Precious Moment - Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah

Tiffanny Wen melihat teleponnya di tutup, saat itu seperti tercengang bodoh.

Memutuskan telepon! Hei, sepertinya telah minum banyak, tampaknya harus aku sendiri yang pergi membujuknya.

Tiffanny Wen memanggil sebuah taksi, lalu berjalan kearah Louise Group.

Selesai Andreas Lu menutup telepon, mengira Tiffanny Wen akan segera menelepon dia, menunggu setengah hari, sedikit gerakan juga tidak ada, Andreas Lu terlihat frustasi.

Apa mungkin dia marah? Heh, tidak peduli apa yang dia perbuat, aku harus bekerja keras.

Tiffanny Wen turun di depan Louise Group, berjalan masuk ke dalam.

“Nona Wen apa kabar!” resepsionis melihat Tiffanny Wen, lalu mengucapkan salam.

Tiffanny Wen senyum dan menganggukkan kepala pada mereka, naik lift ke kantor direktur.

Keluar dari Lift, sudah berjumpa dengan Dave Gu keluar dari kantor.

Dave Gu menatap Tiffanny Wen yang berjalan keluar lift, dalam hatinya terlihat kaget, terburu-buru berjalan keluar dan berkata: “Nona Wen telah datang?”

Tiffanny Wen menganggukan kepala, berkata terhadap Dave Gu: “Bagaimana suasana hati Andreas di dalam?”

“Tidak baik!” Dave Gu menggelengkan kepala, lalu berkata: “Wajah menghitam seperti arang!”

Tiffanny Wen mendengarnya, sudut bibirnya terangkat, ini menunjukkan, tidak ada yang lain.

Ugh! Mengingat kesalahan yang diperbuat sendiri, sendiri menangis juga akhir. Aku tidak bisa menahan perasaan bahwa masa depanku yang gelap!

“Baiklah! Aku sudah tahu, sekarang cepat pergi membujuk dia!” Tiffanny Wen berkata, dengan berjalan ke dalam kantor.

Membujuk? Ternyata benar Direktur marah karena Nona Wen! Aku tidak salah menebak! Tetapi, melihat ekspresi Presdir yang sedang marah, tidak tahu apa yang akan dilanda Nona Wen!

Dave Gu menggambar angka sepuluh di tubuhnya, berkata: “Tuhan memberkati, Amin!”

Tiffanny Wen mendorong pintu, Andreas Lu yang menundukkan kepala melihat dokumen, sedikit kalem, tidak tahu bagaimana membuka mulut.

Andreas Lu mengira Dave Gu juga masuk lagi, menunggu dia buka mulut berkata apakah ada masalah, tetapi tidak terdengar suara, mengangkat kepalanya dengan ragu.

Melihat Tiffanny Wen yang ada di depan, terkejut, lalu tersenyum, masih tahu diri dating mencariku, masih termasuk tahu kesalahan.

Andreas Lu bersandar di kursinya, dengan malas membuka mulut: “Kenapa? Datang dan hanya berdiri saja? Ada masalah apa cepat katakan, aku masih punya pekerjaan lain!”

Terdengar suara dingin Andreas Lu, Tiffanny Wen sedikit merasa tidak enak, lalu mengangkat kepalanya, melihat Andreas Lu yang ekspresinya yang pura-pura baik: “Kamu jangan marah lagi! Lain kali aku tidak akan seperti ini lagi!”

“Hah, bagaimana mungkin aku berani marah pada kamu!” Sebenarnya, melihat Tiffanny Wen mencari dirinya, sebagian besar amarahnya telah lenyap, lalu mendengar Tiffanny Wen membujuk, sudah tersenyum, Andreas Lu ini, memang lemah melihat Tiffannya Wen yang membujuk dirinya.

Tiffanny Wen menatap Andreas Lu yang sedang tekun, segera berjalan ke sampingnya, menarik lengan bajunya sambil berkata genit: “Aku salah, Sungguh! Pasti tidak akan ada kedua kalinya!”

Andreas Lu mengangkat matanya dan mendongak Tiffanny Wen, dalam hatinya senang, biasanya tidak pernah membuat seperti ini, tidak disangka Fanny sangat manis! Lalu wajahnya tidak bergerak lalu berkata: “Sungguh?”

“Iya” Tiffanny Wen dengan segera mengangguk.

“Tetapi aku tidak terlalu percaya pada kamu?” Andreas Lu dengan wajah meragukan menatap Tiffanny Wen.

“Kalau begitu bagaimana kamu bias mempercayai aku?” Tiffanny Wen bergumam.

Melihat mulut kecil Tiffanny Wen yang bergumam, Andreas Lu tersenyum di dalam hati, memanfaatkan waktu ini, harus member kesempatan kepada diri sendiri, kemudian dengan ragu berkata: “Kecuali jika kamu mencium aku!”

Tiffanny Wen dengan ragu menatap Andreas Lu, di dalam hatinya berpikir, orang ini tidak seperti sedang berpura-pura.

Harus dikatakan, Tiffanny Wen menyadari, orang ini sedang berakting.

Tetapi melihat wajah dingin, hanya tinggal menuliskan kata di wajahnya: Aku sedang kesal, Tiffanny Wen tidak beranggapan begitu, dalam hati berpikir, hanya mencium sebentar.

Lalu, Tiffanny Wen membengkokkan pinggang, kearah bibir Andreas Lu dan menciumnya.

Setelah Tiffanny Wen menciumnya kemudian pergi, tidak mengira Andreas Lu akan menarik dia kedalam pelukannya, menundukkan kepalanya dan menciumnya dengan mesra.

Tiffanny Wen tercengang karena dicium.

Bukan sebentar saja, kamu serigala besar, ternyata benar membohongi aku!

Cukup lama, Andreas Lu mendongakkan kepala, Tiffanny Wen yang berada di pelukannya, merasa puas.

Tiffanny Wen melihat Andreas Lu yang terlihat puas, tidak tahu harus menangis atau tertawa.

Demi berciuman, mencari banyak alasan seperti itu!

“Andreas Lu, aku hari ini menerima sebuah proyek besar!” Tiffanny Wen melihat suasana hati Andreas Lu yang membaik, membuka mulut berkata.

Andreas Lu berkata, bertanya kepada Tiffanny Wen: “Proyek apa, hingga kamu gembira seperti ini?”

“Sangat gembira, bukankah Luis Chu sedang nyuting film baru” Tiffanny Wen membuka mulut berkata.

“Iya, kalau begitu apa ada hubungannya dengan kamu?” Andreas Lu mengerutkan dahinya.

“Dia sekarang melakukan syuting film kuno, mengundang aku untuk mendesign baju.” Tiffanny Wen tertawa.

“Kostum film kuno? Apa kamu bisa?” Andreas Lu meragukan.

“Tentu saja bisa!” Mendengar Andreas Lu yang tidak terlalu percaya,Tiffanny Wen dengan takut bangkit dari pelukannya, membuka mulut berkata: “Kamu jangan meremehkan aku, kemampuan aku lebih dari itu!”

“Bukan meremehkan kamu, bukankah kamu tidak pernah melakukan design pakaian zaman dulu? Aku takut kamu tidak bisa melakukannya!” Andreas Lu melihat Tiffanny Wen sedikit marah, dengan segera menjelaskan.

“Siapa bilang tidak pernah design pakaian zaman dulu, maka tidak boleh membuat, aku pasti akan membuat dengan bagus!” Tiffanny Wen berkata dengan antusias.

“Tetapi kamu jangan lupa, lukamu belum sembuh! Apakah kamu tidak capek membuat sebanyak itu?”

“Tidak masalah, luka aku di kaki bukan di tangan, oke ? Apalagi aku telah di rawat di rumah sakit cukup lama, sudah saatnya berkerja, jika tidak aku bisa menjamur.” Tiffanny Wen menatap Andreas Lu, berkata dengan manja: “Biarkan aku menerima proyek ini, aku sudah menerima tawaran Luis Chu, apalagi aku juga menyukai topik ini.

“Kamu yakin mau menerima tawaran ini?” Andreas Lu tidak tergoyah oleh kemanjaan Tiffanny Wen, menatap dia dengan tenang.

“Benar, harus menerimanya!” dengan segera Tiffany Wen menganggukkan kepalanya.

“Seberapa susah seberapa capek juga harus menerima tawaran ini?” Andreras Lu bertanya sekali lagi.

“Aduh, kenapa kamu cerewet sekali, sudah aku bilang harus membuat! Tidak perlu khawatir, seberapa susah dan lelah aku tidak akan mengeluh!” Tiffanny Wen dengan cerewet menatap Andreas Lu.

Andreas Lu melihat wajah Tiffanny Wen yang teguh akan keputusannya, membuat dia yakin terhadap keputusan Tiffanny Wen yang bulat untuk menerima tawaran proyek ini.

Meskipun khawatir dengan keadaan tubuh Tiffanny Wen, takut dia kecapekan, juga berpikir Tiffanny Wen akan sering berhubungan dengan Luis Chu, benar-benar tidak rela!

Pada dasarnya Tiffanny Wen telah cukup memperhatikan dia, jika berkerja bersama lagi, bukan kah akan menjadi lebih perhatian! Aku tidak ingin melihat pacar aku di rampas.

Tetapi melihat wajah Tiffanny Wen yang penuh harapan, juga berpikir Tiffanny Wen telah di rawat di rumah sakit cukup lama, sangat ingin melakukan sesuatu, jtapi itu akan sangat menyakitinya.

Andreas Lu hanya bias menyetujuinya!

Aduh, semoga keputusannya ini tidak salah!

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu