Precious Moment - Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan

Di atas mobil, Andreas Lu mengendarai mobil tanpa ekspresi apapun. Matanya kadang-kadang menatap dingin Luis Chu yang duduk di samping Tiffanny Wen.

Tangannya yang memegang setir sedikit bergetar. Tatapannya ke jalan semakin dingin, bahkan mengandung kemarahan ....

Sedangkan Tiffanny Wen yang duduk di barisan belakang kebetulan duduk di persis belakang Andreas Lu, jadi tidak dapat melihat tatapan Andreas Lu sekarang. Tiffanny Wen menatap senyum aneh Luis Chu dan penasaran.

"Taro, kenapa kamu tiba-tiba ingin pulang?"

Pandangan Luis Chu teralih dari tubuh Andreas Lu dan senyum di wajahnya juga seketika melembut.

"Tentu saja karena aku kangen pada Fanny. Kamu pulang begitu lama hanya pernah telepon aku sekali, lalu kamu tidak mempedulikan aku lagi. Aku takut kamu membuangku, jadi aku pun pulang untuk melihatmu."

Tiffanny Wen diam-diam memutar bola mata. Luis Chu kebetulan melihat rambut hitam milik Andreas Lu di depan, dan teringat pada julukan Husky Stella Lu.

Dia seketika melihat ke arah rambut emas Luis Chu, lalu melihat senyum cerah Luis Chu sekarang, tiba-tiba sebuah julukan muncul di benaknya.

"Haih, Luis, aku rasa julukan Taro tidak ada apa-apanya, aku memutuskan untuk menggantinya."

Luis Chu dibuat bingung dengan pikiran mendadak Tiffanny Wen. Andreas Lu yang duduk di depan juga agak mundur karena penasaran.

"Fanny, kamu ingin ganti jadi apa?"

"Kalau kedepannya kamu memanggil aku Fanny lagi, aku panggil kamu Retriever ..."

"Puff!" karena sangat di luar dugaan, Luis Chu seketika langsung tertawa.

Sedangkan Andreas Lu malah tiba-tiba mengingat Husky yang beberapa hari lalu Stella Lu katakan. Dia tanpa sadar mencengkram setir dengan lebih erat dan mengerutkan dahi.

Apa sekarang wanita suka menggunakan nama anjing menjadi julukan?

Sedangkan Luis Chu setelah tersenyum satu menit di bawah tatapan serius Tiffanny Wen, baru menegakkan punggung, dan menatap Tiffanny Wen dengan serius.

"Ok Fanny. Aku bersedia menjadi malaikat senyummu, menemanimu di sampingmu."

Malaikat senyum??

Seketika Tiffanny Wen bingung. Apanya malaikat senyum? Aku bilang dia mirip anjing ....

"Maksudnya?"

"Haih, Fanny apa kamu tidak tahu? Golden Retriever dijuluki sebagai keberadaan malaikat senyum lho ..."

"Tidak terpikir di hati Fanny ternyata aku seperti ini. Terima kasih Fanny, aku sangat terharu ..."

Tiffanny Wen menopang dahinya dengan tidak berdaya. Meskipun dia tidak tahu bagaimana Luis Chu menangkap maksud perkataannya tadi sampai bisa terharu, tapi sekarang Tiffanny Wen benar-benar kalah oleh ketidaktahumaluan Tiffanny Wen. Tidak ingin lanjut membicarakan topik ini, Tiffanny Wen segera mundur.

"Kamu bisa serius sedikit tidak?"

Luis Chu tentu mengerti sikap Tiffanny Wen ada yang serius dan tidak. Melihat Tiffanny Wen jelas sekali tidak ingin melanjutkan topik pembicaraan ini, dia pun menarik senyumnya dan segera berubah serius.

"Kalau begitu aku katakan satu hal yang serius. Fanny, malam ini aku ingin menginap satu malam di rumahmu."

Tiffanny Wen menoleh menatap Luis Chu dengan terkejut dan bertanya bingung, "Kenapa?"

Luis Chu mengangkat bahu dengan wajah tidak bersalah, "Karena dompetku dicuri orang. KTP dan yang lainnya sudah hilang, tidak bisa tinggal di hotel. Kalau tidak Fanny apa kamu merasa aku adalah orang yang akan tiba-tiba membuat permintaan seperti ini?"

Tiffanny Wen mengangguk tulus. Luis Chu menundukkan kepala dan memperlihatkan tampang kasihan.

Tampang seperti itu benar-benar sangat mirip Golden Retriever!!

Tiffanny Wen berteriak dalam hati. Suara Andreas Lu mulai terdengar dari barisan depan.

"Masalah kecil seperti ini tidak usah repotkan Tiffanny lagi, aku bisa selesaikan."

Luis Chu diam-diam melihat wajah Andreas Lu dari samping.

"Kepo!"

Andreas Lu tentu merasakan tatapan kebencian Luis Chu dan membalas sekilas dari kaca spion, pandangannya mengandung tatapan sombong.

"Aku selalu menatapmu."

………………………………………………………………

Datang ke pintu masuk Century Hotel, Tiffanny Wen menatap gedung yang tetap berdiri mewah, menatap punggung Andreas Lu yang berjalan masuk, entah kenapa dia mempunyai perasaan aman yang tidak dapat diungkapkan.

Sedangkan Luis Chu yang menatap semuanya, penuh dengan rasa cemburu. Dia menatap punnggung Andreas Lu dengan rasa permusuhan yang besar.

Fanny baru pulang ke China beberapa bulan saja, kenapa sudah mendatangkan musuh sebesar ini?

Mendengar kabar Andreas Lu tiba-tiba datang ke hotel, Lucas Zhao segera menjemput di depan pintu hotel dan wajahnya penuh dengan kesenangan.

"Tidak tahu Direktur Lu akan datang, jadi kurang mengatur penjemputan direktur, mohon Direktur Lu ampuni."

Andreas Lu mengerutkan dahi, "Sudahlah. Aku kali ini bukan untuk periksa, cukup atur satu kamar kepada temanku saja."

Lucas Zhao menganggukan kepala dan segera mengatur para karyawan untuk membersihkan satu kamar presidential suit.

Andreas Lu sangat puas terhadap pengaturan Lucas Zhao, lalu berbalik dan berkata pada Luis Chu dengan puas, "Ini adalah hotelku. Karena Tuan Lu adalah teman Tiffanny, maka artinya adalah temanku juga. Terserah seberapa lama pun kamu ingin tinggal di sini."

Luis Chu menatap cahaya di mata Andreas Lu. Setelah bertatapan beberapa detik, dia tertawa, "Hahaha, kalau begitu terima kasih ya Tuan Lu."

Di bawah bantuan pelayan, Luis Chu menurunkan koper lalu melambaikan tangan ke arah Tiffanny Wen.

"Kalau begitu Fanny, kamu pulang dulu saja. Kalau aku ada waktu luang, aku akan pergi mencarimu."

Tiffanny Wen duduk di kursi samping kemudi dan melambaikan tangan. Baru saja ingin mengatakan sesuatu, Andreas Lu sudah menutup kaca lalu menginjak pedal gas.

"Aku belum selesai berkata, kenapa kamu menutup kaca mobil?" Tiffanny Wen menatap Andreas Lu yang berwajah datar dengan bingung.

Kenapa begitu mereka bertemu selalu berselisih? Apa dulu mereka kenal? Atau terjadi sesuatu?

Andreas Lu menatap depan dengan wajah datar, "Malam dingin, kalau membuka jendela anginnya besar. Hati-hati flu."

Tiffanny Wen mengerucutkan bibir, hantu yang akan percaya pada perkataannya.

…………………………………………………………………

StarCity Apartement. Andreas Lu berhenti di samping pintu utama dan menatap punggung Tiffanny Wen yang melangkah pergi.

Andreas Lu tidak langsung pergi, melainkan mengeluarkan ponsel untuk menelpon Dave Gu.

"Dave, kamu cari tahu tentang Lius Chu. Hari ini dia baru pulang ke China, memiliki hubunagn dengan Tiffanny. Besok pagi aku mau lihat semua informasi tentang dia."

Setelah selesai berkata, Andreas Lu menutup sambungan, dan mengeluarkan sebuah kotak kecil mewah dari kantong lainnya lagi. Dia menatap kotak itu dengan rumit ....

Sedangkan di sisi lain, baru saja Tiffanny Wen menutup pintu dan membuka pintu, dia langsung melihat Stella Lu berdiri menatapnya dalam diam.

Tiffanny Wen seketika terkejut dan berjalan mundur ke dinding, bahkan tubuhnya juga bergetar, "Kak Stella! Kamu mau membuatku kaget setengah mati ya! Kenapa tidak membuka lampu?"

Stella Lu tersenyum canggung, "Hehe ... maaf ya, dulu aku sudah terbiasa mengerjai Andreas, jadi tanpa sadar berbuat seperti ini."

Lalu Stella Lu mendekat dengan wajah kepo, "Bagaimana? Bagaimana?"

Tiffanny Wen bertanya dengan wajah bingung, "Apanya yang bagaimana?"

"Aduh, makan dong. Malam ini bagaimana makanmu dengan Andreas? Apa tidak terjadi apapun?"

Tiffanny Wen bingung, lalu mengerutkan dahi, "Kenapa Kak Stella bisa tahu aku makan malam dengan Andreas?"

Apa mungkin aku memberitahumu Andreas sengaja bertanya padaku restoran barat apa yang cocok untuk nge-date?

Stella Lu berpikir jahat dalam hati dan wajahnya juga tersenyum jahat, "Aduh, Fanny, kamu jangan pikirkan pertanyaan ini lagi. Cepat katakan padaku, bagaimana makan malam hari ini? Apa Andreas memberikan hadiah kepadamu?"

Mata Tiffanny Wen perlahan-lahan sudah seperti melihat orang yang gila, lalu menggeleng bingung, "Tidak, kenapa tiba-tiba memberikan hadiah padaku?"

Begitu mendengar itu, Stella Lu langsung mengerutkan dahi.

Aneh, seharusnya tidak hanya makan saja .....

Melihat itu, Tiffanny Wen lalu masuk ke dalam kamar, mengambil baju ganti dan segera pergi ke kamar mandi.

Stella Lu merasa sangat bingung. Pada akhirnya menghentakkan kaki.

Huh! Dengan EQ Andreas yang seperti ini, benar-benar sangat membuat orang khawatir. Bisa-bisanya menyuruhnya jangan ikut campur?! Rasakan kalau tidak bisa mendapatkan Fanny!

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu