Precious Moment - Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab

Melihat rupa Tiffanny Wen yang cengang, Andreas Lu tertawa pelan, satu tangan menopang kepalanya, satu tangan perlahan-lahan mengangkat dagu Tiffanny Wen, pesona jahat di wajah lebih kuat lagi: "Memeluk aku begitu erat, apakah mau mempertimbangkan untuk memberikan badannya kepada aku, aku akan membiarkan kamu memeluk setiap hari."

Awalnya eskpresi Tiffanny Wen sudah cukup merah, ditambah begitu digoda oleh Andreas Lu, seluruh wajahnya memerah hingga membatasi dalam sekejap, akal sehat runtuh dalam sekejap, bawah sadar adalah mendorong dan menendang.

Kemudian membuat Tiffanny Wen tidak kepikiran adalah bahwa Andreas Lu berguling seperti ini dan jatuh ke bawah tempat tidur.

Udara hening dalam sekejap, Tiffanny Wen bengong seperti ini melihat Andreas Lu berguling ke bawah dengan selimut, kemudian menoleh kepala dengan sebuah wajah terkejut, melihat ruang besar di belakang diri sendiri, melihat-lihat lagi tempat tidur di depan yang sempitnya hanya berjarak kurang dari setengah meter, ekspresinya agak canggung.

Apakah diri sendiri mendesak Andreas Lu hingga sisa begitu sedikit tempat?

Rasa bersalah yang dalam langsung muncul, tetapi Tiffanny Wen malah merasakan suhu udara turun dengan sangat cepat, sebuah kepintaran, angkat kaki ingin lari, tetapi malah tetap telat selangkah, Andreas Lu ditangkap pergelangan kakinya, menarik kebawah dengan keras.

Untung saja ranjangnya masih sangat elastis, jika tidak Tiffanny Wen akan terbanting bagian belakang kepalanya seperti ini, tidak bodoh juga adalah gegar otak.

Beberapa saat kemudian, Tiffanny Wen hanya tahu bahwa diri sendiri telah memantul di atas tempat tidur, kemudian ditarik turun dari tempat tidur oleh Andreas Lu.

Andreas Lu benar-benar dibuat marah sampai ketawa, sejak kecil, selain Stella Lu, tidak ada seorang pun yang menendang dia dari tempat tidur, setelah menarik Tiffanny Wen ke bawah lantai, Andreas Lu menekannya tanpa sungkan, memaksa ke ujung tembok.

Mata Andreas Lu sedikit menyipit, matanya penuh sinar berbahaya, senyuman di wajahnya jahat dan menawan, tetapi bagi Tiffanny Wen malah sangat mengerikan.

"Tiffanny Wen, lumayan, ternyata berani menendang aku jatuh dari tempat tidur?"

Tiffanny Wen meronta-ronta namun diikat erat oleh Andreas Lu, sepasang kakinya juga ditahan oleh Andreas Lu, sembarangan bergerak tanpa sengaja menabrak sesuatu di bawah selangkangan Andreas Lu.

Lalu dalam sekejap Tiffanny Wen hanya bisa membantah dengan kata-kata acuh tak acuh: "Siapa yang menyuruh kamu tidur begitu di luar? Aku juga hanya tidak hati-hati saja."

“Oh? Benarkah?” Andreas Lu mengangkat alisnya dengan pelan, senyuman jahat di wajahnya semakin kuat lagi: “Jika begitu kamu katakan, aku di desak sampai luar begitu karena siapa?”

Tiffanny Wen ada sedikit membuang muka dengan perasaan bersalah, tetapi mulutnya tetap keras kepala berkata: "Apakah kamu adalah laki-laki, masih tidak bisa menang mendesak dari aku sebagai seorang wanita yang lemah, benar-benar tidak masuk akal untuk membuat masalah!"

Andreas Lu benar-benar ditertawakan oleh Tiffanny Wen hingga marah, siapa yang membuat masalah tidak masuk akal?

"Apakah aku adalah laki-laki? Maukah aku memberi tahu kamu sekarang? Kebetulan adalah kamu yang memungut api, kamu bertanggung jawab untuk memadamkannya."

Sebelum suaranya berhenti, kamar pintu di samping tiba-tiba terbuka, langsung melihat Stella Lu sudah selesai mandi, berdiri di depan pintu, rupa yang antusias: "Fanny, bangun, mandi sebentar."

Namun berbicara sampai setengah langsung berhenti tiba-tiba, langsung melihat Andreas Lu sedang berbarang dilantai bersama Tiffanny Wen dengan sebuah postur yang aneh.

Pakaiannya berantakan, tempat tidurnya berantakan, orang dan selimut semuanya berada di bawah tempat tidur, masih ada tenda yang mencolok di bawah ketiak Andreas Lu itu.

Stella Lu mengerti dalam sekejap, lalu melihat sekeliling dengan sebuah wajah yang bingung, kemudian mengaruk kepalanya dan ingin menutup pintu, mulutnya masih bergumam: "Aduh, mana Fanny mereka? Kenapa telah hilang? Aneh? Apakah mereka sudah turun duluan?"

Saat mengatakan, Stella Lu menutup pintu perlahan-lahan, seolah-olah tidak melihat apa-apa, kemudian ketika pintu menutup sampai setengah, malah tiba-tiba terbuka lagi, Melody Tsu mendobrak masuk, seperti keadaan gila, menunjuk ke Tiffanny Wen adalah kemarahan: "Tiffanny Wen! Dasar kamu murahan! Tidak tahu malu! Melakukan hal mesum seperti ini di siang bolong! Masih merayu kak Andreas!"

Semuanya terjadi begitu cepat, jangan bilang Tiffanny Wen, bahkan Stella Lu di samping pun penuh wajah yang terkejut, tidak tahu Melody Tsu kapan munculnya.

Namun ekspresi wajah Andreas Lu malah dingin dalam sekejap, wajahnya membeku, diam-diam melihat ke arah pintu dengan sebuah ekspresi terkejut, bangun perlahan-lahan, sekalian menarik selimut di samping, membungkus Tiffanny Wen, kemudian menggendong dia kembali ke tempat tidur, pelan-pelan menarik baju tidurnya, menutupi tenda yang masih belum hilang.

Setelah selesai melakukan semuanya, Andreas Lu baru perlahan-lahan berbalik badan, menatap Melody Tsu sekilas dengan dingin, tetapi pada akhirnya malah mengalihkan pandangannya ke badan Violet Shen yang di belakang Stella Lu di luar pintu.

"Ibu, Fanny adalah pacar perempuan aku, apakah ada yang aneh?"

Violet Shen dan Melody Tsu awalnya mengatakan bahwa pergi mencari Andreas Lu bersama-sama, tetapi ketika sampai di kamar dia, malah hanya melihat pakaian yang tergantung di gantungan baju, sama sekali tidak melihat orang, lagipula selimut di rapikan juga tidak seperti rupa yang pernah tidurin seseorang tadi malam.

Maka Melody Tsu dan Violet Shen dua orang bawah sadar berjalan menuju ke kamar Tiffanny Wen, siapa tahu baru berjalan sampai depan pintu, Stella Lu hendak menutup pintu, langsung melihat adegan di dalam pintu.

Dalam sekejap, Violet Shen membeku di tempat, ekspresi rumit di wajahnya yang tidak terbaca, dan Melody Tsu malah bergegas ke depan dan mendorong pintu yang baru saja ditutup setengah oleh Stella Lu, lalu langsung ada adegan itu.

Jika bukan karena diingatkan Andreas Lu, Stella Lu juga tidak tahu bahwa ibu diri sendiri ada di belakang, berbalik badan malah melihat dia tetap sebuah rupa yang rumit, dengan wajah kusam, seolah-olah masih belum selesai mencerna informasi besar, terhadap perkataan Andreas Lu masih tidak bisa menjawab apa-apa.

Ketika Stella Lu melihat kondisi ini malah sangat pintar menaruh tangan di pundak Violet Shen, langsung membawa dia turun ke bawah: "Ibu, waktunya sudah tidak pagi, kita turun saja, tunggu Andreas mereka selesai merapikan akan turun."

Violet Shen berhasil dibawa pergi oleh Stella Lu seperti ini, dalam perjalanan bertemu banyak pelayan yang ekspresi wajahnya terlihat sedikit penasaran, semuanya diperingatkan oleh Stella Lu.

Lalu, seluruh lantai dua, hanya tersisa Andreas Lu, Tiffanny Wen dan Melody Tsu tiga orang.

Udaranya sedikit memalukan, melihat Stella Lu membawa Violet Shen pergi, Melody Tsu tidak tahu diri sendiri bagaimana mengakhirinya dalam sekejap, kesal karena diri sendiri seharusnya tidak begitu sembrono.

Dan Andreas Lu malah berjalan menuju ke pintu dengan sebuah wajah yang membeku, menunduk kepala menatap Melody Tsu dengan tenang, matanya tenang, tidak bisa melihat emosi apapun: "Nona Tsu, ada masalah mengapa tidak menunggu di bawah dulu, menunggu aku selesai mengurusnya baru bicarakan lagi baik tidak?"

Melihat temperamen dingin Andreas Lu, dikelilingi penuh oleh aura menjauhkan orang dengan jarak yang jauh, Melody Tsu mengapa tidak mengerti arti dalam dari kata-kata dia, menarik hati dengan kejam, mengangguk kepala: "Jika begitu jangan ganggu Kak Andreas."

Setelah berbicara, Melody Tsu langsung berbalik badan dan berjalan menuju depan tangga, namun matanya malah melintas sebuah kekejaman yang tidak diketahui siapapun.

Melihat Melody Tsu pergi, Andreas Lu juga tidak berencana untuk tinggal, berbalik kepala dengan bermakna melihat sekilas Tiffanny Wen yang duduk di atas tempat tidur dengan bengong dan ekspresi wajah yang memerah, hawa dingin di wajahnya sangat cepat meleleh, sudut mulutnya memunculkan sebuah lengkungan niat jahat, setelah melihat sekilas dengan dalam, lalu menutup pintu.

Sampai Andreas Lu pergi sepuluh detik lebih kemudian, Tiffanny Wen tiba-tiba bereaksi kembali dengan keras, ekspresi wajahnya memerah sampai meledak, memeluk selimut dengan gila.

Ah ah ah ah ah! Bagaimana ini! Sekarang benar-benar disalah pahami! Apa yang disebut “Aku adalah pacar perempuan kamu melakukan seperti ini anehkah?” Apakah tidak aneh?

Kapan diri sendiri menjadi pacar perempuan kamu? Berpikir bagaimana juga aneh kan? Lagipula diri sendiri mengapa tidak membantah saat itu? Salah, membantah malah lebih aneh! Sekarang identitas diri sendiri dan Andreas Lu benar-benar disalahpahami dalam keluarga Lu baik tidak! Melompat ke sungai kuning juga tidak bisa mencuci bersih!

Setelah berguling di tempat tidur beberapa saat, Tiffanny Wen menyadari bahwa meskipun begini juga tidak ada cara untuk menebusnya lagi, menghela nafas, pergi mandi dengan frustrasi, tetapi Tiffanny Wen selesai mandi malah tidak berani keluar, tidak tahu sampai saat itu bagaimana menghadapi pandangan aneh semua orang.

Pada saat ini, Andreas Lu malah berlari kemari lagi, melihat rupa Tiffanny Wen sedang berpikir tentang kehidupan, sedikit tertawa: "Tidak apa-apa, aku akan bertanggung jawab."

Tiffanny Wen melotot tajam Andreas Lu sekilas, siapa yang menyuruh kamu bertanggung jawab? Mengatakan seperti terjadi sesuatu saja. Tetapi setelah melotot lama juga tidak melihat wajah Andreas Lu ada terasa sedikit bergetar, Tiffanny Wen menghela nafas tidak berdaya dan memegang dahinya.

Lupakan saja, jalan satu langkah dan hitung satu langkah saja.

"Turun dulu saja."

Setelah berbicara, Tiffanny Wen mengambil tas dan berjalan keluar pintu, Andreas Lu tentu saja buru-buru mengikuti dibelakang.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu