Precious Moment - Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama

Di toko shabu-shabu yang tidak jauh dari Louise Group, Tiffanny juga sedang mentraktir Jennifer makan.

Tapi saat ini Jennifer tampak sangat tegang, ia duduk tegak di hadapan Tiffanny, melihat cumi-cumi yang berguling-guling di dalam shabu-shabu, ia diam-diam menelan ludah, namun tidak berani mulai makan dulu.

Tiffanny melihat Jennifer yang tiba-tiba menjadi feminim dengan lucu, rasanya seperti dua orang yang berbeda dengan yang hari itu mengambil cumi-cumi dengan mata berbinar.

Takut nanti Jennifer mati kelaparan, Tiffanny pun tidak lanjut mencandainya lagi, ditatapnya Jennifer dengan tersenyum.

“Kenapa? Jennifer, kamu tidak suka cumi-cumi?”

Mendengar Tiffanny bertanya demikian, dia mengira Tiffanny marah, segera ia menggeleng, “Bu bu bu……bukan.”

Kemudian ia agak menundukkan kepala, dengan eskpresi sangat serius, “Terima kasih nona Theresia, kamu bersedia memberi aku kesempatan untuk belajar……dan……”

“Dan apa?” Senyum Tiffanny semakin melebar dan iseng, ia memiringkan kepala menunggu perkataan Jennifer selanjutnya.

Melihat ekspresi Tiffanny yang demikian, Jennifer pun merasa dia sepertinya lumayan senang dengan dirinya, sehingga Jennifer pun memberanikan diri menatap Tiffanny dengan tulus.

“Dan nona Theresia kelihatan bersahabat, memberikan rasa yang familiar.”

“Bruhhh……” Akhirnya Tiffanny tidak tahan lagi untuk tertawa keras. “Hahaha……”

Jennifer dibuat kebingungan oleh ketawanya Tiffanny, apakah dirinya tadi mengatakan sesuatu yang lucu? Kenapa nona Theresia tiba-tiba tertawa?

Tiffanny berdehem untuk mengendalikan kembali rasa ingin tertawanya.

“Aku kelihatan familiar bukan?”

“Iya……” Jennifer mengangguk kebingungan.

Tiffanny menggeledah tasnya sejenak, lalu memakai kaca mata dan poni palsu, setelah mengatur rambutnya, dia mengangkat kepala menatap Jennifer.

“Lalu……kalau begini?”

Jennifer tercengang beberapa detik melihat perubahan Tiffanny, mulutnya semakin menganga dengan wajah sangat tidak percaya, matanya penuh kejutan.

“Fanny! Ternyata kamu!”

Jennifer sampai bangkit berdiri, memutari meja, dan duduk disamping Tiffanny, serta memberikan pelukan ramah.

“Fanny, kamu membohongi aku sekian lama! Ternyata kamu Theresia! Kamu malah tidak memberi aku tandatangan!”

Tiffanny juga sangat gembira, dia mengelus kepala Jennifer, “Itu juga karena mau tidak mau, saat itu aku sedang menutupi identitasku.”

Jennifer menatap Tiffannya dengan tidak mengerti, “Kenapa? Apakah terjadi sesuatu? Setidaknya kamu itu desainer utama di Louise Group, kenapa masih harus datang ke divisi desain dengan menyamar?”

Tiffanny menatap Jennifer dengan tatapan rumit, dia tahu sifat kepribadian Jennifer, Jennifer tidak mungkin adalah musuh dalam selimut, dan dirinya sekarang juga juga memang perlu seorang asisten terpercaya untuk membantunya. Tiffanny menghela nafas dan memberitahu Jennifer segalanya.

“Sebenarnya karena ada satu sketsa desainku bocor, padahal saat itu aku taruh bersamaku, dan hanya ditinggalkan sebentar saja waktu istirahat, tapi sudah lihat ke kamera CCTV, ternyata semua rekaman di waktu itu sudah dihapus semua, bagian keamanan juga diganti, jadi tidak ada petunjuk sedikit pun. Direktur Lu curiga di divisi desain ada mata-mata, aku demi mempertanggungjawabkan kelalaianku, diutus ke sini……tapi setelah melacak beberapa bulan masih tidak ada petunjuk sedikit pun……”

Bicara sampai akhir, ekspresi Tiffanny menjadi sedih, Jennifer juga mengusap kepala Tiffanny untuk menghibur.

“Sudah, sudah, Fanny, pasti bisa ditemukan……Oh iya, rahasia ini kamu langsung beritahu aku? Tidak apa-apa?”

Terhadap respon Jennifer yang agak lamban, Tiffanny merasa lucu, ditatapnya Jennifer dengan mata berbinar.

“Makanya Jennifer, aku diutus ke sini lagi, kali ini bolehkah kamu membantu aku?”

Dalam sekejap Jennifer tidak bereaksi, melainkan tertegun sejenak, tapi melihat Tiffanny begitu mempercayainya, dalam hatinya merasa terharus, ia pun mengangguk tegas.

“Boleh!”

Kemudian Jennifer mendekap kedua belah pipinya dengan semangat, “Rasanya menegangkan sekali, seperti dalam film peperangan, tenang saja Fanny, aku pasti akan membantu kamu semaksimal mungkin!”

Melihat Jennifer yang ekspresinya seolah sudah siap perang, Tiffanny tertawa terhibur, mungkin aku harus berterima kasih dengan mata-mata itu, karena dia yang membuat aku bertemu kamu……

“Sudahlah, Jennifer, kalau masih tidak makan juga, cumi-cumi kamu sudah mau kematangan, nanti tidak enak lagi.”

“Aaa! Cumi-cumi aku!”

……

Keesokan harinya, di kantor.

Tiffanny menatap setumpuk berkas di tangannya dengan pusing, dalam hatinya penuh ketidakberdayaan.

Soal desain memang dirinya ahli, tapi belum tentu lebih hebat dari Lesly mereka, lagipula mereka punya pengalaman kerja beberapa tahun, sedangkan dia bagaimana pun juga hanya mahasiswa magang yang terkenal di dunia desain……

Sungguh tidak tahu dari mana Andreas mendapat kepercayaan diri untuk menyerahkan pekerjaan ini ke dia, apakah Andreas tidak takut dikacau olehnya?

Mungkin sampai saatnya nanti Andreas akan mengulitnya……

Tiffanny refleks menyusutkan leher, dan berencana untuk berunding dengan Hanita, lagi pula dia adalah direktur yang memang sudah berpengalaman……

Hanita agak sedikit terkejut saat Tiffanny masuk dengan membawa berkas, tapi setelah “berunding” beberapa saat kemudian, Hanita kehabisan kata-kata, Tiffanny ini benar-benar bukan mencarinya untuk berunding, melainkan datang bertanya dengannya.

Sebenarnya apa yang dipikirkan Andreas? Membuang Tiffanny yang hanya bisa desain namun tidak bisa hal lain sedikit pun ke sini, bahkan bertanggung jawab soal konferensi pers produk baru? Memintannya untuk membantu? Ini bukan membantu namanya! Tapi seperti pengasuh! Yang harus diajari selangkah demi selangkah!

Meskipun dalam hati menggerutu, tapi wajah Hanita tetap berseri-seri, bagaikan kakak besar yang sangat bersabar menjelaskan semuanya ke Tiffanny, kemudian membagi tugas.

“Kamu pilih tempatnya dulu, jangan lupa booking, kemudian download data para model dari dokumen perusahaan, dipilih berdasarkan nuansa dan ciri khas busana, ini tidak perlu aku tekankan bukan?”

“Terus ingat cari wartawan, menyebarkan informasi……sudahlah, mungkin kamu juga akan kebingungan kalau diserahkan ke kamu, biar aku saja yang urus.”

Setelah itu Hanita menatap Tiffanny dengan sinis dan serius, “Ini adalah perang pertama Louise Group sejak masuk ke dalam negeri, kalau tidak dilakukan dengan baik, pengaruhnya akan besar sekali terhadap Louise Group, aku harap kamu tidak mengecewakan Direktur Lu.”

Mendengar perkataan Hanita, seketika Tiffanny merasa tekanannya semakin berat, ia mengangguk dengan berat hati.

Sebenarnya bagaimana cara berpikirnya Andreas, malah menyerahkan hal yang begitu penting ke dirinya, ini karena dia tidak mengerti kemampuan dirinya atau terlalu percaya dengan dirinya? Kalau nanti benar-benar……

Tiffanny menggeleng-gelengkan kepala, membuang pikiran buruknya dari kepala, lalu keluar dari kantor dengan murung.

Sayangnya Tiffanny sama sekali tidak melihat, Hanita yang dibelakang sedang tersenyum puas dengan licik……

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu