Precious Moment - Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
Pada saat ini, Tiffanny Wen dengan hening mengagumi tumbuh-tumbuhan hijau yang subur yang berada di samping, daun yang berwarna hijau tua di sini sangat berbeda dengan daun yang biasa dilihatnya di luar.
Tanpa lapisan debu yang tipis yang menempel padanya, tampaknya tidak akan ada rasa yang memuramkan, daun hijau zamrud sangat yang berada di bawah sinar matahari sangat enak untuk dilihat, membuat suasana hati Tiffanny Wen menjadi lebih rileks.
Tiffanny Wen yang sedang asik di dalam alam, tentu saja tidak melihat ketika Andreas Lu perlahan memasuki gerbang dan juga tidak melihat papan besar yang berada di sisi Andreas Lu, jadi secara otomatis dia juga tidak tahu bahwa ini adalah Tempat Kediaman Keluarga Lu.
Tiffanny Wen yang polos masih mengira bahwa Andreas Lu hanya mengundangnya ke tempat pesta makan malam biasa.
Setelah memasuki pintu, Andreas Lu mengemudi lagi memasuki hutan aprikot untuk sementara waktu sebelum akhirnya tiba di tujuan.
Setelah keluar dari mobil, Tiffanny Wen melihat dengan kagum ke puncak gunung yang direkonstruksi yang telah diratakan, tidak tahu butuh seroyal apa baru bisa membeli puncak gunung seperti ini.
Halaman depan yang luas dan bundar penuh dengan semua jenis mobil mewah, dan banyak pembantu rumah tangga yang sedang memarkirkan mobil mewah yang telah tiba satu demi satu secara berurutan.
Ketika Andreas Lu melihat Tiffanny Wen tiba-tiba berhenti, dia sedikit bingung: "Ada apa? Mengapa tiba-tiba berhenti?"
Tiffanny Wen menarik kembali pandangan matanya diam-diam dan menggelengkan kepalanya dengan ringan: "Tidak apa-apa, aku hanya sedang berpikir keluarga mana yang begitu royal sampai membeli satu puncak gunung."
Andreas Lu memandangi Tiffanny Wen dan mengangkat alisnya dengan ringan, tidakkah dia melihat papan besar yang berada di depan pintu masuk? Andreas Lu segera berubah pikiran, berpikir bahwa seperti ini mungkin akan lebih seru, jadi dia tidak berencana untuk memberitahukan kebenarannya kepada Tiffanny Wen.
Andreas Lu tersenyum menyengir, berbalik badan dan maju ke depan: "Siapa yang tahu soal hal semacam ini? Ayo kita masuk dulu, pesta makan malamnya sudah mau mulai."
Tiffanny Wen mengangguk, dan dengan cepat menyusul Andreas Lu, mengikutinya melewati lautan mobil.
Setelah keluar mengelilingi lautan mobil, sebuah "kastil" muncul di depan Tiffanny Wen.
Di gedung bergaya Eropa klasik, diuji dengan waktu, tembok yang berwarna putih sudah sedikit rontok, warnanya juga sedikit redup, Pohon menjalar secara diam-diam menyerang dinding, perubahan waktu terlihat sangat jelas.
"Sudah, jangan membuang-buang waktu, ayo ikut."
Suara Andreas Lu yang rendah datang dari depan, membuat pemikirannya yang sedang kemana-mana kembali ke tubuhnya, melihat bahwa Andreas Lu sudah agak jauh darinya, Tiffanny Wen berlari kecil untuk mengejarnya.
Tepat sebelum memasuki pintu, Tiffanny Wen menemukan sosok yang dikenalnya di pintu masuk, meskipun dia tidak sama seperti dulu yang berpenampilan dengan sangat gagah, malah sebaliknya, dia terlihat anggun dan elegan, masih mengenakan lipstik merah, tidak mengenakan kacamata, tapi perasaan yang didapat darinya tetap tidak jauh berbeda.
Mungkin orang lain tidak mengenalinya ketika pertama kali melihatnya, tetapi Tiffanny Wen adalah teman sekamarnya yang telah tinggal bersamanya begitu lama, maka dari itu Tiffanny Wen dengan sedikit senang berjalan maju dan berkata, "Kak Stella, bagaimana kamu bisa datang kemari juga?"
Stella Lu juga sedikit terkejut ketika dia melihat kemunculan Tiffanny Wen yang tiba-tiba, tetapi ketika dia melihat Andreas Lu datang perlahan dari belakang, ia merasa sedikit lega.
Dengan makna yang mendalam melihati Andreas Lu, Stella Lu kembali menatap Tiffanny Wen, dengan ringan mencubit hidungnya Tiffanny Wen, dengan senyum misterius di wajahnya: “Hari ini adalah ulang tahun nenekku yang ke-80, semua anggota keluarga datang, bagaimana mungkin aku tidak datang."
Tiffanny Wen langsung menunjukkan ekspresi terkejut, dengan kepahitan tersembunyi menolehkan kepala dan melihat ke arah Andreas Lu, sementara Andreas Lu diam-diam sedang menatapi Stella Lu, Stella Lu dengan wajah ingin tertawa melihati Andreas Lu, dan mengangkat alisnya.
Untuk waktu yang lama, Tiffanny Wen akhirnya selesai merenung, kemudian mengeluh kepada Andreas Lu: "Bagaimana kamu bisa tidak menjelaskan dengan jelas kepadaku terlebih dahulu? Aku datang kesini dengan sangat lancai, bagaimana aku bisa memberi selamat kepada nenekmu."
Andreas Lu dan Stella Lu mengerti bahwa Tiffanny Wen masih tidak menemukan poin intinya, ternyata hal pertama yang dia pikirkan adalah memberi selamat, dan bukan akan menemui kepala keluarga…..
Stella Lu dengan simpati melihat Andreas Lu, sementara Andreas Lu mengaibaikan pandangan kakak perempuannya sendiri terhadapnya, mengangkat alisnya, dan menatap Tiffanny Wen dengan sedikit iseng.
“Jika aku memberitahumu terlebih dahulu pun, apakah akan ada bedanya?” Andreas Lu berkata dengan santai.
Tentu saja, Tiffanny Wen tidak tahu tentang pemikiran Andreas Lu, tetapi ia merasa kesal pada sikapnya yang cuek, dengan kesal menginjak2 lantai, tepat ketika dia ingin mengatakan bahwa dia bisa menyiapkan hadiah terlebih dahulu, namun disela oleh ledekan Andreas Lu.
"Masuk gih, ini kita berada di puncak gunung, di luar dingin."
Tiffanny Wen sangat kesal, dia masih dengan keras kepala ingin lanjut berbicara, akan tetapi ia didorong oleh Stella Lu dari belakang secara perlahan-lahan.
"Sudah sudah, hati-hati, lagipula kan sudah datang, jadi tidak ada gunanya juga memperdebatkannya lagi, mari kita masuk dulu ke dalam."
Tiffanny Wen yang disela sekali lagi, hatinya penuh dengan kepahitan, namun tidak tahu harus berkata bagaimana, dan dia juga berasa apa yang dikatakan Stella Lu juga tidak salah, sehingga dia tidak dapat membantah, maka dari itu dia hanya diam-diam menghela nafas dalam hatinya.
Sudahlah lupakan saja, lagipula kan sudah datang ini, jadi sekalian dinikmati saja.
Kemudian dia menarik tangan Stella Lu dan masuk ke dalam, dan juga tidak mempedulikan Andreas Lu yang memandangi Stella Lu dengan tatapan kepahitan yang tersembunyi.
Memasuki aula, sesuai dugaan, bagian dalamnya sama seperti yang Tiffanny Wen bayangkan, sebuah teras terbuka di tengah lantai pertama dan kedua, dan lampu kristal digantung dari langit-langit menerangi seluruh aula.
Hanya untuk sebuah aula teras, Wen Xinti memandanginya secara kira-kira, luasnya sekitar 200 meter persegi, sementara pada saat ini terdapat begitu banyak orang, ada banyak orang dalam negeri, dan juga beberapa orang luar negeri.
Meskipun Tiffanny Wen tidak mengenal mereka, Tiffanny Wen pernah melihat sebagian besar dari wajah mereka di TV atau di majalah, dan mereka semua adalah tokoh-tokoh yang ternama dari berbagai bidang.
Tampaknya mereka semua adalah mitra bisnis keluarga Lu. Tiffanny Wen bergumam diam-diam di dalam hatinya dan kemudian menarik kembali pandangan matanya.
Tepat pada saat ini, seorang paman setengah baya dengan tuksedo hitam berjalan ke arah Tiffanny Wen dan kawan-kawan, Andreas Lu juga telah melihat orang yang datang, mengangkat alisnya sedikit dan berkata: "Pengurus rumah tangga tua, ada apa?"
Pengurus rumah tangga berdiri di depan Andreas Lu dan membungkuk sedikit: "Tuan Muda, Nyonya sedang menunggumu di ruang kerja, ia berkata jika tuan muda sudah datang segera pergi menghampirinya."
Andreas Lu menganggukkan kepala, tepat ketika dia berencana untuk jalan ke lantai dua, tiba-tiba ia teringat sesuatu, matanya bersinar, lalu menoleh dan berkata kepada Tiffanny Wen: "Kamu juga ikut aku."
Tiffanny Wen menarik tangannya Stella Lu dengan erat-erat, menatapi Andreas Lu dan dengan ringan menggelengkan kepalanya: "Tidak mau."
Ibumu menyuruhmu untuk pergi ke ruang kerja, apa urusannya aku ikut denganmu, aku tidak mau pergi, tidak akan.
Andreas Lu mengangkat alisnya, ia melihat Tiffanny Wen tak disangka berpikir bahwa Stella Lu akan membantunya, senyum jahat muncul di wajahnya, melangkah maju dan meraih tangan Tiffanny Wen kemudian langsung membawanya naik ke atas.
Tiffanny Wen pada awalnya ingin meminta bantuan dari Stella Lu, namun ia malah melihatnya mengedipkan matanya kepadanya dengan makna yang mendalam, dalam sekejap Tiffanny Wen teringat bahwa Stella Lu merupakan orang yang bahkan rela menjual adik kandungnya sendiri, sehingga dia dengan tak berdaya ditarik oleh Andreas Lu untuk naik ke lantai 2.
Dalam ruang kerja, Violet Shen sedang duduk di samping meja, sedang berbicara dan tertawa dengan seorang wanita, dia adalah ibunya Andreas Lu. Dia pernah menjadi seorang wanita yang berada di dunia bisnis, mengenakan gaun hitam biru dengan kerawang emas dan garis-garis gelap, sederhana dan dermawan, melihat bentuknya dari kejauhan dan melihat posturnya dari dekat, melihatnya dari sudut yang berbeda akan mendapatkan perasaan yang berbeda.
Rambut panjang digulung dan dijepit dengan kayu kamper. Seseorang yang usianya hampir memasuki 50 tahun, tetapi tahun-tahun itu tidak meninggalkan bekas terlalu banyak di wajahnya, kulitnya halus dan masih kencang, tanpa terlalu banyak kerutan dan bintik-bintik yang mengganggu, jika dilihat dari jauh dia tidak ada bedanya dengan orang yang berusia 20-an, bahkan jika kita amati dengan seksama dari dekat sekalipun, kesimpulan yang akan di dapat adalah usianya sekitar 30-an.
Pada saat ini, Violet Shen memegang tangan wanita yang ada di sebrang, wajahnya penuh senyum lega: "Melody Tsu, apa yang kamu pelajari dari kepergian belajar keluar negerimu kali ini? Sudah sangat lama tidak melihatmu, Ibu Shen sangat merindukanmu."
"Si bajingan kecil Andreas Lu juga sama, setelah pulang dari luar negeri tidak pernah menghubungiku. Haduh, aku telah membesarkan anak yang tidak tahu balas budi."
Melody Tsu mengerutkan bibirnya dan terkekeh, rambutnya sepinggang, berwarna hitam dan lurus menutupi punggungnya, menggantung ke bawah seperti air terjun galaxi, mata phoenix yang indah menyipit menjadi bulan kecil, alisnya melengkung, hidungnya mancung, sudut bibirnya berwarna ceri, senyumannya cemerlang, anggun, dan berintegritas.
"Bibi Shen, anda menganggapnya dengan terlalu serius, itu hanya karena Louis perkembangannya baru dimulai, jadi terlalu banyak urusan yang harus ditangani sehingga tidak bisa ditinggal. Aku yakin kakak Andreas pasti sangat mencintaimu."
Violet Shen tersenyum dan menepuk lengan Melody Tsu yang ramping dan putih beberapa kali, matanya penuh dengan kepuasan: "Haha, bisaan aja nih kamu si mulut manis, tetapi Bibi suka kok yang seperti ini."
"Terima kasih Bibi Shen untuk pujiannya."
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Secret Love
Fang FangSuami Misterius
LauraDon't say goodbye
Dessy PutriRahasia Istriku
MahardikaAwesome Husband
EdisonPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku