Precious Moment - Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu

Mendengar perkataan Jennifer Xia yang tajam, Violet Shen seketika tidak tahu harus bagaimana melawan, tapi hatinya malah tanpa sadar sedikit goyah.

Melody Tsu melihat wajah Violet Shen yang sedikit berubah, segera maju untuk melawan, "Jennifer, kamu jangan memutar balik kebenaran dan memfitnah orang. Kamu sama sekali tidak tahu hubunganku dan Kak Andreas dan tidak layak bicara ini dan itu di sini!"

Mendengar perkataan Melody Tsu, mata Violet Shen bersinar, itu adalah satu perkataan yang langsung menyadarkannya. Benar juga, pertumbuhan Melody bisa dibilang dia yang lihat sejak kecil. Dia yang melihat bagaimana perasaan Melody pada Andreas, dan setidaknya Melody juga adalah menantu yang dia tetapkan. Bagaimana mungkin dia ragu hanya karena perkataan orang luar?

Setelah berpikir jelas, yang kemudian datang adalah perasaan marah. Dia bisa-bisanya hampir ragu karena perkataan orang luar. Orang-orang di samping Tiffanny Wen juga ternyata bukanlah orang baik, berkata bohong untuk menipu semua orang.

Setelah mendengus sekali, Violet Shen menatap Jennifer Xia dengan sombong, "Yang jelas Melody adalah menantu yang sudah aku tetapkan. Mimpi saja kalau Tiffanny mau masuk ke Keluarga Lu!"

Tiffanny Wen sedikit merendahkan dalam hati dan juga merasa sangat tidak berdaya.

Dia memang dari awal tidak bilang mau masuk ke Keluarga Lu. Semua itu karena Andreas Lu sendiri yang menjadikannya sebagai tameng.

Kemudian, pikiran Tiffanny Wen berpindah ke tempat lain. Dia teringat pada perkataan Nenek Lu kepada Andreas Lu di ruang teh ... tapi sekarang, dia malah mencelakai Andreas Lu sampai seperti ini. Kalau nenek tahu, pasti akan marah ....

Memikirkan nenek, Tiffanny Wen tanpa sadar muncul perasaan bersalah. Justru karena begitu, Tiffanny Wen semakin ingin masuk untuk melihat kondisi Andreas Lu, kalau tidak dia benar-benar tidak bisa tenang.

Tiffanny Wen menengadahkan kepala, melihat Violet Shen yang berwajah dingin, baru saja mau bicara, terdengar suara Andreas Lu yang lemah dari dalam kamar.

"Ibu, kenapa di luar berisik sekali? Apa Tiffanny yang ada di luar? Sepertinya aku mendengar suaranya."

Violet Shen memelototi Tiffanny Wen dengan kejam, pandangan mata itu penuh dengan nada peringatan. Kemudian Violet Shen mendengus sekali, menarik Melody Tsu pergi ke arah kamar pasien.

Di saat pintu kamar dibuka, wajah Violet Shen seketika hanya tersisa kelembutan dan perhatian, "Di luar hanya ada aku dan Melody, bagaimana mungkin ada suaranya? Pasti kamu yang salah dengar."

Andreas Lu perlahan-lahan duduk ke atas ranjang, menggoyangkan kepalanya yang sedikit pusing, menatap Violet Shen, memilih untuk mengabaikan keberadaan Melody Tsu, "Ibu, bagaimana kondisi Tiffanny?"

Mendengar perkataan Andreas Lu terus-menerus tentang Tiffanny Wen, Melody Tsu sangatlah tidak senang. Kecemburuan yang besar memenuhi udara dan perasaan tidak senang membuatnya gila. Tapi sekarang di hadapan Andreas Lu, dia tetap harus memaksakan sebuah senyuman dan terlihat perhatian.

Sedangkan Violet Shen begitu mendengar nama Tiffanny Wen langsung marah dan berkata, "Kondisimu sekarang karena dicelakai olehnya. Kenapa kamu masih begitu memperhatikannya? Dia hanya pembawa sial saja. Selain membuat masalah yang begitu besar, benar-benar tidak ada kegunaan lain."

"Coba kamu lihat bagaimana bisa dia dibandingkan dengan Melody. Baik itu dari sopan santun ataupun kemampuan, dari berbagai aspek, Tiffanny itu sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Melody."

"Selain itu ya, kalau bukan karena Melody yang memutuskan dengan cepat, menyuruh orang untuk pergi membantu, kamu sekarang masih belum diketahui berada di tempat apa."

Meskipun terpisah oleh dingin, tapi pintu tidak tertutup rapat. Semua perkataan mereka di dalam ruangan, terdengar jelas oleh Jennifer Xia dan Tiffanny Wen.

Melihat Violet Shen bisa-bisanya memutar kebenaran seperti ini, Jennifer Xia menghentakkan kaki dengan marah, ingin sekali masuk ke dalam untuk mengatakan kebenarannya, tapi malah ditahan oleh Tiffanny Wen.

Jennifer Xia menoleh menatap Tiffanny Wen, ingin bertanya kenapa, tapi Tiffanny Wen menggeleng pelan, lalu meletakkan jari telunjuknya di atas bibir, memberi tanda diam.

Jennifer Xia diam dan kira-kira mengerti apa yang ingin Tiffanny Wen lakukan, oleh karena itu dia memapah Tiffanny Wen duduk di kursi depan ruangan yang menempel di dinding.

Andreas Lu yang berada dalam ruangan tentu tidak tahu kondisi di luar ruangan, tapi dia tahu yang memanggil bantuan kali ini pasti bukan Melody Tsu. Dia hanya melihat sekilas ke Melody Tsu yang ada di belakang Violet Shen. Tapi Andreas Lu tidak langsung mengatakannya, melainkan memilih untuk terus mengabaikan.

Bagaimana mungkin dia tidak mengenal ibunya sendiri. Ibunya berbuat seperti ini jelas sekali ingin mendorong Melody Tsu kepadanya.

Andreas Lu menengadahkan kepala untuk melihat botol infus yang ada di samping, berdiri dan ingin turun dari ranjang. Violet Shen yang melihat itu segera menghentikan, "Andreas, dokter menyuruhmu istirahat baik-baik, kenapa kamu berdiri?"

"Di luar begitu berisik, bagaimana mungkin aku bisa tidur? Apa Tiffanny sudah bangun?"

Semua perkataan Andreas Lu selalu tentang Tiffanny Wen! Sebenarnya guna-guna apa yang siluman rubah itu berikan padamu! Melody Tsu melihat dari samping dalam diam, matanya penuh dengan kebencian yang dalam, tapi malah tidak berani diungkapkan.

"Kak Andreas, tenang saja, Nona Wen baik-baik saja. Tubuhmu begitu lemah lebih baik istirahat saja."

Mendengar Melody Tsu akhirnya buka mulut, Violet Shen juga menambahi, "Iya Andreas, tubuhmu sekarang begitu lemah, masih perlu istirahat beberapa saat. Kalau nanti nenek datang dan melihatmu seperti ini, dia pasti akan sedih."

Andreas Lu melambaikan tangan dan berkata, "Ibu, aku paling mengerti tubuhku sendiri. Hanya kelelahan saja, tidak ada yang lain, kenapa reaksimu begitu besar?"

Violet Shen menjadi panik, "Apanya yang besar, kamu ini ya. Aku adalah ibumu. Begitu Violet pulang dan mengatakan kamu hilang, apa kamu tahu seberapa khawatirnya aku? Dan sekarang kamu bersikap seperti ini padaku."

Tiffanny Wen duduk diam di samping ruangan, mendengar suara Andreas Lu yang memberontak dan mengetahui pria itu baik-baik saja, dia akhirnya sedikit tenang. Tapi sedikit rasa sedih memenuhi hatinya. Tiffanny Wen menundukkan kepala, pandangannya redup, dan senyum di bibirnya juga sedikit pahit.

Jennifer Xia melihat keadaan itu, diam-diam menghela napas dalam hati. Matanya sedikit terang dan sebuah pemikiran muncul dalam hatinya.

"Fanny, di luar sedang hujan, duduk di lorong dingin, kita kembali saja yuk."

Tiffanny Wen mengangguk kecil, yang jelas hal yang dia ingin pastikan sudah dia ketahui. Sekarang duduk di depan pintu kamar, kalau sampai dilihat oleh Melody Tsu, bisa-bisa harus berdebat lagi.

Tiffanny Wen berdiri dengan tubuh bergetar. Meskipun tetap sedikit sulit, tapi jauh lebih baik dari saat bangun tadi. Setidaknya dia sudah bisa berdiri.

Melihat itu, Jennifer Xia juga berdiri dan memapah Tiffanny Wen ke kamar ....

Setelah kembali ke kamar pasien, Jennifer Xia melihat bibir Tiffanny Wen agak kering, dia pun menuangkan segelas air hangat kepada Tiffanny Wen yang berada di atas ranjang. Melihat Tiffanny Wen minum dengan teguk yang besar, Jennifer Xia duduk di samping, menopang kepalanya dengan kedua tangan, menatap Tiffanny Wen dalam diam, tapi matanya penuh dengan maksud dalam.

Sampai Tiffanny Wen selesai minum dan meletakkan gelas, Jennifer Xia baru bertanya pelan, "Fanny, apa kamu sudah mempunyai orang yang kamu suka?"

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu