Precious Moment - Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?

Di sisi lain, meskipun semua orang telah bubar, mereka masih mendiskusikan apa yang baru saja terjadi secara pribadi, terdapat ejekan dan pandangan hina dalam pandangan mata orang yang melihati Wenny Zhou.

Orang-orang yang awalnya masih dengan ramah memanggil Wenny Zhou sebagai kak Wenny, kebanyakan dari mereka sekarang secara langsung memanggil nama lengkapnya.

"Si Wenny Zhou ini benar-benar tidak tahu cara berterimakasih, dia kan hanya seorang selebriti kecil yang sedikit tenar? Tak disangka berani menantang sutradara Chu."

"Kemungkinan besar dia masih mengira bahwa dapat mendapat posisi wanita ketiga sudah sangat hebat, kerjaannya sehari-hari memandang rendah orang lain dan berlagak sombong."

"Dia juga tidak pandai dalam melihat orang, pacarnya itu dilihat sekilas sudah langsung tahu bahwa dia merupakan anak orang kaya dengan sedikit berpenampilan, tapi dia itu tipe lelaki yang tidak setia, apa sih yang dilihat darinya?"

"Pertanyaan sesederhana ini kamu tidak tahu jawabannya? Karena dia adalah anak orang kaya yang sedikit berpenampilan, jadi ya sudah pasti yang dilihat darinya adalah uang dari keluarganya."

Wenny Zhou dengan dingin berjalan melewati orang-orang yang sedang membicarakan tentangnya, dan dia mendengar semuanya dengan sangat jelas, melirik mereka dengan pandangan hina, Wenny Zhou menyadari bahwa mereka semua adalah orang-orang yang pernah datang menjilatnya.

Yang semula satu persatu memanggilnya “kak Wenny” dengan sangat akrab, sekarang semuanya berubah menjadi kata-kata yang dingin.

Sesuai dugaan, dalam dunia akting, semua orang hidup dalam akting ... Wenny Zhou mengangkat senyum mengejek di sudut mulutnya dan berjalan langsung ke ruang dandan, bersandar dengan sangat lelah di bagian belakang kursi, berniat untuk menutup matanya dan beristirahat sejenak.

Tepat pada saat ini, suara yang prihatin dari Selena Qin terdengar di telinganya: "Kak Wenny, apa yang telah terjadi padamu? Bagaimana kamu bisa berselisihan dengan sutradara Chu?"

Wajah Wenny Zhou terlihat kepahitan, sedikit membuka matanya, dan memandangi langit-langit ruangan, bisa dibilang bahwa dia yang sekarang ini memiliki kepahitan yang tidak dapat di katakan, dari sudut pandang Wenny Zhou, semua ini sebenarnya merupakan salahnya Tiffanny Wen.

Jika dia tidak tiba-tiba memanggilnya untuk membicarakannya, semua perihal tadi tidak akan terjadi!

Sedikit kebencian melintas di mata Wenny Zhou yang sedang memandangi langit-langit ruangan, tetapi Selena Qin tidak menyadarinya sedikitpun, setelah merenung beberapa detik yang hening, Wenny Zhou menghela nafas dengan sedih: "Tidak apa-apa, Selena kamu tidak usah khawatir, itu hanya salah paham saja dengan sutradara Chu sehingga terjadilah sedikit perselisihan."

"Oh, bagus deh kalau begitu." Selena Qin tanpa berpikir sama sekali langsung mengangguk, melihati Wenny Zhou dengan prihatin dan percaya.

"Yang penting nanti kak Wenny menjelaskannya kepada sutradara Chu maka semuanya akan baik-baik saja, aku percaya bahwa dengan pikiran jenaka kak Wenny semua ini tidak sulit untuk dilakukan!"

Wenny Zhou menganggukkan kepalanya, menatap langit-langit melamun dan menghabiskan waktu, kemudian meminta Selena Qin untuk memperhatikan kapan Luis Chu akan sendirian di ruang kecil.

Tidak lama kemudian, Wenny Zhou menemukan bahwa Carlos Xiao sedang pergi ada urusan, hanya ada Luis Chu seorang diri di ruangan, maka dari itu Wenny Zhou mengetuk pintu dan masuk ke dalam.

Berdiri di depan Luis Chu, Wajahnya tampak menyesal dengan tulus: "Aku minta maaf Sutradara Chu, Greyson Tsu terlalu terbawa nafsu dalam melakukan tindakan, jika dia ada menyinggungmu, harap sutradara Chu untuk lebih toleran."

Luis Chu memandangi bola matanya Wenny Zhou yang berwarna coklat gelap dengan ringan, tetapi dikedalaman merupakan cahaya gelap yang berkerumun, menatapnya seperti ini dengan hening selama sepuluh detik dan Luis Chu akhirnya berbicara dengan santai: "Tidak peduli seberapa tidak enak didengarnya si Greyson Tsu, di telingaku itu sama saja. "

"Tapi Wenny Zhou, aku peringkatkan padamu, jangan sepanjang hari memikirkan hal yang macam-macam terhadap Tiffanny Wen, meskipun di cctv tidak ada informasi yang berguna, tetapi bagaimana pun juga aku itu terkenal karena menulis novel detektif, meskipun mungkin tidak sepeka detektif sesungguhnya, akan tetapi kemampuan berpikirku masih termasuk bagus."

"Meskipun tidak ada bukti mutlak, tapi kecurigaan terhadapmu tidak bisa lolos begitu saja."

"Jadi, sebaiknya kamu lebih jujur padaku belakangan ini, dan jangan terus memikirkan ide-ide licik terhadap Tiffanny Wen, mengerti?"

Wenny Zhou mengangguk lagi dan lagi.

........................................................................

Wenny Zhou yang menerima ancaman dari Luis Chu, bisa dikatakan sangat tenang untuk sementara waktu ini, tetapi dari waktu ke waktu, kebencian yang mendalam di pandangan matanya ketika melihat ke arah Tiffanny Wen semakin memburuk dibandingkan dengan awalnya.

Tiffanny Wen menghabiskan beberapa hari di rumah Andreas Lu di dalam ketakukan karena dia harus selalu waspada terhadap godaan Andreas Lu, tetapi dia masih tetap harus menggantikan perban luka untuknya, bagaimana pun juga dia sendiri yang telah sepakat melakukannya.

Melihat luka mengerikan itu perlahan-lahan sembuh dari hari ke hari, dan Andreas Lu juga tampaknya tidak menemukan dengan apa yang disebut “gejala sisa”, membuat hati Tiffanny Wen merasa lega, kemudian dia berkata dia tidak akan lanjut tinggal di “Gua jahat” milik Andreas Lu lagi.

Andreas Lu sangat terdiam dan kemudian membiarkan Tiffanny Wen untuk pulang.

Pada hari ini, sepulang kantor Tiffanny Wen berdiri di tepi jalan dan merenggangkan pinggangnya, berpikir bahwa hari ini ia akhirnya tidak perlu ketakutan lagi memberi Andreas Lu obat setiap malam, membuatnya merasa langit terlihat cerah dan bahkan tubuhnya terasa jauh lebih nyaman.

Tepat ketika Tiffanny Wen baru merasa puas sebentar, mobil Andreas Lu perlahan-lahan berhenti di hadapan Tiffanny Wen, menurunkan kaca mobil, mengangkat alis dan berkata kepada Tiffanny Wen: "Kenapa? Kamu sedang menungguku?"

Melihat Andreas Lu yang "tiba-tiba muncul" membuatnya terjekut, tanpa sadar langsung berjaga-jaga: "Lalu apa yang ingin kamu lakukan? Aku tidak akan pergi ke rumahmu."

Andreas Lu terkekeh dan mengangkat alisnya: "Tenang saja, aku bukan mau membawamu kerumahku, aku hanya ingin memintamu untuk menemaniku datang ke pesta makan malam."

Tiffanny Wen memandangi Andreas Lu dengan setengah ragu-ragu: "Yakin hanya itu saja?"

Andreas Lu mengangkat alisnya dengan ringan, sudut mulutnya tersenyum menyegir: "Kalau bukan begitu, memangnya kamu mau aku membawamu kemana?"

Tiffanny Wen mengangguk, dan kemudian duduk di kursi mobil bagian depan: "Baiklah, kalau begitu tunggu aku pulang dan ganti baju dulu."

“Untuk apa ganti baju?” Andreas Lu mengangkat alisnya dengan ringan, terlihat sedikit kebingungan.

Tiffanny Wen terdiam, mengusap jidatnya dan berkata: "Bukankah mau pergi ke pesta makan malam? Aku mau ganti gaun ... lebih formal sedikit, mengerti?"

Andreas Lu memandangi pakaian yang dikenakan Tiffanny Wen sekilas, karena dia sekarang sering pergi ke kru, jadi pakaian yang dia kenakan tidak begitu formal.

Rok kasa yang menutupi lutut berwarna biru muda seharusnya hanya memiliki tiga lapis dari perspektif level, pakaian yang tidak biasa, jumbai terkulai, perpaduan yang cerdas, kerutan dan bunga nya sangat bagus, duduk di atas kursi terlihat seperti dibawah air terjun yang mengalir.

Andreas Lu menarik kembali pandangannya, dengan tatapan sedikit memuji berkata: "Apakah kamu yang merancang sendiri rok ini?"

Tiffanny Wen mengangguk dengan ringan: "Ya, bukankah iklan langsung itu baik?"

Andreas Lu mengerutkan bibirnya dengan ringan: "Tidak apa-apa, tidak usah ganti pakaiannya, pakai ini tidak masalah, kamu ini kan brand ambassador dari Louise, harus menjiwai, gaun yang biasa bukanlah tandingannya."

Mendengar sedikit kata-kata pujian dari Andreas Lu, Tiffanny Wen berkata dengan hati yang sedikit senang: "Kamu termasuk memiliki selera yang bagus." Setelah mengatakan ini dengan sedikit manja, dia berhenti berbicara.

Setelah beberapa saat, Andreas Lu mengendarai mobil masuk ke sebuah rumah besar, Tiffanny Wen yang sibuk memandangi pemandangan tidak melihat sebuah papan besar yang mereka lewati yang tertulis Tempat Kediaman Keluarga Lu.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu