga dia terus-menerus mengganti saluran TV. Dia hanya melihat cahaya redup dan terang yang memantulkan tubuhnya, lalu kemurungan dalam matanya itu semakin terasa berat.

Tanpa menyadarinya, Tiffanny sudah meminum setengah bir itu, dia pun merasa sedikit pusing. Ketika dia ingin bangkit untuk pergi tidur, bel di rumahnya berdering.

Tiffanny menoleh dengan penuh waspada, lalu melihat ke arah pintu. Dia mengerutkan alisnya dan mengedipkan matanya, dia tetap bangkit berdiri, lalu menghampiri pintu.

Setelah pintu terbuka, melihat Andreas yang berdiri di depan pintunya, Tiffanny pun mengangkat alisnya, ada rasa kekesalan pada matanya. Dia pun mengedutkan sudut mulutnya kepada Andreas, lalu memblokir pintu itu, seolah tidak membiarkan Andreas masuk ke dalam.

"Maaf, saat ini waktu sudah malam. Aku ingin pergi istirahat. CEO Lu, kembalilah pulang."

Melihat wajah Tiffanny tampak kemerahan, Andreas mengerutkan alisnya: "Apakah kamu telah minum?"

Tiffanny mendengus pelan, kebencian di matanya tampak semakin terlihat: "Itu tidak ada hubungannya denganmu."

Melihat penampilan Tiffanny, Andreas terkekeh, matanya penuh dengan tawa, dan ada pesona jahat di mulutnya: "Apakah kamu mencemburuiku?"

Tiffanny tertegun. Ketika dia hendak menutup pintu, dia didorong ke samping oleh Andreas.

Tiffanny sungguh merasa jengkel, sehingga dia meningkatkan kekuatannya, tetapi pintu itu tidak bergerak. Dia mendongakkan kepalanys, memelototi Andreas: "Cemburu atau tidak itu bukan urusanmu. Bukankah kamu ingin bermesraan dengan mantan pacarmu?"

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu