Precious Moment - Bab 356 Cantik dan Enak dimakan

Tiffany bergegas menarik Andreas dan datang ke depan pintu lift, dia sama sekali mempedulikan Caterina.

Dia berada dibelakang dan melihat Tiffany, melihat tampang mesra mereka, dan tatapan penuh iri dan dengki, dan juga sedikit penyesalan, namun dari matanya tidak terlihat tatapan dendam seperti Melody.

Namun meskipun begitu, Caterina tetaplah merapatkan bibirnya, jajri telunjuknya dan ibu jarinya tanpa sadar mencubit kakinya dan jarinya sedikit gemetaran, jarinya juga menjadi pucat.

Setelah sesaat kemudian, Caterina baru menghempaskan nafasnya dia menepuk wajahnya sendiri, dan berkata, "Caterina, kamu harus kuat! Kamu tidak boleh melepaskannya begitu saja!"

Seusai berkata, Caterina lalu membereskan kotak makan dan keluar dari kantor dengan mata merah, dia menutup pintu dengan baik, setelah datang ke depan pintu lift, lift sudah turun dari tadi.

Tiffany menarik Andreas dan datang ke sebuah restoran dengan diiringi oleh tatapan iri dari orang-orang disepanjang jalan, karena mempertimbangkan mysophobia dari Andreas. Tiffany sengaja memilih tempat yang lebih bersih.

Tiffany mengambil menu dan memesan terus, dia memesan beberapa masakan yang disukainya dan memberikan menunya lagi kepada Andreas.

"Andreas, kamu suka makan apa pesan saja, rasa restoran ini sangatlah enak."

Andreas menerima menu yang diberikan oleh Tiffany, dia menaikkan alisnya ketika melihat berbagai menu diatas sana, sebenarnya dirinya sendiri tidak tahu apa yang disukainya, bagaimanapun juga tidak ada bedanya masakan dimata dia.

Dia memberikan menunya kembali ke Tiffany, Andreas menatapinya dengan lembut, "Kamu pesan saja, aku lebih suka makan kamu."

Tiffany mengerakkan bibirnya dia menyipitkan matanya dan melihat menu, tatapannya bersinar, dia melirik Andreas dengan sedikit jahat, "Tambah lagi daging rebus, yang pedas."

"Baik, tunggu sebentar."

Seusai memesan masakan, karena adalah puncak jam makan, Tiffany juga tidak terlalu berharap seberapa cepat masakannya disajikan, dia terus duduk saling berseberangan dengan Andreas.

Tiffany menatapi Andreas yang seolah gila, dia terus mengambil tisu dan membersihkan meja dihadapannya, dia mencibir, dia juga ikutan mengambil sebuah tisu dan membersihkan meja dihadapannya.

Melihat meja dihadapan Andreas yang seolah bersinar, Tiffany, sedikit kaget dan meledek Andreas sambil berkata, "Andreas, mysophobia kamu itu sebuah penyakit, apakah kamu mempertimbangkan untuk berobat dulu?"

Andreas mengangkat kepalanya dan menatapi Tiffany, dia melemparkan kertas kesamping, kedua tangannya ditaruh dibawah meja, barulah dia mengangkat kepala dan menatapinya, "Terima kasih atas perhatianmu, aku merasa sangat baik sekali."

Tiffany tidak meneruskan topik ini, dia mengalihkan perbincangan, "Oh iya, Andreas, daging rebus mereka ini makanan favorit, nanti kamu harus banyak mencobanya."

Andreas terus menatapi Tiffany secara diam-diam, jadi tatapan jahatnya tentu saja tidak lepas dari penatapan Andreas.

Melihat Tiffany yang seolah memperlihatkan semua rencananya diwajahnya, seolah tadi Andreas tidak mendengar Tiffany bilang tambah pedas, Andreas mengelengkan kepalanya, dia menatapi tampang Tiffany yang menunggu rencananya terealisasikan, dia merasa sungguh kanak-kanak sekali, namun dia tetaplah menganggukkan kepalanya.

Ketika semua masakannya disajikan, Tiffany sengaja meminta sebuah sumpit tambahan lagi dan menggunakan sumpit itu untuk mengambil sepotong daging yang merah dan berminyak kehadapan Andreas.

Ketika Tiffany menatapi Andreas dengan ekspresi jahatnya, senyuman diwajahnya semakin terliaht, "Ayo, cobalah, benar-benar sangat enak lho."

Andreas melihat daging yang dilapisi minyak merah itu, dia tahu pasti pedas, namun melihat tampang penuh harapan dari Tiffany, terakhir Andreas tetaplah mencobanya.

++++++++++++++

Setelah melihat Andreas memakannya, Tiffany tercengang sejenak, namun melihat dia tidak ada reaksi sama sekali, dia sedikit penasaran, "Andreas, apakah tidak pedas?"

Andreas tersenyum, dia juga mengambilkan sepotong daging kehadapan Tiffany, "Menurutku lumayan, bukan terlalu pedas, apakah kamu mau coba atau tidak?"

Tiffany menatapi Andreas dengan siaga, dia terus saja merasa bahwa tempat ini sepertinya familiar, dia mengelengkan kepalanya, dan mengedipkan matanya, "Hehe, tidak perlu, aku ingin memakan sesuatu yang lain."

Namun Tiffany sebelum selesai berkata, Andreas langsung dengan tidak sungkannya memasukkan daging kedalam mulut Tiffany.

Tiffany menatapi Andreas dengan kaget, namun mulutnya tanpa sadar mengigitnya dan menelan daging yang berada didalam mulutnya.

Sebuah rasa pedas langsung terasakan, wajahnya langsung memerah, dia melotot kearah Andreas namun tidak enakan untuk berkata juga, dia lalu mengambilnya dan langsung meminumnya.

Melihat Andreas yang minum teh dengan santai dihadapannya dengan penuh ekspresi meledek, Tiffany melototnya dan dia merasa adegan ini berasa sangatlah familiar! dia memegang keningnya sendiri dan merasa tidak senang.

Apa yang sebenarnya dilakukan dirinya? mengapa dia bisa lupa bahwa Andreas adalah monster yang tidak punya indera perasa, dia ingin mempermainkannya dua kali dan sampai akhirnya dirinya terus yang dipermainkan.

Tiffany merasa tidak seru, dia mengambil mangkok Andreas dan mengambilkan banyak dimangkoknya, lalu meletakkannya dengan marah, "Ayo makan, ayo makan!"

Andreas sedikit tidak berdaya menatapi Tiffany yang mengambil banyak lauk untuk Tiffany, dia sedikit tidak berdaya, ketika dia ingin mengatakan sesuatu, namun langsung dilototi olleh TIffany, "Jangan berkata denganku, seusai makan barulah aku pertimbangkan apakah mau berbicara denganmu atau tidak."

Seusai berkata, Tiffany lanjut memakan makanannya, sedangkan Andreas malah menaikkan alisnya dan tidak mengatakan apapun lagi, dia mengambil mangkok dan mulai memakan nasi, namun tatapannya terus berada dibadan Tiffany.

Tiffany awalnya ingin tidak mempedulikan tatapan Andreas, namun semakin dia makan telinganya semakin merah, terakhir dia tidak bisa menahannya dan meletakkan mangkok lalu melototi Andreas, "Aku tahu diriku cantik dan menawan, namun kamu juga jangan sampai menatapiku terus dan menjadikan aku bagaikan lauk kan!!!"

Melihat Tiffany yang marah, Andreas menaikkan alisnya dan menatapinya dengan penuh tidak bersalah, tatapannya seolah menertawakannya saja.

Tiffany marah sekali, dia sedikit ingin mengigit orang, namun karena untuk menjaga sopan santun, dia terus menahannya.

"Kamu masih pura-pura tidak bersalah apa, kamu orang sebesar ini masih berpura-pura imut, apakah kamu tidak tahu malu?"

Andreas melihat Tiffany dan lanjut makan, namun mulutnya terus saja tersenyum.

Mulut Tiffany sedikit dirapatkan, orang ini benar-benar mengangap dirinya adalah lauk?!

Tiffany marah dan menatapi Andreas dengan galak, namun sama sekali tidak ada ancaman, "Halo, kamu bicara dong, apakah bisu gara-gara pedas?"

Andreas menaikkan alisnya dan menatapi Tiffany, dia tersenyum dan suaranya penuh rasa meledek, "siapa yang suruh aku jangan berkata?"

Tiffany diam-diam dan menaikkan matanya, dia terus makan, dia terlihat sama sekali tidak ingin terus berbicara dengan Andreas.

Baguslah jika dia benar-benar begitu nurut.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu