Precious Moment - Bab 347 Wanita

Keesokan paginya, Tiffanny dan Andreas pergi bekerja bersama dengan "gembira", tetapi di sisi lain Melody menerima laporan dari Taylor.

"Apa ?! Maksudmu Andreas dengan Tiffanny, si wanita jalang itu menginap di hotel sepanjang malam?"

Melihat Melody yang geram, tampak ada kegetiran dalam tatapan Taylor, dia pun menundukkan kepalanya, namun dia tetap harus melapor: "Ya, Nona Besar. Terlebih lagi, CEO Lu masih berada di hotel kami yang merupakan bagian dari Perusahaan Besar Tsu, sehingga ada banyak karyawan yang melihat dia membawa Nona Wen ke atas."

Melody menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya, baru saja dia dengan tidak mudah berhasil menipu Andreas. Namun, demi Tiffanny, Andreas rela meninggalkan dirinya di Departemen Keamanan Louise Group, lalu pada akhirnya Dave lah yang mengantarnya pulang. Tidak diketahui juga apakah orang bodoh itu berhasil atau tidak, tetapi tampaknya dia gagal lagi.

Dia sungguh tidak berguna!

Melody menepuk meja dengan kuat, dan suara keras itu membuat Taylor merasa kaget. Dia mengangkat kepalanya lalu menatap Melody dengan perhatian.

Tetapi wajah wanita yang ada di depannya itu tampak seperti es beku, telapak tangannya sedikit bergetar, tampaknya karena pukulan yang baru saja dilakukannya sendiri membuat tangannya sedikit mati rasa, pada tatapan matanya terdapat ejekan: Sebenaranya untuk apa aku melakukan ini? Melakukan hal-hal yang menyakiti diri seperti itu lagi dan lagi, hanya demi menyingkirkan Tiffanny dari Andreas. Lalu apa hasilnya? Sama sekali tidak berhasil! Justru sebaliknya, hubungan Tiffanny dan Kak Andreas semakin dekat!

Saat kelima jari Melody perlahan-lahan menutup, rasa sakit di kuku tidak terasa lebih sakit dari hatinya. Matanya penuh dengan kebencian dan kebencian.

Andreas, bajingan itu! Apakah Tiffanny begitu penting baginya? Untuk apa aku berjuang selama bertahun-tahun ini?! Sebelumnya aku pernah bersaing dengan seseorang, namun dengan tidak mudah aku akhirnya berhasil membuat orang itu meninggalkan Kak Andreas.Tetapi pada akhirnya munculah Tiffanny!

Mengapa? Apakah dunia ini tidak bertentangan dengan apa yang aku ingini? Aku hanya ingin Kak Andreas menatapku sekali. Hasilnya, aku hanya memiliki peran pendukung. Ketika aku kecil, ada Stella, kemudian ada orang itu. Lalu saat ini setelah orang itu pergi, muncul lagi Tiffanny!!!

Di mata Andreas, aku bak papan latar yang menyedihkan. Tidak peduli seberapa keras mencoba, aku pasti tidak dapat berada dalam perhatian Andreas. Kecuali sekarang, setelah berhasil menjadi Direktur dari Perusahaan Besar Tsu, kemudian setelah aku berhasil mendapat kontrak kerja sama, aku baru akan mendapat senyuman darinya.

Wajah Melody tampak masam,dia duduk di kursi kantor dengan posisi dada yang naik turun karena dipenuhi dengan amarah.

Sore harinya, Tiffanny akhirnya telah selesai memilih desain, dia sudah memiliki gambaran besar mengenai gaya dan arahnya, sehingga dia pun mulai memilih lokasi terakhir.

Dengan ekspresi penasaran di wajahnya, Jennifer menjulurkan kepalanya dari bagian belakang komputer. Pagi ini, dia melihat Tiffanny turun dari mobil Andreas. Meski hubungan antara mereka berdua kurang lebih telah diketahui oleh Departemen Desain, namun Tiffanny tidak sepenuhnya mengakuinya.

Jennifer menatap bubur sayur yang ada di atas meja Tiffanny. Dirinyalah adalah orang yang telah lama membelikan sarapan untuk Tiffanny. Bubur sayur merupakan makanan yang Tiffanny tidak sukai. Terakhir kali dirinya membelikan Tifanny bubur yang ada sayurnya, setelah memakannya beberapa teguk, dia segera membuangnya. Tetapi bubur ini telah ada di atas meja sepanjang pagi, meskipun Tiffanny baru memakan setengahnya untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak membuangnya.

Jennifer menatapnya, hanya ada satu kemungkinan hal ini dapat terjadi, yaitu karena Andreas lah yang membelikan bubur ini!

Jennifer telah mengganggu Tiffanny sepanjang hari, tapi jawaban yang dia berikan adalah ketidakjelasan. Sehingga pada akhirnya Jennifer pun berhenti bertanya. Namun meski begitu, dia tidak mudah menyerah begitu saja, dengan tidak ada pertanyaan, bukan berarti dia berhenti mencari tahu.

"Fanny, apa terjadi sesuatu yang menarik setelah kamu menemui CEO Lu kemarin?"

Tiffanny mengangkat sudut mulutnya. Hal yang menarik? Sebenarnya telah terjadi banyak hal, tapi yang menarik itu tidak ada.

"Tidak ada, aku hanya pergi membicarakan sebuah proyek dengan klien, bagaimana juga aku bertanggung jawab atas pengembangan di DaerahTimur."

Dengan wajah yang tampak tidak bersemangat, Jennifer berkata "Oh". Dia merasa bahwa itu tidak mungkin sesederhana itu, tetapi dia tidak tahu bagaimana menanyakannya, sehingga dia tidak mengajukan pertanyaan lagi.

Kemajuan hubungan Fanny dan CEO Lu menjadi serius, tidak diketahui kapan CEO Lu dapat memenangkan hati Fanny.

"Fanny, menurutmu berapa lama lagi sampai kamu memiliki hubungan yang resmi dengan CEO Lu?"

Tangan Tiffanny terlihat sedikit bergetar, dia pun mengangkat kepalanya, berpikir sejenak: "Itu tergantung pada kemampuan Andreas."

Jennifer menghela napas panjangnya: "Fanny, bukankah aku sudah mengatakan bahwa seharusnya kamu mengambil inisiatif, orang seperti CEO Lu yang memiliki penampilan dan karir yang baik. Dia tentu memiliki banyak kekasih saat dia keci, terlebih lagi kerabat keluarganya, sehingga dengan begitu pasti ada banyak kompetitor. Kalau kamu tidak memiliki inisiatif sama sekali, maka tidak mungkin jika hanya Andreas seorang diri yang bertindak. Jika sampai pada waktunya dia kehilangan kesabarannya, kamu tentu pasti tidak akan memiliki kesempatan lagi bukan?

Setelah mendengar perkataan Jennifer, Tiffanny terdiam beberapa saat. Dalam tatapannya tampak bahwa dia sedang memikirkannya, tapi wajahnya tampak acuh tak acuh, dia pun bergumam: "Jika sudah terlambat, yasudah biarkanlah saja. Aku juga tidak memiliki hak untuk mengingininya."

Dengan perlahan-lahan Jennifer menjulurkan kepalanya dari bagian belakang komputer, kemudian segera mengerti setelah melihat telinga Tiffanny yang tampak kemerahan.

Jennifer dengan diam-diam mengembalikan posisi kepalanya ke posisi semula, lalu dengan tidak memiliki niat mengejek berkata, "Oh, mungkin."

"Sedangkan untuk Fanny, menurutku sangat jarang untuk dapat menemui sesorang yang sangat tulus seperti CEO Lu. Terakhir kali di gunung, dia bergegas menerjang hujan, tidak mempedulikan keselamatannya sendiri hanya untuk mencarimu. Kebanyakan orang pasti tidak akan berani melakukannya tanpa tekad tertentu. Jadi menurutku akan lebih baik jika dipertahankan saja."

Meskipun Tiffanny tidak mengatakan apapun ketika Jennifer berceloteh, dia hanya dapat mendengarkan dengan tenang, tapi hatinya sedikit tersentuh. Bagaimanapun juga faktanya Andreas telah melakukan banyak hal untuknya daripada apa yang dilihatnya.

Saat menundukkan kepalanya, Tiffanny menemukan bahwa sudah waktunya untuk pulang kerja. Ketika Tiffanny bangkit berdiri, lalu melihat Jennifer yang tampak ingin melanjutkan perkataanya, Tiffanny segera melambaikan tangannya, lalu mengambil tasnya, kemudian langsung menuju ke pintu kantor: "Jennifer, sudah waktunya pulang kerja. Aku akan pergi dulu ya, sampai jumpa."

Terdapat ekspresi pahit pada wajah Jennifer, dia menatap Tiffanny, lalu berkata: "Hei, Fanny, aku belum selesai!"

Saat Tiffanny keluar dari kantornya, dia bergegas menuju lift. Setelah berusaha beberapa saat, dia masih menekan tombol untuk naik ke atas: "Pria itu telah membuat janji dengan dirinya berkali-kali. Kali ini, aku ingin mengajaknya makan malam. Aku ingin mengucapkan terima kasih atas apa yang terjadi tadi malam."

Tiffanny mengedipkan matanya, lalu meghela napas: "Ini tidak akan terjadi jika bukan karena Jennifer."

Ketika dia tiba di kantor Andreas, Tiffanny menemukan bahwa pintu kantornya tidak tertutup, jadi dia tidak mengetuk. Sebagai gantinya, dia membuka celah pintu, lalu dengan hati-hati memeriksa Andreas sedang sibuk dengan apa.

Begitu dia memasukkan kepalanya ke dalamnya, Tiffanny melihat seorang wanita tergantung di leher Andreas, rambutnya panjang diikat kuncir kuda, karena dia memblakangi dirinya, jadi dia tidak bisa melihat wajah wanita itu. Dilihat-lihat sepertinya wanita itu lebih pendek darinya. Mantel bulu abu-abu mudanya tampak sangat tebal dari belakang.

Entah mengapa, Tiffanny memiliki perasaan aneh yang tidak dapat dijelaskan, tapi setelah melihat bahwa Andreas membiarkan wanita itu jatuh pada lehernya dan tidak melepaskannya, Tiffanny pun merasa sangat cemburu di dalam hatinya.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu