Precious Moment - Bab 266 Penyerangan Husky

Setelah Andreas Lu mengurus Jennifer Xia dan Dave Gu, dia mulai mencari Tiffanny Wen, tetapi dia tidak tahu darimana memulainya.

Jadi Andreas Lu hanya bisa mencari tanpa tujuan sambil menyusun pikirannya.

Menurut asisten Tiffanny Wen, dia juga sudah mencari semua tempat dan tidak melihat Tiffanny Wen, maka dia membuang pikiran bahwa Tiffany Wen berada di tempat tersebut.

Semuanya panggilan mengatakan ponselnya dimatikan...dia tidak mungkin diculik oleh seseorang, bukan?

Memikirkan kemungkinan ini, Andreas Lu tidak bisa menahan rasa terkejut, dia mengangkat kepalanya lalu melihat kamera pengawas.

Cahaya terlintas di bawah matanya, dia berbalik dan pergi ke ruang pemantauan.

"Pak, ruang pemantauan adalah tempat yang penting. Tidak bisa masuk tanpa izin."

"Benarkah?" Andreas Lu dengan dingin memandang penjaga keamanan yang tidak tahu keselamatan yang berani menghalanginya, karena dia khawatir dengan keselamatan Tiffanny Wen, jadi dia tidak memiliki banyak kesabaran, seketika suasana di sana menjadi lebih dingin.

"Berikan nomor telepon manajermu."

Penjaga keamanan yang baru itu terguncang oleh tekanan aura Andreas Lu, tetapi dia masih dengan keras kepala memblokir pintu.

Saat itu mandor yang pergi ke kamar mandi kembali, sesaat ia tertegun melihat Andreas Lu, kemudian ia melihat Andreas Lu berdiri di depan pintu ruang pengawasan dengan wajah dingin, sedangkan pengawai yang baru masuk itu dengan keras kepala menghadang pintu masuk.

Meskipun mandor penjaga keamanan tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi karena pengalamannya dalam membaca situasi, dia kira-kira sudah tahu apa yang sedang terjadi.

Mandor itupun lari dengan cepat, memegangi kepala petugas itu dan meminta maaf berulang kali: "Tuan Lu, maafkan aku, bocah ini Alex tidak tahu posisi lalu menghalangimu. Apakah ada sesuatu yang ingin Direktur Lu periksa?"

Andreas Lu memandang dingin, petugas yang datang belakangan sekilas lebih mengenalnya dibanding orang yang dia panggil Alex.

Jika ini adalah saat dulu maka Andreas Lu takkan dengan mudah memaafkan mereka, tapi sekarang Tifanny Wen tak tahu berada di mana, Andreas Lu tidak memiliki minat untuk mengurusi hal lain, setelah melihat petugas yang bernama Alex itu dia langsung memerintah: "Periksa rekaman kamera pengawas di ruang Huayue dalam setengah jam terakhir, aku ingin mencari seseorang."

Selesai bicara, Andreas Lu langsung melewati petugas dan berjalan ke ruang pemantauan.

Melihat Andreas Lu memasuki ruang pengawasan, Alex mendongak dengan wajah bingung dan melihat petugas yang bekerja jauh lebih lama darinya ketika dia ingin berkata, dia ditekan lagi: "Jika tidak ingin di pecat, bersikap baiklah."

Setelah ancaman tersebut, mandor mengikuti Andreas Lu dan kemudian mulai melakukan pengawasan sementara Xiao Ya, dia berdiri dengan baik.

Menurut video, tempat terakhir Tiffanny Wen menghilang adalah arah berlawanan dari timur laut aula. Setelah itu, Tiffanny Wen tidak pernah muncul lagi dan tidak ada hal aneh di tempat lain.

Mengetahui perkiraan keberadaan Tiffanny Wen dan mengetahui bahwa dia masih di teater, Andreas Lu sedikit lega, lalu berbalik dan melangkah keluar dari ruang pengawasan.

Melihat Andreas Lu akhirnya pergi, mandor mengeluarkan nafas lega. Alex melihat bahwa dia sepertinya bisa berbicara, bangkit dengan beberapa keraguan: "Mandor...bukankah harus mendapatkan persetujuan manager untuk masuk?"

Mandor yang berharap lebih kepada Alex memukulnya dengan kastanye: "Bisakah kamu tak begitu bodoh? Dia adalah presiden Louise Group, itu adalah tempat kita rapat di atas! Jika kamu benar-benar menelepon manajer, maka tidak ada lagi kesempatan kamu di sini!"

Di sisi lain, setelah Andreas Lu keluar dari ruang pengawasan, dia langsung pergi ke tempat di mana Tiffanny Wen menghilang di area pengawasan, tapi di sana hanya ada satu toilet.

Mulut Andreas Lu bergetar. Tidak mungkin, mungkinkah wanita itu jatuh ke lubang di toilet?

Andreas Lu tidak terburu-buru masuk ke toilet wanita, jika Tiffanny tidak ditemukan di dalam mungkin nanti dia akan di sangka pria brengsek, mendengar kesunyian dari dalam toilet bahkan tidak ada suara tangis sedikitpun membuat rasa penasaran Andreas Lu semakin menjadi jadi, akhirnya dia beteriak: "Tiffanny Wen? Apakah kamu di dalam?"

Setelah berteriak, Andreas Lu ada keinginan untuk menutupi wajahnya, mengapa aku begitu polos...

Toilet masih sepi dan sepertinya tidak ada siapa-siapa, tepat pada saat Andreas Lu hendak mencarinya di tempat lain, terdengar suara bersin lemah dari dalam toilet.

Andreas Lu segera berhenti dan bergegas ke kamar mandi wanita. Meski bersin tidak keras dan lemah, namun entah kenapa Andreas Lu yakin bahwa itu adalah suara dari Tiffanny Wen.

Saat dia bergegas ke toilet, Andreas Lu melihat telepon milik Tiffanny Wen jatuh di lorong. Ada jalur air di seluruh lantai. Toilet yang berada di belakang ponsel itu dikunci.

Melihat semua ini, Andreas bisa menebak garis besar kejadian yang terjadi di sini, dia segera membuka pintu lalu terlihatlah Tiffanny Wen yang setengah sadar terjatuh di sudut.

Tiffanny Wen yang sudah setengahsadar saat merasakan pintu yang berada di sampingnya terbuka, dengan susah payah dia mengangkat kepalanya dan hanya melihat sosok hitam mendekapnya.

Meskipun tidak dapat melihat dengan jelas, aroma samar cologne yang mengelilingi ujung hidungnya sangat familiar dan memberikan rasa aman...

Tiffanny Wen meletakkan tangannya yang lemah di dada Andreas Lu, merasakan kehangatan dari ujung kuku mengalir ke lubuk hatinya, Tiffanny Wen tersenyum konyol, sedikit mencela diri sendiri, dengan pusing menertawakan Andreas Lu: "Tidak di sangka ... aku di sini ... kamu dapat ... menemukannya ... kamu ... bukankah kamu Husky... penciumanmu...tajam..."

Melihat ke arah Tiffanny Wen yang dalam keadaan buruk, mendengarkan nadanya yang lemah, Andreas Lu merasakan semburan rasa sakit di hatinya diikuti oleh rasa dingin yang tiada akhir. Sebenarnya siapa yang melakukannya? Jika sampai aku Andreas Lu mengetahuinya, aku pasti akan membuatnya menyesal!

Andreas Lu berpikir keras di dalam hatinya tapi tatapan matanya penuh dengan kehangatan, dia memegang tangan Tiffanny Wen di dadanya.

"Tak peduli di manapun dirimu, aku akan menemukannya."

Merasakan rasa dingin dari tangan Tiffany Wen, serta wajahnya yang merah, seketika Andreas Lu mengerti, Tiffany Wen mengalami demam, tanpa berpikir lama dia mengambil ponsel Tiffanny Wen yang jatuh, keluar dari toilet dan langsung ke parkiran mobil.

Andreas Lu dengan hati-hati menempatkan Tiffanny Wen di kursi belakang, ia juga mengabaikan tubuhnya yang basah karena mengendong Tiffanny Wen, setelah duduk dia mengemudi ke rumahnya.

Andreas Lu yang mengemudikan mobil, tidak peduli dengan pelanggaranpun mengeluarkan ponsel lalu menelepon dokter.

"Sepuluh menit, datanglah ke rumahku dan bawakan obat demam."

"Astaga, saudaraku, apakah kamu melihat jam setiap kali kamu menelepon? Aku baru saja turun dari meja operasi dan kamu meneleponku lagi. Tunggu, obat demam? Apa kamu demam? Aduh, kamu! Orang jahat akhirnya mendapat pembalasan..."

Mendengar perkataan yang tidak berhenti, Andreas Lu merasa sedikit lebih kesal: "Jika aku meminta kamu untuk datang, kamu harus datang. Jika kamu di kamar mayat, para mayat akan terganggu oleh suaramu."

Setelah berbicara, Andreas Lu menutup telepon dengan kesal, kemudian menjatuhkan telepon di kursi penumpang di samping.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu