Precious Moment - Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?

Keesokan siangnya, di dalam lift, Tiffanny Wen sedang saling menatap dengan Jennifer Xia yang penuh dengan rasa penasaran yang tinggi, dia menghela napas.

Dia yang sudah berencana untuk makan siang bersama dengan Jennifer Xia, tetapi rencananya berubah setelah sepuluh menit yang lalu mendapatkan sebuah SMS dari Andreas Lu, Jennifer Xia berkata dengan wajah penuh kepahitan, "Tidak mau sahabatnya lagi setelah memiliki pacar."

Jadi Tiffanny Wen ditatap sepanjang jalan oleh Jennifer Xia, saat menaiki lift, dia mengira Jennifer Xia akan pergi ke kafetaria, sehingga dia tidak terlalu memedulikannya, tetapi lift untuk menuju kafetaria sudah lewat, Jennifer Xia tetap menatapnya penuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Suasana di dalam lift sangat canggung, Tiffanny Wen menggerakkan bibirnya, "Jennifer, apakah kamu berencana pergi makan bersama kami?"

Jennifer Xia tersenyum jail, kemudian dia mulai berpura-pura, "Fanny, apakah kamu benar-benar karena kamu telah punya pacar, lalu tidak menginginkan sahabatmu lagi?"

Tiffanny Wen memegangi kepalanya tanpa daya, "Tidak, bukan begitu, Jennifer, jika kamu ingin pergi, aku tentu saja akan mentraktirmu makan."

Melihat tampang suram Tiffanny Wen, Jennifer Xia tertawa seperti tak berperasaan, kemudian dia menepuk bahu Tiffanny Wen, "Jangan khawatir, Fanny, aku hanya bercanda saja. Aku tidak ingin menjadi obat nyamuk, lagipula aku mendengar bahwa CEO Lu sangat pendendam, jika dibenci oleh CEO Lu, akan berdampak buruk padaku."

Tiffanny Wen memandang Jennifer Xia dengan wajah bingung, meskipun Andreas Lu memang tipe yang pendendam dan penuh perhitungan, tetapi

"Jennifer, bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"

Jennifer Xia tersenyum lebar pada Tiffanny Wen, "Ini rahasia, Fanny, jangan lupa bahwa aku adalah pemimpin tim gosip."

Tiffanny Wen menggerakkan sudut bibirnya, pemimpin tim gosip? Apakah mereka yang ada di departemen desain membentuk tim untuk menggali gosip antara dia dan Andreas Lu? ! Tidakkah ini terlalu keterlaluan?

Namun, yang tidak diketahui Tiffanny Wen adalah bahwa Jennifer Xia yang menamai sendiri tim gosip tersebut, dan di dalam tim tersebut hanya terdiri dari dua orang yaitu satu pemimpin dan satu wakil pemimpin.

Tiffanny Wen menaikkan kepala untuk melihat lantai keberadaanya, dirinya hampir tiba pada lantai paling atas, tetapi Jennifer Xia sepertinya tidak memiliki rencana untuk pergi meninggalkannya, sepertinya dia benar-benar akan pergi ke kantor Andreas Lu bersamanya.

"Jennifer, apakah kamu akan pergi ke lantai atas?"

Jennifer Xia melihat ke arah Tiffanny Wen dan mengangguk dengan wajah yang penuh dengan rasa ingin tahu, senyuman di sudut bibirnya memiliki makna yang lebih dalam lagi, "Tentu saja, aku ingin mengantarkan sahabat baikku."

Tiffanny Wen menggerakkan bibirnya, pintu lift terbuka secara perlahan, Jennifer Xia mengikutinya keluar, tetapi dia berhenti di salah satu sudut dan melambaikan tangan padanya, dengan mengedipkan mata, "Bagaimana menurutmu, Fanny? Bukankah aku sangat tuus mengantarmu ke sini?"

Tiffanny Wen sedikit tercengang, dia tidak tahu apa maksud Jennifer Xia melakukan semua ini. tetapi setelah berjalan beberapa langkah, dia menoleh dan menemukan bahwa Jennifer Xia berhenti di sudut tadi, memainkan alis padanya, namun tidak mengikutinya lagi.

Tiffanny Wen mengangkat bahunya dengan bingung, tetapi dia juga tidak memasukkannya ke dalam hati kemudian terus melangkah maju, kebetulan dia bertemu dengan Dave Gu, "Asisten Gu, apakah kamu akan pergi makan?"

Dave Gu mendorong naik kacamatanya sambil tersenyum, seolah sedang dalam suasana hati yang baik, tetapi dibalik lensa pemantul terdapat makna yang dalam di matanya, "Nona Wen, Nona Jiang baru saja tiba tidak lama."

Tiffanny Wen mengerti dalam sekejap dan mengedipkan matanya pada Dave Gu, "Terima kasih."

"Jangan terlalu sungkan, Nona Wen, aku pamit duluan."

Selesai berbicara, Dave Gu buru-buru berjalan ke pintu lift, Tiffanny Wen memandang Dave Gu yang tergesa-gesa menuju pintu lift, kemudian dia menggelengkan kepalanya tak berdaya, "Andreas Lu benar-benar menganiaya Dave Gu, apakah jam makan siangnya begitu terburu-buru?"

Tiffanny Wen tidak memikirkan lebih jauh lagi, tetapi saat dia melangkah dengan cepat mendekati ruang kerja Andreas Lu, dia menemukan bahwa pintu ruangan tersebut tidak tertutup rapat, dia tertawa pelan, tetapi tidak langsung mendorong buka pintunya, dia mengetuk pintu, dengan sengaja dia berbicara dengan suara serak "CEO Lu, data yang kamu butuhkan telah aku siapkan."

Andreas Lu sebenarnya sedang menunggu kedatangan Tiffanny Wen dengan antusias, tapi dia malah menemukan Caterina Jiang yang datang ke ruang kerjanya. Meskipun dia tidak menolak kedatangan Caterina Jiang, tetapi tadi malam dia sudah mengatakan dengan jelas kepada Max Jiang bahwa mereka sudah tidak bisa kembali pada masa lalu, Andreas Lu saat ini juga melihat hubungan dirinya dengan Max Jiang, sehingga dia tidak melakukan sesuatu yang berlebihan pada Caterina Jiang.

Saat masuk ke dalam, Caterina Jiang mencondongkan tubuh ke depan dengan sangat antusias, kemudian meletakkan bento yang dia buat dengan sepenuh hati di atas mejanya.

"Andreas, aku sengaja pergi belajar memasak, coba cicipi dulu makanan ini apakah sesuai dengan seleramu atau tidak."

Andreas Lu memandang Caterina Jiang, sedikit mengernyit, bahkan tidak berpikir untuk menyentuh kotak bento itu sama sekali. Senyuman Caterina Jiang berubah menjadi sedikit canggung, saat dia ingin mengulurkan tangan untuk membuka kotak bento tersebut, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di belakangnya.

"CEO Lu, data yang kamu butuhkan telah aku siapkan."

Meski suara tersebut sengaja direndahakan, tetapi tidak bisa menyembunyikan bahwa suara tersebut masih terdengar seperti suara seorang wanita, dan terdengar suara main-main di dalamnya.

Mendengar suara ini, Caterina Jiang seketika menjadi waspada, tetapi sudut mulut Andreas Lu meringkuk tanpa sadar, dia bangkit dan berjalan menuju pintu, hanya melirik Caterina Jiang sekilas saat berjalan melewatinya.

"Maaf, terima kasih atas kebaikanmu, tapi menurutku abangmu lebih membutuhkannya daripadaku, bagaimanpun, dia harus menangani beberapa operasi dalam sehari."

Tangan Caterina Jiang berhenti sejenak, dia menggigit bibir bawahnya dengan ringan, lingkaran matanya perlahan memerah, dia terlihat seperti hendak menangis.

Tapi Andreas Lu tidak berhenti sama sekali, dia berjalan langsung ke pintu dan membukanya, sesuai dugaan, Tiffanny Wen sedang menatapnya dengan tatapan menggoda, "CEO Lu, data yang kamu butuhkan ada di sini, apakah kamu ingin memeriksanya?"

Andreas Lu terkekeh, dia meraih tangan Tiffanny Wen dan berjalan keluar dari pintu, "Ayo pergi, kamu mau makan apa?"

Tiffanny Wen menjulurkan lidahnya dengan lemah, "Selain makanan barat, apapun boleh."

Dalam sekejap mata, Tiffanny Wen kebetulan melihat Caterina Jiang di belakang Andreas Lu dengan mata merah, menggertakkan giginya, kemudian menahan air mata agar tidak menangis, kemudian di sampingnya terdapat sebuah kotak bento yang belum sempat dibuka olehnya.

Entah kenapa, menghadapi lawannya ini, Tiffanny Wen tidak bisa membencinya, melihat penampilannya, dia tidak mendapatkan rasa bangga seperti saat menghadapi Melody Tsu.

Melihat Tiffanny Wen menatap ke belakang dengan linglung, Andreas Lu melirik Caterina Jiang dengan samar, kemudian membawa Tiffanny Wen melangkah ke depan, "Ayo jalan, aku ingin makan masakan China, apakah kamu punya rekomendasi?"

Tiffanny Wen dengan patuh ditarik ke depan oleh Andreas Lu, dia mengangkat dagunya dengan bangga ke arah Andreas Lu, "Kamu menanyakan hal ini kepada orang yang tepat, Jennifer Xia dan aku sudah mencoba semua restoran yang ada di sekitar sini."

Andreas Lu sedikit meringkuk menatap wajah Tiffanny Wen yang penuh dengan kebanggaan diri, lengkungan sudut bibirnya penuh dengan ejekan, "Benar-benar seperti babi."

Tiffanny Wen mengenggam tangan Andreas Lu dengan kuat karena kesal, tetapi ternyata itu sama sekali tidak berguna, pada akhirnya dia menyerah dan mengancam, "Jika kamu mengatakan aku babi lagi, kamu tidak akan pernah mau masuk ke rumah aku!"

Andreas Lu terkekeh tak berdaya, tapi tidak menjawab. Tiffanny Wen memelototi Andreas Lu dengan marah, dengan sekilas dia melirik Caterina Jiang yang masih berdiri di tempat semula.

Dia mencondongkan tubuh mendekati Andreas Lu, berdiri menjinjit dan mendekat pada telinga Andreas Lu lalu berbisik pelan, "Apakah kamu tidak sakit hati melihatnya seperti itu?"

Telinga terasa gatal setelah mendapat bisikan dari Tiffanny Wen, Andreas Lu mengambil kesempatan untuk meraih pinggang Tiffanny Wen dan melihat ke bawah dengan tatapan penuh kasih sayang, "Jika itu kamu, aku akan merasakan sakit hati."

Tiba-tiba digombal oleh Andreas Lu, wajah Tiffanny Wen kembali memerah dan bersenandung ringan, setelah berusaha sekuat mungkin untuk menghindari Andreas Lu, dia menariknya berjalan cepat menuju pintu Lift, "Lupakanlah, aku sudah lapar, ayo cepat pergi makan."

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu