Precious Moment - Bab 65 Adik Dari Mana

Ketika Wenny Zhou dan Selena Qin berjalan perlahan ke pinggiran kerumunan orang-orang, karena mereka bertumbuh tinggi, jadi mereka bisa melihat orang-orang di tengah kerumunan itu walaupun dari kejauhan.

Ketika Wenny Zhou dan Selena Qin berhenti perlahan di luar kerumunan, kebetulan melihat Jessica Qin bergegas ke kerumunan, tiada hentinya memanggilnya kakak sambil memegang lengan Tiffanny Wen.

Mata Selena Qin melebar karena terkejut, dia memandangi Wenny Zhou dengan ekspresi tidak percaya dan berseru, "Tidak, wanita itu ternyata adalah kakaknya Theresia Wen ?! Aku ingat, sepertinya dia dipanggil Jessica Qin atau apa? Jika itu benar-benar kakaknya Theresia Wen, bukankah kita juga memiliki hubungan yang baik dengannya? "

Wenny Zhou menggelengkan kepalanya perlahan, kebetulan melihat adegan di mana Tiffanny Wen dihempaskan ke tanah oleh Jessica Qin dan seorang pria lainnya. Alisnya sangat berkerut, dia perlahan-lahan melihat ke sampingnya. Dia pun terkejut melihat seluruh kejadian ini. Selena Qin berkata: "Aku sarankan kamu untuk melupakan ide ini, oke. Saat SMA, hubungaku dengan Theresia Wen cukup baik. Aku juga hanya mendengar dia menyebutkan bahwa ketika ibunya meninggal, beberapa bulan kemudian, ayahnya membawa seorang wanita pulang dari luar. Wanita itu tampaknya membawa sepasang anak ke rumahnya, aku juga belum pernah melihatnya."

Selena Qin mendengar kata-kata Wenny Zhou, ekspresi wajahnya dipenuhi rasa tidak percaya.

Dia benar-benar tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Desainer Theresia Wen yang kuat sebenarnya hidup dalam keluarga yang kacau, tetapi desainnya begitu indah dan bersih.

Selena Qin langsung memalingkan matanya, seperti sedang menawarkan harta kepada Wenny Zhou, mengatakan, "Menurut situasi ini, sepasang anak yang dibawa wanita itu adalah sepasang anak laki-laki dan perempuan, adik perempuan itu adalah Jessica Qin, dan kemungkinan besar kakak laki-lakinya itu adalah orang yang disebelahnya sekarang."

Wenny Zhou mengangguk perlahan, sebagai jawaban untuk pernyataan Selena Qin, tapi matanya masih tertuju pada kerumunan itu.

Selena Qin melihat Wenny Zhou tidak banyak meresponsnya, ia pun memalingkan matanya dengan bosan kembali ke kerumunan. Pada saat-saat ini, siapa yang akan berpaling dari "Theresia Wen" yang sedang terjatuh duduk di atas pasir.

Rambutnya terurai, ekspresinya tidak terlihat, sidik jari lima jari jelas terlihat di lengan dan betisnya.

Selena Qin terkejut lagi, keberanian mereka terlalu besar. Kita orang yang terlambat saja takut, tapi mereka bisa berani memperlakukan orang lain seperti itu.

Segera, Selena Qin merasa situasi ini adalah saat yang tepat untuk menarik hubungan merkea. Jika dia masuk sekarang untuk mengusir kedua saudaranya itu, dia mungkin akan terpilih sebagai juru bicara kontrak dalam memedulikan "Theresia Wen".

Sambil berpikir seperti ini, Selena Qin menarik Wenny Zhou berjalan menuju kerumunan.

Wenny Zhou memahami pikiran naif Selena Qin, ia mengulurkan tangan untuk menghentikannya, perlahan-lahan menggelengkan kepalanya. Selena Qin yang meragu, berkata, "Dia bukan orang yang lemah. Dengan pemahamanku tentang dia, selanjutnya ia baru akan marah, kalau kita maju sekarang, efeknya malah akan berbalik, jadi kita perhatikan saja dulu perubahannya."

Selena Qin mengangguk dengan ragu, tetapi tetap memilih untuk diam di tempat.

Di tengah kerumunan, Tiffanny Wen duduk di pasir dengan kepala menunduk, ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan amarah di hatinya. Secara bertahap, bisa kembali merasakan tangan dan kakinya yang sedari tadi terasa mati rasa.

Dia mendorong dengan keras dan menarik Jessica Qin dengan tangan kirinya dengan sikap sok, kemudian perlahan-lahan berdiri dari tanah, karena mati rasa di kaki kanannya, jadi ia pun sedikit goyah saat mulai berdiri tadi.

Setelah berdiri, Tiffanny Wen merasa rambut di depannya menghalangi pandangannya, jadi dia menyikat tangan kirinya kembali untuk menunjukkan wajah yang tertutup rambutnya. Dingin di matanya membuat orang-orang di sekitarnya merasa seolah-olah mereka sudah jatuh ke danau yang dingin.

Ibu Sienna memandang ke samping sejenak, dia harus mengakui bahwa Tiffanny Wen sedikit tampan saat ini, tubuhnya memancarkan udara dingin, mata tajam dan dingin, alis yang sedikit mengerutkan kening, bibir lurus terentang, ikal hitam gelap rambut panjang disisir santai di belakang tangannya, ada beberapa helai rambut terbang berantakan terkena angin, tetapi menyiratkan ketengan yang gila. Jika mengganti seluruh pakaiannya, aura kehidupan sosial kakaknya langsung terlihat.

Jessica Qin yang duduk di tanah pun tertegun.

Tiffanny Wen berdiri, ia menunduk memandangi Jessica Qin yang duduk di pasir pantai sambil kebingungan, tatapan matanya dipenuhi rasa jijik, kemudian berkata dengan dingin, "Jangan bahas masalah kekerabatan di sini, aku tidak terlalu akrab denganmu."

Jessica Qin yang sudah tersadar, duduk di pasir pantai lanjut memikirkan potensi akting ya ia bisa lakukan. Dia menatap Tiffanny Wen dengan ekspresi sedih dan berteriak, "Kakak, bagaimana kamu bisa berkata seperti itu."

Tiffanny Wen melihat Jessica Qin memandang dirinya seperti ini, merasa seluruh kulitnya terasa kebas, ia pun tidak berpaling dan berhenti memandanginya, "Jangan panggil aku begitu, aku tidak bisa menerimanya, adikku entah sedang ada di mana."

Jessica Qin melihat Tiffanny Wen membuang wajah, berhenti memandangi dirinya. Dia berdiri dan memegang lengan Tiffanny Wen lalu mengguncang-guncangnya. Selama mengguncangkan tangannya, Jessica Qin terus menerus menggesekkan dadanya sendiri. "Kakak, jangan marah, Kak Yoel tidak sengaja."

Merasakan sentuhan di lengannya, Tiffanny Wen merasakan pelipisnya berdenyut.

Tiffanny Wen menatap Jessica Qin dengan jijik, menarik tangannya menjauh dari Jessica Qin.

Melihat Jessica Qin masih bergegas menghampirinya, Tiffanny Wen yang tak tahan lagi, akhirnya mendorongnya dengan keras.

Jessica Qin merasa tubuhnya sudah kehilangan keseimbangan karena dorongan mendadak tersebut, ia pun melangkah mundur, terjatuh keras di pasir pantai.

Tiffanny Wen mengerutkan kening, tatapan matanya dipenuhi rasa jijik, ia menunduk mencibir dingin, "Nona ini, tolong tunjukkan rasa hormatmu sedikit oke? Aku tidak familier denganmu, dan aku tidak mengenal kakakmu juga. Jangan merasa karena dadamu besar jadi bisa menggosokkannya di mana pun, tampaknya kamu berpotensi menjadi seorang pelacur ya. Tapi, aku juga seorang perempuan, dengan seperti ini kamu hanya bisa membuatku jijik."

Jessica Qin menatap Tiffanny Wen dengan tatapan kesal, matanya berangsur-angsur memerah ketika mendengar Tiffanny Wen menghina dirinya.

Yoel Qin langsung marah besar saat melihat adiknya diintimidasi, ia memelototi Tiffanny Wen dengan keras, dan berkata, "Tiffanny Wen! Cepat minta maaf kepada Jessica Qin! "

Tiffanny Wen mencibir, "Yah, aku tidak mengenalnya sama sekali. Dia menghampiriku sambil menggesekkan dadanya ke lenganku. Dia sangat tak tahu malu. Apa yang salah dengan aku yang mewakilimu untuk mendidiknya?"

Lalu dia menoleh dan menatap Yoel Qin dengan dingin, "Dan, siapa lagi kamu? Berbicara kepadaku dengan nada memerintah seperti itu?"

Pada saat ini, orang-orang di sekitar mulai berpihak kepada Tiffanny Wen lagi.

"Wanita itu berkata tidak mengenal kalian, jadi kalian jangan ganggu dia lagi di sini."

"Ya, kulitnya sangat tebal, sangat tidak tahu malu."

Mendengar ini, Jessica Qin hampir menangis dengan cemas, ia mulai dengan tergesa-gesa memperkenalkan dirinya kepada semua orang "Aku benar-benar adiknya, aku tahu namanya adalah Tiffanny Wen, tahun ini..."

Tiffanny Wen mendengarnya, lalu mengejeknya, "Yah, lalu siapa namamu."

"Namaku Jessica Qin."

Ketika semua orang mendengar ini, ledakan ejekan pecah, "Kamu bilang marganya Wen, dan margamu Qin, kamu ini adik dari mana?"

Jessica Qin benar-benar tak tahan lagi. Matanya sudah merah. Sekarang dia menangis dengan cemas. Dia menatap Yoel Qin meminta bantuan. Dia berharap kakanya bisa membantu dirinya. Tidak disangka, kakaknya hanya bisa terdiam sambil memutar tatapan matanya.

Pada saat ini, Wenny Zhou yang sudah menonton kejadian ini dari luar, melihat waktunya sudah hampir habis, ia mengajak Selena Qin untuk masuk.

Wenny Zhou berjalan perlahan ke arah Tiffanny Wen, mengerutkan kening, dan bertanya dengan khawatir, "Fanny, apa yang terjadi padamu, bagaimana bisa bertengkar dengan orang-orang ini?"

Selena Qin juga datang dan berteriak kepadanya dengan intim, "Ya, Kak Fanny, apa yang terjadi padamu?"

Tiffanny Wen melirik mereka dengan ringan, tidak menghiraukannya sama sekali.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu