Precious Moment - Bab 341 Trik Ini Lagi

Dave Gu membawa Melody Tsu mengikuti mobil Andreas Lu, ke lantai bawah hotel tempat janjian dengan klien. Setelah Dave Gu membawa Melody Tsu ke depan Andreas Lu, dia pun pergi lagi.

Tiffanny Wen memandang sosok Dave Gu yang berjalan pergi dengan penuh penasaran, lalu menoleh untuk melihat Andreas Lu: "Dave Gu tidak ikut kita?"

Andreas Lu melirik ke arah Tiffanny Wen dengan penuh arti sambil berkata pelan, "Ada hal lain yang harus dia lakukan."

Melihat tatapan penuh arti dari Andreas Lu, Tiffanny Wen bingung. Apakah tugas Dave Gu ada hubungannya dengan dirinya?

Namun, ketika Tiffanny Wen ingin bertanya lebih lanjut, Melody Tsu tiba-tiba mendekati Andreas Lu, mencoba untuk memegang tangannya, tetapi dihindari oleh Andreas Lu.

Lalu Andreas Lu pun berniat merangkul Tiffanny Wen, tetapi malah ditepis olehnya tanpa ampun, sambil melotot padanya dengan galak.

Pada akhirnya mereka bertiga masuk ke dalam ruangan dengan posisi berdampingan yang aneh, klien itu hanya bisa terpana ketika melihatnya, dikiranya Andreas Lu membawa dua pengawal wanita yang galak, tetapi setelah dilihat dengan saksama, ternyata itu adalah Melody Tsu, Nona Besar keluarga Tsu*. Adapun Tiffanny Wen, dia menganggapnya sebagai sekretaris Andreas Lu.

Klien itu dengan cepat bangkit dan menyambut: "CEO Lu, Manajer Tsu, kalian sudah datang."

Melody Tsu memandang klien berperut buncit itu, rasa jijik melintas di matanya, tapi dia hanya mengangguk sedikit dengan elegan, hal ini membuat Tiffanny Wen sedikit kesal: "Maaf CEO Wang, sudah membuat kamu menunggu lama."

Orang yang disebut CEO Wang itu menggelengkan kepalanya: "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, aku juga baru datang tidak lama, silakan duduk."

Andreas Lu dengan gentleman menarik bangku untuk Melody Tsu, tapi ketika dia ingin menariknya untuk Tiffanny Wen juga, malah menerima tatapan dingin dari dia, baru kemudian dia menarik kursinya sendiri untuk duduk.

CEO Wang duduk dengan tenang di sisi meja yang lain, memperhatikan Andreas Lu yang begitu "penuh perhatian" kepada Melody Tsu, sambil melihat, wajahnya dipenuhi dengan senyuman: "Tuan Muda Lu dan Nona Tsu* benar-benar pasangan serasi."

Raut muka Tiffanny Wen menjadi kaku, sedangkan Melody Tsu justru sebaliknya, saat ini, senyum di wajahnya bisa dikatakan secerah matahari: "Terima kasih atas pujian CEO Wang."

Kalimat yang terkesan rendah hati itu justru dengan jelas mengakui bahwa dia adalah pacar Andreas Lu.

Tiffanny Wen memutar bola matanya diam-diam, hatinya merasa jijik: Dirinya masih ada di sini, dia sudah mulai mengaku sebagai pacar Andreas Lu? Kulit mukanya sungguh tebal, hati-hati nanti kalau ditampar mukanya akan terasa sedikit sakit.

Tiffanny Wen mengejek Melody Tsu dalam hati, tapi dia sendiri tidak menyadari bahwa dia pun telah menganggap Andreas Lu sebagai pacarnya, bahkan mulai merasa cemburu karena Melody Tsu.

Andreas Lu melirik pelan ke arah Tiffanny Wen, memandang dia yang bermuka kusam dan sorot mata penuh kecemburuan, dia pun tertawa kecil, dan memandang CEO Wang, lalu langsung menjawab tanpa memberi muka kepada Melody Tsu sama sekali: "CEO Wang salah paham. Nona Tsu dan aku murni hanyalah hubungan kerja sama, pacarku adalah orang yang ada di sebelahku —— Tiffanny Wen, tanah di distrik Timur itu juga dipindahtangankan ke Louise Group olehnya, jadi dia juga memiliki sebagian saham dalam pengembangan tanah."

Mendengar penjelasan dari Andreas Lu ini, CEO Wang mulai menatap serius ke arah Tiffanny Wen, dengan sorot mata sedang memikirkan sesuatu dengan serius: Tiffanny Wen? Marga Wen? Bukankah itu putri terlantar dari keluarga Wen yang heboh beberapa tahun lalu? Tapi kenapa Andreas Lu bisa menyukainya?

Mulut Tiffanny Wen bergerak-gerak, menatap CEO Wang, dengan senyuman di wajahnya, tetapi senyuman itu sedikit muram: "Ya, ini aku."

Sebenarnya, pernyataan Tiffanny Wen ini maksudnya adalah mengatakan bahwa pacar Andreas Lu adalah dia, tetapi karena maknanya terlalu luas, CEO Wang mengira Tiffanny Wen telah melihat melalui pikirannya dan seketika itu juga terkejut sampai berkeringat dingin, tersenyum malu: "Maaf, aku yang salah."

Setelah selingan kecil itu selesai, pelayan Andreas Lu mulai menyajikan hidangan satu demi satu, karena Tiffanny Wen tidak bisa minum, dan Andreas Lu juga tahu itu, jadi untuk membalas sulangan dari CEO Wang, dia juga membantunya minum secara diam-diam.

CEO Wang juga tidak bodoh, tentu saja dia bisa melihatnya, jadi dia tidak lagi menyulang arak untuk Tiffanny Wen setelahnya.

Sementara Melody Tsu yang sama seperti Tiffanny Wen juga duduk di sebelah Andreas Lu, malah merasa keberadaannya ini hanyalah mubazir, karena sejak masuk ke dalam, Andreas Lu belum pernah menatapnya secara langsung lagi.

Melody Tsu dengan wajah penuh senyum sedang berdiskusi dengan CEO Wang, tetapi pandangan matanya justru menyapu ke arah Tiffanny Wen dari waktu ke waktu, sorot matanya dingin, dia dan Tiffanny Wen memang tidak cocok dari awal, apalagi kali ini karena Tiffanny Wen, membuat dia kehilangan muka di depan klien, pandangan mata Melody Tsu tidak etentu, sambil menunggu kesempatan, asalkan Tiffanny Wen berani menjauh dari jarak pandang Andreas Lu, dia tidak akan melepaskan Tiffanny Wen.

Melihat jamuan makan yang akan segera selesai, dan Tiffanny Wen tidak ada niat untuk meninggalkan tempat duduk sama sekali, saat Melody Tsu sudah hampir menyerah, Tiffanny Wen akhirnya berdiri dan berjalan keluar ke arah pintu.

Seberkas cahaya melintas di mata Melody Tsu, tapi Andreas Lu malah menatap ke arah Tiffanny Wen: "Kemana?"

Tiffanny Wen tentu saja tahu bahwa Andreas Lu takut akan terjadi sesuatu lagi dengannya, tetapi dia merasa seharusnya tidak ada masalah hanya dalam beberapa langkah begini, jadi dia mengangkat alis dan menggodanya: "Kenapa, mau bareng aku?"

Andreas Lu menoleh dengan acuh tak acuh, mengetahui bahwa Tiffanny Wen akan pergi ke kamar mandi: "Cepat pergi dan cepat kembali."

Tiffanny Wen merasa sedikit lucu, lalu melambaikan tangannya: "Aku tahu." Lalu dia mengoceh perlahan, "Seperti ibu tua saja."

Tidak lama setelah Tiffanny Wen pergi, Melody Tsu berteriak, lalu tiba-tiba berdiri. CEO Wang bertanya dengan tatapan penasaran: "Nona Tsu*, ada apa?"

Melody Tsu menggelengkan kepalanya meminta maaf: "Ini bukan masalah besar, hanya saja aku tidak sengaja menumpahkan kuah sayur ke pakaianku. Aku akan pergi ke kamar mandi untuk mengurusnya terlebih dahulu, maafkan aku."

Selesai berbicara, Melody Tsu segera berbalik dan keluar. Andreas Lu melihat sekilas, tetapi lalu tidak peduli sama sekali, lanjut mendiskusikan proyek tersebut dengan CEO Wang.

Tidak lama kemudian, Melody Tsu kembali, dan ketiganya pun melanjutkan diskusi. Nyatanya, tidak ada bedanya apakah Tiffanny Wen ada atau tidak, karena dia ada di sini hanya untuk "mengawasi Melody Tsu".

Di sisi lain, setelah Tiffanny Wen selesai dan mau keluar dari toilet, ternyata pintunya terkunci. Mulut Tiffanny Wen bergerak-gerak, matanya sedikit tidak bisa berkata-kata, lalu menendang pintu toilet dengan kencang. Pintu mengeluarkan suara berdebum keras, Tiffanny Wen melihat ke lubang di pintu lalu berdiri diam di dalam.

"Kenapa Melody Tsu si wanita hina ini selalu memakai trik yang sama? Terakhir kali aku tidak punya bukti, kali ini di lantai ini hanya ada kamilah orang yang ada di private room, dan dia satu-satunya yang bermusuhan dengannya, bukankah ini jelas mengatakan pada dirinya bahwa dialah yang melakukannya?"

Selesai bergumam, Tiffanny Wen berdiri dengan muka dingin sambil berdiri ke kompartemen terdalam, untuk waktu yang lama, air dingin yang diharapkan tidaklah datang, tetapi suasana hati Tiffanny Wen malah semakin rumit.

Dirinya membawa ponsel waktu yang terakhir kali, dan sebaskom air yang dituangkan telah membuat ponselnya mati, sekarang dia tidak memiliki ponsel dan juga tidak ada air, tetapi sekarang dirinya malah tidak tahu harus berbuat apa.

Tiffanny Wen agak tidak bisa berkata-kata. Mereka memilih private room padahal pilih tempat lain kan bisa. Kenapa mereka harus memilih lantai empat yang tidak banyak orang? Niat kalian melindungi kerahasiaan proyek, baguslah sekarang, toiletnya kosong melompong, sudah hampir menjadi tempat rahasianya.

Tiffanny Wen dengan tenang bersandar di dinding, menatap pintu dengan tenang, tapi keadaan begitu sunyi. Dia tahu bahwa meskipun dia meminta bantuan sekarang, itu pun hanya kepada udara, lebih baik untuk menghemat tenaga.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu