Precious Moment - Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
Terhadap perkataan Andreas Lu, Tiffanny Wen hanya mendengung ringan, sedikit mengangkat kepalanya, lengkungan sudut mulutnya agak mengejek: "Hanya mendengar bir saja, kalau begini saja sudah bisa mabuk, Andreas Lu, konsumsi alkoholmu juga terlalu buruk. "
"Selain itu, jika kamu menyentuhku, aku sudah dimakan dan diseka hingga bersih olehmu beberapa kali, tidak takut tidak takut."
Berkata, Tiffanny Wen membuka bir dengan berani, lalu dengan lembut menabrak dengan Andreas Lu: "Ada apa? Apa jangan-jangan kapasitasmu untuk minuman keras benar-benar tidak bisa?"
Melihat Tiffanny Wen memprovokasi dirinya lagi dan lagi, Andreas Lu malah tidak marah, hanya tersenyum ringan, lalu membuka bir mengocoknya ke arah Tiffanny Wen, lengkungan mulutnya agak jahat, tapi kelembutan di matanya malah tidak bisa disembunyikan.
"Kalau begitu jika aku benar-benar menuangkan secangkir, kamu harus berhati-hati sedikit."
Tiffanny Wen menyesap sesuap bir, menatap Andreas Lu dengan sedikit ejekan: "Tidak apa-apa, lagian aku tidak begitu mudah mabuk, jika kamu sudah mabuk, aku akan memukulmu pingsan, melemparkanmu ke sofa lalu kabur. "
Andreas Lu menundukkan kepalanya dan tertawa, tapi tidak membantah apapun.
Dua puluh menit kemudian, bir Tiffanny Wen belum diminum setengahnya, sudah mulai memerah, muncul dua kemerahan di wajahnya, agak pusing bersandar di belakang sofa, pandangan matanya perlahan-lahan dilampirkan lapisan kabut air, telah muncul warna merah ceri yang ringan di kulitnya yang halus.
Andreas Lu tak tahan melihati terus, saat kehausan, sebuah api panas meloncat dari perut kecilnya. Sangat tidak mudah baru mengalihkan pandangannya dari badan Tiffanny Wen, mungkin untuk menyembunyikan sesuatu, wajah Andreas Lu sedikit dingin dalam sekejap, nadanya juga agak serius: "Masih mengatakan komsumsi alkoholnya bagus, sekaleng bir saja aku lihat kamu sudah akan tak sadar diri."
Tiffanny Wen merasa pusing, mengoyang dengan lembut, kemudian langsung mencondongkan tubuh ke samping, satu tangan memegangi kepalanya, lalu dengan tenang memandang Andreas Lu, tetapi hanya melihat seseorang sepertinya menghindari matanya secara sengaja atau tidak sengaja, dan wajah dingin itu sepertinya ada sesuatu yang agak terasa canggung.
Tiffanny Wen terkekeh, kemudian tubuhnya sedikit maju ke depan, menatap Andreas Lu, melihat pantulan di dalam padangan mata penuh dengan diri sendiri, senyuman di wajah Tiffanny Wen semakin besar: "Andreas Lu, kamu jangan-jangan malu ya?"
Melihat mata seseorang tampak muncul sedikit rasa kesal, Tiffanny Wen dengan cepat menjauhkan jarak darinya, duduk di sofa yang di sisi lain, menyeringai: "Sepertinya tebakanku benar."
Melihati Tiffanny Wen saat ini seperti seorang anak kecil yang mengetahui sebuah rahasia besar saja, ekspresi wajahnya sangat bahagia, Andreas Lu memegang dahinya dengan sedikit tak berdaya, dia tidak tersangka Tiffanny Wen minum begitu buruk, buruk ya lupakan saja, IQ yang sedikit dari seluruh orangnya sekejap langsung keluar.
Setelah menyeringai beberapa saat, Tiffanny Wen akhirnya berhenti, menatap Andreas Lu yang berada tidak jauh dari situ, kepala sedikit dimiringkan, matanya sedikit menyeringai yang seperti setan kecil.
Andreas Lu memandang Tiffanny Wen tanpa berkata-kata, wajahnya penuh dengan tulisan, "Cepatan tanya, cepat tanya aku", menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya, tidak tau kenapa, dia pertama kali merasa sedang membawa anak.
Melihat cahaya pandangan Tiffanny Wen semakin lama semakin memanas, Andreas Lu akhirnya terkalahkan, mengangkat alisnya dengan ringan, melihati Tiffanny Wen seperti melihat orang bodoh saja: "Kamu kenapa lagi?"
Melihat Andreas Lu akhirnya bekerja sama, Tiffanny Wen tersenyum bodoh lagi, tetapi matanya malah sangat cerah: "Andreas Lu, kamu menyukaiku bukan."
Dengan ucapan tiba-tiba, tangan Andreas Lu bergetar sedikit, lalu segera kembali normal, meletakkan kaleng bir, Andreas Lu bangkit, berjalan perlahan ke arah Tiffanny Wen, mungkin cahaya di matanya terlalu jahat, Tiffanny Wen menyusut kembali dengan tanpa sadar.
Tapi dia ada di atas sofa, seberapa menyusut pun juga, di belakangnya semua sandaran, tidak ada gunanya sama sekali, akhirnya dengan mudah ditahan oleh Andreas Lu, satu tangan menahan di sandaran belakang, langsung berhasil menutup semua jalan keluar Tiffanny Wen.
Tangan satunya lagi malah menaiki kepala Tiffanny Wen dengan lembut, memaksanya untuk menatap dengan dirinya, Andreas Lu mencondongkan badan sedikit, Tiffanny Wen melihat wajah Andreas Lu terus menerus membesar di depan matanya, tanpa sadar menutup matanya, pernapasannya juga melewatkan beberapa detak napas, tetapi setelah menunggu lama tetap tidak ketunggu ciuman yang dipikirkan.
Terus-menerus merasakan nafas hangat menyebar di wajahnya, membawa sedikit bau nafas bir yang ringan, tapi aku masih tidak bisa menutupi bau Cologne yang kukenal, dua macam kompatibel, tidak tau kenapa, tapi Tiffanny Wen malah merasakan semacam godaan yang aneh.
Dengan takut membuka matanya, tak salah di duga yang tersambut dalam matanya adalah sepasang pupil yang dalam yang dapat menyerap jiwanya itu, Tiffanny Wen dengan benggong melihati dirinya yang terpantul di pupil, pupil berwarna coklat muda itu, seperti seekor rusa kecil yang ketakutan, menggigil, tetapi di dalam Bima Sakti yang hitam malah penuh dengan ejekan, masih ada sedikit godaan, di kedalaman, ternyata adalah kelembutan kental yang tak dapat meleleh.
Mungkin dirinya sudah tau jawabannya dari awal, tapi, hanya tidak ingin mengetahuilebih jelas saja.
Saat Tiffanny Wen perlahan-lahan hilang kesadaran dalam pupil gelap itu, suaranya yang rendah, membawa senyuman ejekan yang tebal dan menariknya kembali ke dunia nyata: "Apa yang tadi kamu harapkan?"
Wajah merah Tiffanny Wen yang pada mulanya karena mabuk sekejap langsung lebih merah lagi, tanpa sadar memiringkan kepala, terlepas dari cengkeraman seseorang, namun sedetik berikutnya dia mengunakan ‘mulut harimau’ menatah dagunya, memindahkannya kembali.
"Kenapa? Merasa bersalah? Terhadap pertanyaanmu tadi, menurutmu, apa aku masih perlu menjawabnya?"
Berkata, Andreas Lu masih memegang wajah Tiffanny Wen dengan rasa kesenangan tidak baik, menatap Tiffanny Wen yang dipegang sampai mencibir oleh dirinya sendiri, Andreas Lu sesaat tidak bisa menahan dan tertawa.
Tiffanny Wen memelototi Andreas Lu dengan dengki, memperingatkannya untuk tidak memegang lagi, tetapi seseorang jelas tidak akan peduli, malahan tampaknya memegang sampai terasa menarik.
Tiffanny Wen benar-benar tidak bisa menyingkirkannya, hanya dengan samar-samar membantahnya: "Orang bijak hanya menggerakkan mulut, tidak main tangan!"
Mata Andreas Lu menunjukkan jejak kejahatan: "Baiklah, kalau begitu aku akan menggerakkan mulutku."
Selesai bicara, di saat Tiffanny Wen masih belum sempat bereaksi, Andreas Lu langsung menciumnya dengan kurang ajar.
Tiffanny Wen merasakan dua kehangatan dioleskan ke bibirnya, kemudian dipikirannya berbunyi boom, seolah-olah ada sesuatu yang tiba-tiba terputus, bahkan nafas pun lupa.
Beberapa detik kemudian, kesadaraan Tiffanny Wen muncul, hanya menyadari Andreas Lu sudah menaklukkan tembok kotanya, mulai memintanya tanpa perundungan.
Tiffanny Wen tanpa sadar mulai menanggapi Andreas Lu, dalam kecanggungannya masih ada sedikit malu, tapi merasa malu inilah, malah membangkitkan serangan Andreas Lu yang lebih kejam.
Merasakan keinginan Andreas Lu yang semakin lama semakin keras, napasan yang dihembuskannya juga menjadi lebih panas, melihat mata Andreas Lu yang sudah mulai merah, Tiffanny Wen juga merasakan dirinya semakin lama semakin panas, mengetahui kalau meneruskannya begitu mungkin tidak dapat menahannya, lali menggigi bibir Andreas Lu lagi.
"Aduh"
Rasa kesakitan membuat Andreas Lu langsung memulihkan kewarasannya, sekejap lansung melepaskan Tiffanny Wen, merasakan kesakitan yang tak tertahankan di bagian bawah tubuhnya, Andreas Lu tau jika bukan dia menghentikannya, kali ini benar-benar akan terjadi sesuatu.
Namun itu hal yang lain, Andreas Lu dengan lembut mengendap bibir bawahnya, tanpa bau karat yang dipikirkan, tetapi rasa sakitnya malah terasa sekali, harus dikatakan gigitan mulut Tiffanny Wen sangat terampil, rasa sakitnya jelas, tetapi tidak ada pendarahan juga.
Andreas Lu memandang Tiffanny Wen dengan sedikit tak berdaya, dalam matanya menyinari cahaya bahaya: "Tiffanny Wen, apakah kamu shio anjing?"
Karena tangan Andreas Lu masih menahan di atas sofa, jadi Tiffanny Wen dalams sesaat juga tidak bisa terlepas, hanya mengangguk kepala dengan lemah: "Betul, aku memang shio anjing."
Andreas Lu dibuat marah sampai tersenyum, menyipitkan mata dan melihatnya: "Kamu mengatakan sekali lagi?"
Tiffanny Wen menggelengkan kepalanya dengan diam-diam, menutup mulutnya, kemudian tanpa sengaja langsung melihat tenda tinggi Andreas Lu yang di bawahnya sekarang.
Tiffanny Wen tanpa sadar mengambil bantal kepala yang di samping dan menekannya ke situ: "Bajingan!!!”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyAdieu
Shi QiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineYou're My Savior
Shella NaviUnplanned Marriage
MargeryKing Of Red Sea
Hideo TakashiPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku