Precious Moment - Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
Nenek Lu biasanya suka minum teh dan berdoa pada Buddha di ruang minum teh, jadi Andreas Lu dan Tiffanny Wen tidak perlu pergi mencarinya, mereka langsung tahu Nenek ada di mana, begitu naik ke atas, Andreas Lu mengajak Tiffanny Wen berjalan ke ruang teh.
Mereka mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban, Andreas Lu sedikit terkejut: "Nenek, aku dan Fanny masuk.”
Selesai berbicara, Andreas Lu menggandeng tangan Tiffanny Wen lalu saat ingin mendorong pintu, tiba-tiba pintunya terbuka, me;ihat sosok yang berdiri, Andreas Lu mengangkat alisnya dan berkata, "Ayah."
Tiffanny Wen tertegun, merasa sedikit tidak nyaman, bagaimanapun juga beberapa hari yang lalu, dia melukai Andreas Lu seperti itu, meskipun saat itu tidak ada Jason Lu, tapi sebagai Ayah Andreas Lu, tidak tahu apa dia akan menyalahkan dirinya atau tidak.
Melihat ini, Tiffanny Wen memandang Jason Lu dengan sedikit bersalah: "Paman"
Melihat Tiffanny Wen gelisah, bagaimana mungkin Jason Lu tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan, dia mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Tiffanny Wen, sambil tersenyum ramah, dia berkata, "Tidak apa-apa. Karena Andreas memilihmu, dia harus menjagamu, jika dia tidak menyelamatkanmu, aku yang akan menghukumnya. "
Tiffanny Wen (Tiffanny Wen) memandang Jason Lu dengan bingung, dan entah kenapa melihat Hanson Wen, dia memang ayah yang baik ketika ibunya ada di sana.
Sekilas mata Tiffanny Wen menjadi suram, dia tersenyum pada Jason Lu, "Terima kasih, paman."
Meskipun dia tidak tahu mengapa dia harus berkata terima kasih kepada Jason Lu, mungkin itu karena sudah mengampuni dan menghiburnya, mungkin mengingatkan tentang apa namanya Cinta Ayah.
Dan diam-diam Andreas Lu melepaskan tangan Jason Lu yang berada di atas kepala Tiffanny Wen, lalu dengan tenang menatap Jason Lu: "Ayah, apa nenek ada di dalam?"
Mengapa Jason Lu tidak mengenal putranya, dengan sedikit tercengang, dia menggelengkan kepalanya : "Kamu ada di sini, nenekmu ada di dalam, dia sudah lama menunggumu, masuklah ke dalam."
Setelah berbicara, Jason Lu memberi jalan kepada mereka, saat Andreas Lu melewatinya, Jason Lu menepuk pelan bahu Andreas Lu, dan berkata dengan suara pelan, hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya: "Karena kamu telah memilih, kamu harus mengenggamnya erat-erat, saat itu yang menentang adalah Kakekmu, sekarang Ibumu yang menentangmu.”
Samar-samar Andreas Lu memandang ayahnya, lalu menunjukkan senyum licik: "Kamu tidak perlu khawatir tentang ini, aku tahu punya cara sendiri."
Jason Lu terkekeh lalu pergi : “Kamu ini, saat itu benar-benar mirip denganku.”
Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dengan ekspresi wajah ingin tahu, meskipun dia tahu, tidak baik ikut campur dengan masalah ayah dan anak, tapi tetap saja dia masih sedikit penasaran, sebenarnya apa yang dibicarakan Jason Lu dan Andreas Lu, sekarang suasana hati Andreas Lu terlihat lebih baik.
Ketika Andreas Lu menoleh, dia melihat Tiffanny Wen menatapnya dengan wajah penasaran, sambil tertawa kecil, dia mengulurkan tangan untuk membantu Tiffanny Wen merapikan rambut yang baru saja dielus oleh Ayahnya, lalu tanpa menjelaskan.apa-apa : "Ayo masuk, jangan buat nenek menunggu."
Tiffanny Wen penasaran dan ingin tahu, tetapi dia juga menyadari tahu bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh ditanyakan, jadi dia mengangguk dan berjalan ke ruang teh.
Di ruang teh, karena saat keluar Jason Lu tidak menutup pintu dengan rapat, jadi sebagian besar, Nenek Lu juga mendengarkan percakapan mereka, melihat Tiffanny Wen dan Andreas Lu masuk, dia menggoda.mereka : "Hubungan kalian ini sangat mesra, Nenek mengira kalian akan pacaran di depan pintu.”
Tiffanny Wen tahu bahwa sebagian besar, Nenek salah paham, wajahnya memerah, tapi dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya, jadi dia hanya berkata: "Nenek."
Tentu saja, saat ini reaksi nenek dan Andreas Lu ini tampak jahil, Andreas Lu tidak bisa menahan tawa kecil sebelum Tiffany Wen memberinya tatapan tajam.
Alis Andreas Lu sedikit terangkat, tetapi tetap mematuhinya, dan memilih untuk menahan tawanya.
Nenek bisa melihat dengan jelas semua gerakan kecil Andreas Lu dan Tiffanny Wen, matanya seperti terlihat sangat puas, dia mengenggam tangan kecil Tiffanny Wen, dia sangat menyukainya, melihat Tiffanny Wen berkata bahwa gelang dia akan memakai gelang itu, dia tersenyum lebar, walau ada kerutan di wajah, tapi tetap terlihat cantik.
"Baiklah, baiklah, aku tahu kalian ini masih pasangan muda yang masih kasmaran."
Tiffanny Wen memegangi dahinya, ingin mencoba menjelaskan, tetapi tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, berdasar situasinya, jika dia menjelaskan juga, mungkin akan menjadi lebih kacau, jadi dia menolak untuk memberi penjelasan, dan juga menjelaskannya, Menurut situasi saat ini, semakin dia menjelaskan, semakin kacau dia jadinya, jadi Tiffanny Wen hanya menolak untuk menjelaskannya, dan sepertinya kata-kata Neneknya itu tidak ada maksud untuk menngucilkan.
Melihat wajah Tiffanny Wen mulai memanas lagi, Andreas Lu terkekeh dan memegang tangan Tiffanny Wen yang lain di bawah meja: "Baiklah, nenek, Fanny, jangan dipikirkan. "
Nenek tersenyum dan mengangguk: "Baiklah, baiklah, bagiklah, oh, kamu ini."
"Ngomong-ngomong, kalian tidak pergi bersama Stella?”
Tiffanny Wen memiringkan kepala, menatap nenek dengan ragu-ragu: "Kak Stella? Dia juga datang?"
Nenek sedikit penasaran karena reaksi Tiffanny Wen, dia langsung melihat ekspresi wajah Andreas Lu yang terlihat enggan, lalu dia angsung mengerti: "Andreas, Stella itu kakakmu, kenapa kamu tidak pamit padanya?”
"Jika bukan karena Nenek kangen Stella, kamu akan membuat dia tidak tahu seperti ini?”
Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dengan wajah bertanya-tanya, dan akhirnya dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Pada saat ini, pintu ruang teh didorong seseorang, lalu Stella Lu masuk ke dalam dengan penuh emosi : "Itu benar, Andreas, kamu benar-benar menyakiti kakak, dan juga kamu Fanny, Andreas tidak memberi tahuku, kamu juga tidak mengatakan apa-apa.”
Stella Lu berjalan menghampiri Tiffanny Wen dan Andreas Lu, setelah sampai di belakang mereka, dia berdiri di antara keduanya, lalu lengannya melingkari leher mereka: "Aku tahu, kalian tidak mau aku menganggu kalian, tapi kalian menyembunyikan ini dariku, Kakak benar-benar merasa sedih.
Sambil mengatakan itu, leher Stella Lu mulai menegang, tetapi ketika sudah mengencang sampai batas tertentu, tiba-tiba cia mengendurkannya, dan kemudian duduk di samping mereka dengan ekspresi sedih dan marah, lalu dengan lembut mengibaskan rambut panjangnya, dia memiringkan kakinya, lalu emosinya mereda. Tentu saja, harus mengabaikan matanya yang kesal.
"Fanny, aku tidak menyangka mulai mengejar Andreas, aku benar-benar tidak tahu apakah aku harus sedih atau senang.
Andreas Lu menghela nafas dalam diam, Tiffanny Wen mengerti sedikit mengapa sebelumnya Andreas Lu tidak memberi tahu Stella Lu terlebih dulu, jadi dia membawanya untuk bertemu dengan neneknya.
Stella Lu sedikit terbatuk, lalu mengambil cangkir teh, lalu ketika sudah mengambil secangkir teh, karena ada Nenek, dia tidak berani meminumnya, hanya menghirupnya.
Melihat Stella Lu akhirnya tenang, nenek menggelengkan kepalanya tidak berdaya: "Stella, kamu juga terlihat seperti perempuan, suatu hari ada saatnya menjadi gila, kapan kamu akan membawa menantu untuk nenek. "
Stella Lu meletakkan cangkirnya, dan tahu jika sekarang Andreas Lu sudah mengajak Tiffanny Wen ke rumah, berarti keinginan Nenek agar dia menikah semakin besar.
"Nenek, untuk sementara waktu kamu tidak usah mengkhawatirkan hal ini, semuanya tergantung pada takdir, jika tidak ada yang mau, aku juga tidak perlu orang lain mengurusku, lagipula, darah Keluarga Lu bukanlah masih tanggung jawab Andreas Lu. ? "
Nenek menggelengkan kepalanya tidak berdaya, untuk sementara ini, tidak tahu harus berkata apa : "Wanita ya, lebih baik mencari jika membentuk keluarga sendiri, jika tidak, seorang diri akan terlalu melelahkan."
Stella Lu cemberut dan terlihat tidak bersalah : ”Nenek, aku hanya mencari takdirku, selain itu sekarang sudah jaman modern, sekarang sudah tidak sama lagi,”
Nenek menggelengkan kepalanya tidak berdaya, tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan cucu perempuannya.
Akhirnya setelah melihat nenek seperti ini, Stella Lu tidak mengajari lagi, Stella Lu langsung mulai genit sambil pada Nenek, sambil memegang tangannya,: “Nenek, ini sudah malam, aku datang untuk makan, dan sekarang sudah waktunya makan, ayo turun, kita makan dulu,” "
Cucunya ini, Nenek Lu sayang dan benci padanya, dia menggelengkan kepalanya, lalu perlahan berdiri dengan tongkatnya: "Ayo."
Secara tidak sadar, Tiffanny Wen mau ke depan ingin merangkul Nenek, tetapi tempatnya diambil Stella Lu, Stella mengedipkan mata padanya dan berkata, "Fanny, sudah lama aku tidak membantu nenek, kali ini biar aku saja, kamu temani saja Andreas, jika tidak, dia selalu merasa aku menganggun dunia kalian. "
Tiffanny Wen terlihat tidak bisa berkata apa-apa dengan sindiran ini, hanya melihat Stella Lu merangkul Neneknya keluar dari kamar.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseMy Enchanting Guy
Bryan WuLove and Trouble
Mimi XuLove Is A War Zone
Qing QingAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMenantu Hebat
Alwi GoPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku