Precious Moment - Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu

Dimarahi seperti itu oleh nenek, Violet Shen merasa sangat tidak terima, tapi karena faktor usia, dia tidak bisa melawan, hanya bisa berkata lemah saja, "Tadi orangnya masih ada di sini. Begitu pergi, langsung hilang. Melody juga tidak tahu pergi kemana ...."

Nenek Lu menoleh menatap Violet Shen dan mengerutkan dahi. Dia tidak ingin mendengar penjelasan Violet Shen, "Masih tidak pergi mencari orangnya! Kenapa masih bengong di sini?!"

Baru saja selesai bicara, terdengar suara lemah Melody Tsu dari belakang, "Nenek, Kak Andreas ada di kamar Tiffanny di sebelah ...."

Nenek menoleh menatap Melody Tsu, pandangannya menyala, tapi juga tidak mengatakan apapun.

Sedangkan ketika Violet Shen mendengar ketika tidak lama dia pergi, Andreas Lu sudah pergi ke kamar pasien Tiffanny Wen, untuk seketika menjadi sangat marah, dan memanfaatkan ada nenek di sini ingin merendahkan Tiffanny Wen.

Oleh karena itu, Violet Shen diam-diam mengomel, "Sekarang Andreas dicelakai sampai seperti ini oleh dia, Tiffany masih tidak tahu malu untuk menggoda Andreas. Benar-benar tidak tahu mau dicelakai sampai seperti apa oleh si pembawa sial itu baru Andreas rela."

Meskipun hanya omelan kecil saja, tapi suara Violet Shen dikontrol dengan pas, tidak kencang juga tidak kecil. Nyonya Tua Lu yang ada di samping kebetulan mendengar jelas.

Kata pepatah tua tua keladi semakin tua semakin menjadi. Meskipun Nenek Lu sudah tua, tapi dia tidaklah bodoh, dia tentu tahu maksud menantunya ini.

Nenek Lu juga mengerti rasa tidak suka Violet Shen pada Tiffanny Wen. Karena bagaimanapun juga sebagai seorang ibu, dia juga pernah mengalami proses pemilihan menantu. Meskipun kali ini keadaan Andreas sekarang memang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan Tiffanny Wen, tapi karena Andreas yang memilih sendiri untuk menyelamatkan gadis itu, bersedia membiarkan dirinya masuk dalam bahaya, maka artinya, di dalam hati Andreas ada gadis itu.

Nenek menghela napas kecil dalam hati. Meskipun Melody juga anak yang lumayan baik, tapi masalah perasaan masih harus melihat anak-anak sendiri. Andreas dan Melody tidak bisa dipaksakan. Dia sebagai nenek, juga tidak bisa berbuat banyak.

Nenek Lu berpikir dalam hati, tapi di permukaannya malah mendengus dingin dan menatap Violet Shen dengan datar, "Dulu saat kamu dan Jason bersama, suamiku sangat tidak setuju. Lalu hasilnya? Apa aku mengatakan sesuatu?"

Setelah selesai berkata, nenek membalikkan badan, berjalan ke arah pintu, dan berkata pada Melody Tsu, "Melody, tolong kamu bawa jalan."

Violet Shen berdiri di sana dalam diam dan menggigit bibirnya sendiri. Dia tentu tahu maksud perkataan Nyonya Tua Lu, bukankah ingin memberitahunya jangan ikut campur masalah Andreas Lu dan Tiffanny Wen, biarkan Andreas sendiri yang memilih?

Tapi bagaimana mungkin dia diam saja melihat Andreas sekali demi sekali dicelakai oleh Tiffanny Wen si pembawa sial itu? Kali ini mencelakai Andreas sampai kehilangan kontrak, meskipun sudah ditemukan, tapi bagaimana dengan lain kali? Lain lain kali? Kalau suatu hari nanti keberuntungan Andreas sudah habis, apa akan dicelakai sampai meninggal oleh pembawa sial itu?

Tiffanny Wen adalah suatu masalah. Dia pasti tidak akan membiarkan Tiffanny Wen mencelakai Andreas, meskipun Andreas membencinya seumur hidup ini, tapi dia tidak akan membiarkan Andreas bersama dengan orang yang berbahaya itu!

Melihat punggung nenek yang pergi, rasa benci di mata Violet Shen terhadap Tiffanny Wen tidak hentinya bertambah. Keputusan untuk mengusir Tiffanny Wen dari sisi Andreas Lu juga semakin yakin.

Di sisi lain, Tiffanny Wen duduk dengan tidak tenang di atas ranjang, menundukkan kepala dan melihat jari yang mencengkram selimut. Sedangkan Andreas Lu melihat tampang Tiffanny Wen seperti anak kecil yang menunggu dimarahi, tertawa kecil, duduk di atas ranjang, memegang tangan Tiffanny Wen yang bergerak tidak tenang dan berkata, "Tenang saja, tidak akan ada apa-apa."

Tiffanny Wen mengerutkan dahi, matanya penuh dengan perasaan bersalah dan tidak tenang. Tangan Andreas Lu yang besar menggenggam tangan Tiffanny Wen, kehangatan tidak hentinya mengalir dari tangan ke hati, bahkan hati yang awalnya tidak tenang, juga tanpa sadar bertambah tenang sedikit.

"Tapi suara nenek tadi benar-benar sangat mengejutkan. Nenek sepertinya benar-benar marah ... semua ini salahku ... aku yang membuatmu seperti sekarang ini. Nenek begitu menyukaimu, pasti akan memarahiku dengan galak 'kan ..."

Semakin Tiffanny Wen bicara, dia semakin menundukkan kepala. Ekspresi Andreas Lu aneh, melihat Tiffanny Wen, merasa sedikit aneh, tidak tahu kenapa Tiffanny Wen menjadi begitu peduli pada nenek.

Meskipun Andreas Lu tidak tahu kenapa, tapi sebenarnya dia sangat senang, karena di rumah yang paling dia sukai hanya nenek saja. Andreas Lu bahkan tidak begitu peduli pada pendapat Violet Shen, jadi waktu itu membawa Tiffanny Wen pergi ke paviliun nenek tujuannya adalah melihat reaksi nenek. Tapi melihat nenek dan Tiffanny Wen cocok, dia juga menjadi tenang.

Mata Andreas Lu berubah lembut dan mengelus kepala Tiffanny Wen, "Kamu tenang saja. Meskipun nenek memarahimu, aku juga akan membantumu menerimanya."

Tiffanny Wen menengadahkan kepala, menatap mata Andreas Lu yang serius, hatinya juga sedikit terharu.

Sebenarnya Tiffanny Wen malah berharap nenek memarahinya dengan kejam, dengan begitu hatinya malah akan lebih enak, dan bukan seperti sekarang ini, menyalahkan dirinya sendiri ....

Tiffanny Wen menolehkan pandangan, kebetulan melihat Melody Tsu membuka pintu, dia pun melepaskan tangan Andreas Lu yang berada di kepalanya, memberi tanda pada Andreas Lu untuk melihat ke arah pintu.

Begitu Melody Tsu masuk, dia kebetulan melihat Tiffanny Wen menepuk tangan Andreas Lu dari kepalanya, matanya langsung memancarkan rasa cemburu dan iri. Kenapa Kak Andreas bisa begitu lembut di hadapan si pembawa sial ini? Dan ketika bersamanya selalu terlihat dingin?

Tapi kemudian Melody Tsu teringat pada Nenek Lu yang ada di belakangnya, matanya menatap Tiffanny Wen terlihat pandangan senang karena sebentar lagi bencana akan datang. Kak Andreas adalah anak emas di hati Nenek Lu. Kali ini Kak Andreas karena Tiffanny Wen terjadi masalah yang begitu besar, wajah nenek saja sudah masam sampai seperti ini, jadi pasti akan memarahi Tiffanny Wen, wanita murahan itu.

Kalau tidak ada bantuan dari nenek, maka Tiffanny Wen tidak ada sedikitpun kedudukan di Keluarga Lu. Maka sampai nanti bukankah sangat mudah mengusirnya keluar dari Keluarga Lu?

Semakin berpikir, Melody Tsu semakin senang. Dia seperti sudah melihat adegan indah Tiffanny Wen dibenci oleh Nenek Lu.

"Kak Andreas, nenek datang untuk melihatmu."

Setelah berkata, Melody Tsu berjalan ke samping, membiarkan Nyonya Tua Lu dan Violet Shen masuk duluan ke kamar pasien.

Melihat wajah Violet Shen yang masam, Tiffanny Wen bisa dibilang sudah tidak merasa aneh lagi. Karena bagaimanapun sejak hari pertama bertemu Violet Shen, Violet Shen tidak pernah berwajah baik padanya.

Tapi yang membuat Tiffanny Wen tidak tenang sebenarnya adalah Nenek Lu yang dipapah oleh Violet Shen. Saat ini wajah Nenek Lu masam. Semenjak masuk terus menatap dia dan Andreas Lu. Teringat pada marahan nenek di ruang sebelah tadi, Tiffanny Wen tanpa sadar menarik lehernya. Persiapan batin yang susah-susah dibuat tadi, seketika hancur begitu saja.

Violet Shen dan Nenek Lu masuk ke dalam kamar, tatapan mereka secara bersamaan terletak pada tangan Andreas Lu dan Tiffanny Wen yang saling menggenggam satu sama lain. Tatapan dua orang itu bercahaya. Tapi nenek malah bermaksud lain, sedangkan Violet Shen hanya ada kedinginan saja.

Melody Tsu diam-diam menutup pintu di belakangnya, lalu berjalan ke depan, melihat wajah Nenek Lu yang masam menatap Tiffanny Wen, dia berkata dalam hati: Kelihatannya karena Tiffanny Wen membuat Andreas Lu sampai mengalami bahaya, memang mulai tidak suka pada Tiffanny Wen. Kalau begitu kedepannya kalau mau mengusir Tiffanny Wen, juga bukanlah hal yang sulit lagi.

Melody Tsu tersenyum kecil, matanya terlihat merendahkan, lalu dengan cepat dihilangkan.

Meskipun Melody Tsu ingin sekali nenek memarahi Tiffanny Wen dengan galak, menyuruh Tiffanny Wen sadar diri sedikit dan pergi dari sisi Kak Andreas, tapi demi meninggalkan kesan baik di hadapan Andreas Lu dan Nyonya Tua Lu, Melody Tsu tetap memilih pura-pura baik hati, bicara demi Tiffanny Wen, "Nenek, masalah kali ini Nona Wen juga tidak inginkan terjadi, semua ini adalah hal diluar dugaan, tapi semua orang tidak ada masalah besar, nenek juga jangan marah pada Nona Wen lagi."

Melihat tampang Melody Tsu yang pura-pura itu, Tiffanny Wen hanya merasa jijik, seperti melihat diri Wenny Zhou di tubuh Melody Tsu, dan menyindir dalam hati: Hal diluar dugaan? Kamu benar-benar tidak malu untuk mengatakannya.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu