Precious Moment - Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu

Andreas Lu perlahan memarkir mobil di samping garasi, awalnya dia berpikir akan menginap di tempat Tiffanny Wen setelah mengantarnya pulang, tetapi tidak disangka karena masalah malam ini, dia diusir olehnya.

Andreas Lu keluar dari mobil tanpa berekspresi, raut wajahnya sedikit tak berdaya, dia diam-diam memikirkan bagaimana caranya agar bisa tinggal bersama dengan Tiffanny Wen dan tidak diusir pergi olehnya.

Saat itu juga, Andreas Lu melihat sebuah mobil mewah berwarna merah berhenti di depan pintu.

Karena cahayanya agak redup di malam hari, Andreas Lu tidak begitu memperhatikannya, dia hanya melirik sekilas, lalu menunduk untuk melihat jam, "Sekarang sudah pukul 9:45, apakah kakak pulang begitu larut karena pergi berbelanja?"

Sambil bergumam, Andreas Lu berjalan ke gerbang pintu dan bersiap untuk membukanya, lagi pula, Stella Lu biasanya akan membeli banyak barang saat dia pulang larut malam, dan dia pasti akan memanggilnya untuk datang membantunya.

Daripada nantinya dia harus melakukan hal ini secara berulang, Andreas Lu memilih untuk langsung berjalan menuju mobil mewah yang berwarna merah itu, dari kejauhan mobil tersebut terlihat mirip dengan mobil yang baru saja dibeli oleh Stella Lu, namun setelah mendekat dia merasa sama sekali berbeda.

Langkah kaki Andreas Lu berhenti dan berdiri di ambang pintu, melalui gerbang besi, dia memandangi "tamu tak diundang" yang parkir di depan rumahnya, ada sedikit keraguan di matanya, "Seharusnya bukan kakak ataupun Dave mereka, akan tetapi, siapa yang akan datang pada malam begini?"

Tepat ketika Andreas Lu penuh dengan kecurigaan, sosok yang dikenalnya turun dari mobil. Bayangan hitam tersebut menutup rapat pintu mobil, berbalik badan dan kebetulan melihat Andreas Lu dengan wajah yang datar berdiri di depan pintu.

Mata mereka bertemu, mereka berdua membeku sejenak, Andreas Lu sedikit mengernyit, nada bicaranya penuh dengan kecurigaan, "Caterina Jiang, sudah malam sekali, apa yang kamu lakukan di sini?"

Tidak seperti wajah dingin Andreas Lu, mata Caterina Jiang berbinar setelah melihatnya, kemudian dengan wajah berseri-seri dia berlari menuju pintu, menatap Andreas Lu melalui gerbang besi, "Andreas, apakah kamu sengaja menjemputku di sini?"

Andreas Lu diam-diam memandangi Caterina Jiang yang terlihat bersemangat, dia terpisah tidak jauh dari gerbang besi, tetapi dia tidak berkeinginan untuk membukakan pintu untuknya, dia memberikan kode kepada pelayan dan pelayan tersebut juga berbalik.

Menarik pandangannya, Andreas Lu memandang Caterina Jiang dengan tenang, ekspresinya berbanding terbalik dengan Caterina Jiang yang sangat bersemangat saat ini, Andreas Lu tampak sangat tenang saat ini.

"Yang aku tanyakan adalah, mengapa kamu ada di sini dan bagaimana kamu tahu dimana keberadaanku?"

Caterina Jiang berdiri di luar gerbang besi dan melihat wajah datar Andreas Lu, jari-jarinya tanpa sadar mulai memainkan sudut-sudut pakaiannya, wajahnya sangat cemas, tetapi dia dengan patuh menjawab pertanyaan Andreas Lu.

"Aku menanyakan alamatmu pada kakakku."

Andreas Lu memandang Caterina Jiang dengan dingin, ekspresinya tidak berubah, matanya yang gelap berkilau dalam bayang-bayang.

Caterina Jiang melihat Andreas Lu tidak menanggapinya, dia melangkah maju dua langkah dengan penasaran kemudianmengetuk pintu besi dengan lembut, "Apakah kamu tidak mempersilakan aku masuk?"

Andreas Lu berdiri di tempat, berbicara dengan datar, tanpa ada sedikit pun emosi dalam suaranya, "Sudah malam sekali, tidak nyaman untuk menerima tamu."

Caterina Jiang tertegun, sedikit menggerakkan bibir bawahnya, menatap Andreas Lu dan terdapat permohonan dari dalam matanya, "Kalau begitu bagaimana jika kamu menemaniku jalan-jalan sebentar, sudah lama aku tidak kembali ke sini, aku sedikit merindukan pasar malam."

Andreas Lu menggeleng lembut, berbalik dan ingin pergi, "Sudah sangat malam, seorang gadis jangan berkeliaran secara sembarangan di luar. Pulanglah, jika tidak kakakmu akan menggangguku lagi nanti."

Melihat wajah dingin Andreas Lu dan nada ketidakpedulian yang belum pernah dia lihat sebelumnya, Caterina Jiang memandang Andreas Lu dengan wajah terluka, kelopak matanya terkulai, wajahnya berlinang air mata, ditambah dengan wajahnya yang indah, dirinya terlihat sangat kasihan.

"Kamu tidak seperti ini sebelumnya, apakah semua ini berhubungan dengan wanita itu? Siapakah dia?"

Andreas Lu berhenti dan menoleh untuk melihat Caterina Jiang sebentar, kemudian merapatkan bibirnya yang tipis, lalu memilih untuk pergi meninggalkannya.

"Wanitaku."

Penjelasan singkat yang diberikan oleh Andreas sepertinya meledak dalam pikirannya, Caterina Jiang melihat Andreas Lu berjalan pergi dan langsung memasuki vila, kemudian menatap pintu hitam yang besar, hatinya sepertinya jatuh di jurang yang dalam.

Caterina Jiang tampak pucat, dia kembali ke mobil dengan linglung dan duduk kembali pada posisi kemudi, kemudian dia membengong menatap langit di luar jendela, warnanya abu-abu dan tidak bisa melihat bulan atau bintang, angin berhembus membuat wajahnya terasa dingin, dia mengelus wajahnya dengan tangan dan merasa sangat dingin.

Tentu saja, Andreas Lu tidak melihat penampilan Caterina Jiang, dia juga sama sekali tidak tertarik padanya, setelah masuk ke dalam rumah, dia melihat Caterina Jiang memakai jubah yang tebal sedang bersandar pada jendela, menatapnya dengan ekspresi mengejek.

Andreas Lu memandang kakaknya sebentar, masih dengan wajahnya yang datar, tetapi nada suaranya berubah menjadi lebih lembut, tanpa ada sedikit rasa keterasingan, "Apakah kamu sudah melihat semuanya?"

Stella Lu terkekeh, tidak menjawab atau menyangkal, “Apa yang akan kamu lakukan?”

Andreas Lu melirik Stella Lu dengan samar dan berjalan menuju tangga, "Aku akan melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, aku tidak akan melewati batas."

"Benarkah? Baiklah jika begitu."

Stella Lu berjalan ke sofa dengan santai, dia minum kopi dengan tenang, melihat layar TV, tapi hatinya benar-benar hampa, "Caterina Jiang telah kembali, jika kamu berani mengkhianati Fanny, aku dan nenek tidak akan melepaskanmu. "

Namun, tanggapan yang didapatkan olehnya adalah suara pintu tertutup dari atas.

Stella Lu menoleh dengan samar dan melihat ke atas, menghela napas sedikit, dia tidak tahu apa yang dipikirkannya, setelah melewati beberapa saat, suara Stella Lu terdengar di ruang tamu, "Sepertinya sudah saatnya aku “kembali” untuk melihat Fanny."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu