Precious Moment - Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu

Reaksi Andreas Lu tidak seheboh dia, tetapi seketika dia merasa seperti mendapatkan sesuatu yang baru.

Wanita ini sejak awal bertemu sampai sekarang memiliki karakter yang sangat keras. Dia pikir dia merupakan tipe wanita kuat, ternyata dia bisa bersemu merah juga.

Hingga saat ini, dia menatapnya dengan seksama.

Wajahnya yang cantik dan sempurna, tidak akan bosan jika dilihat terus menerus. Kulitnya putih seperti porselen, bulu matanya yang panjang seperti kipas, sepasang matanya yang bercahaya bergerak lincah, bibirnya yang merah, sangat cantik hingga membuat orang ingin 'memetiknya'.

Tubuhnya masih saja memakai gaun bewarna putih membuatnya terlihat sangat bersih seperti bunga lotus dan sangat nyaman untuk dilihat.

Satu-satunya hal yang tidak cocok adalah alisnya yang mengerut yang menatapnya dengan penuh kewaspadaan.

Tiffanny Wen kembali tertegun.

Dia tidak menyangka pria ini datang kembali untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan. Tanpa disadari, dia mengangkat kakinya dan menendang ke arah dia.

Respon Andreas Lu sangat cepat, dia segera menghindar dan menjulurkan tangan memegang pergelangan kakinya berkata, "trik kamu yang murahan ini masih ingin menyerangku diam-diam?"

"Lepaskan aku."

Tiffanny Wen merasa sangat canggung hingga melototi Andreas Lu.

Saat ini dia sedang memakai rok, pria brengsek ini sedang mengangkat kakinya seperti ini, akan sangat memalukan jika dilihat orang!

Kebetulan sekali lift berhenti, begitu pintu terbuka, orang-orang yang berada di luar lift tertegun sejenak melihat posisi mereka berdua seperti ini, lalu kembali sadar.

"Hei, maaf sudah menganggu kalian berdua. Tetapi ini merupakan tempat umum, jika ingin melakukan sesuatu lebih cocok melakukannya di kamar bukan?"

"Terima kasih atas saranmu, aku juga berpikir demikian."

Andreas Lu tanpa bersemu merah menunduk lalu mengangkat Tiffanny Wen di atas pundaknya sambil tersenyum berkata, "ayo kembali ke kamar."

Tiffanny Lim memberontak sambil berteriak, "tolong, pria cabul, turunkan aku!"

"Ucapkan pertolongan tunggu di atas ranjang saja."

Andreas Lu memukul pelan bokong dia.

"Brengsek........."

Wajah Tiffanny Lim bersemu merah, dia menggertakkan gigi dan memukul punggung Andreas Lu.

Tenaga dia juga termasuk besar, meskipun Andreas Lu yang sudah sering latihan pun merasa sakit.

Begitu sampai di kamar, dengan kasar dia menjatuhkan Tiffanny Lim di atas ranjang dan menekannya dengan nada mengancam dan penuh peringatan berkata, "jika kamu berteriak kembali, aku akan memaksamu!"

Tiffanny Wen merasa sangat terkejut, matanya berkabut berkata, "kamu....kamu berani!"

Andreas Lu pun melunak ketika melihat ekspresi dia yang masih saja begitu keras yang tidak ingin mengalah selain mati.

Dia tidak pernah bertemu dengan wanita sekeras kepala seperti ini!

Dia menyingkir dari tubuhnya dan memegang bagian yang tadi dia pukuli sambil menggertakkan giginya.

Wanita ini memukulnya sangat kencang juga!

Melihat pria itu beranjak jauh, Tiffanny Wen langsung merubah posisinya menjadi duduk dan mundur hingga ke sudut, menjaga jarak aman dengan dia.

"Tenang saja, tipe aku tidak sejelek itu. Aku hanya menakuti kamu, kamu benaran berpikir aku berani menyentuhmu?"

Setelah Andreas Lu menarik nafas, meliriknya sekilas, lalu dia melepaskan setelan jasnya dan jalan menghampiri lemari baju untuk mengambil baju ganti lalu masuk ke dalam toilet.

Dengan cepat terdengar suara air mengalir dari dalam toilet. Akhirnya Tiffanny Wen merasa tenang.

Pada saat ini, hatinya merasa sangat tertekan.

Baru saja kembali ke negaranya tidak sampai 24 jam, sudah terjadi banyak kejadian yang menjijikan. Dia merasa sangat lelah, seluruh tubuhnya sakit, hidungnya sakit, dia ingin menangis.

Dia memberitahu dirinya sendiri tidak boleh menangis, dia memaksa air matanya agar tidak turun. Dia mengeluarkan papan nisan ibunya dan mengusapnya pelan. Tatapannya penuh dengan kesedihan dan kerinduan.

Dia berpikir jika ibunya masih hidup, dia tidak akan menderita seperti ini. Di dunia ini juga tidak ada orang yang tidak mencintai dia.

Mungkin karena memang sudah sangat lelah, tanpa di sadari dia tertidur sambil bersandar pada sudut.

Andreas Lu berjalan keluar setelah selesai mandi, suasana kamar sangat hening, dia berpikir dia akan menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Tidak menyangka melihat dia memeluk papan nisan ini dan tertidur meringkuk.

Andreas Lu merasa sangat kebingungan.

Dia telah banyak menghadapi masalah, tetapi ini pertama kalinya dia melihat ada orang yang tertidur sambil memeluk papan nisan. Wanita ini......sebenarnya seberapa besar dia kekurangan rasa aman tersebut?

Dia berdiri di samping ranjang dalam waktu yang cukup panjang lalu tanpa Andreas Lu menggelengkan kepalanya tanpa tertahankan.

Sudahlah, melihatnya yang begitu menyedihkan, jangan membalaskan dendamnya terlebih dahulu!

Mungkin saja Tiffanny Wen benar-benar kelelahan, dia tidur dengan sangat nyenyak. Dia sadar keesokkan paginya.

Dia melihat sekelilingnya dan baru menyadari keberadaan dia sekarang dan merasa terkejut.

Sial, mengapa dia bisa tertidur di kamar pria asing?

Dia terburu-buru mengecek pakaian yang ada di tubuhnya.

Untung saja, masih pakaian yang kemarin. Tubuhnya juga tidak merasakan sakit apa pun. Kelihatannya semalam pria itu tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Tiffanny Wen menghela nafas dengan lega, baru saja bersiap-siap untuk mandi. Tiba-tiba ponselnya yang berada di dalam tasnya berdering.

Pihak penelepon merupakan nomor yang tidak dikenal.

Setelah dia mengeluarkannya, dia terdiam sejenak, lalu menjawabnya. Terdengar suara yang begitu sopan berkata, "halo, apakah ini Nona Theresia Wen?"

Tiffanny Wen terdiam selama dua detik, dan gugup.

Di dunia ini yang bisa memanggilnya dengan sebutan Theresia Wen hanyalah pegawai dari Louise Grup.

Dua hari yang lalu draft desainnya menghilang dan kejadian kemarin membuatnya melupakan kejadian ini. Sekarang pihaknya menelepon jangan-jangan untuk meminta hasil desain?

Tiffanny Wen dengan tercekat menjawab, "itu....itu aku!"

"Halo, aku merupakan asisten CEO dari perusahaan Louise Grup, karena Nona Theresia Wen sudah bersedia datang pada pameran yang diadakan oleh Louise Grup di Kota Luo dan CEO kami ingin menyambut kedatangan Anda secara langsung bertemu dengan Anda, apakah Anda sudah sampai di Kota Luo? Apakah Anda berada di hotel yang kami siapkan?"

"Hah, CEO kalian ingin menemuiku?"

Bukan untuk meminta hasil desain?

Tiffanny Wen bereaksi setelah beberapa saat dan berkata, "maaf, ini....aku memang sudah sampai di Kota Luo. Tetapi karena sedikit kendala aku tidak menginap di hotel yang kalian siapkan. Kemungkinan sementara ini tidak dapat bertemu."

"Begitu ya, sangat disayangkan."

"Iya, sebaiknya kita bertemu saja pada pameran."

Setelah berbicara sepatah dua kata, panggilan diputuskan. Tiffanny Wen ragu-ragu sejenak apakah sebaiknya langsung menelepon Louise Grup dan mengakui draftnya menghilang dan kemungkinan akan mengumpulkannya telat beberapa hari.

Begitu pihak lawannya mendengar, dia langsung mengucapkan tidak apa-apa.

Di dalam Louise Grup dia sebagai Theresia Wen memiliki hak istimewa. Perusahaan juga memberikan banyak kemudahan kepada dia, hanya telat mengumpulkan draft selama beberapa hari bukan suatu masalah yang besar.

Setelah menyelesaikan masalahnya, Tiffanny Wen merapikan dirinya lalu pergi.

Pada saat yang sama, ruangan CEO yang berada di ujung lorong, Dave Gu yang berada di pintu ruangan menatap ponselnya dengan kebingungan.

"Kenapa?"

Andreas Lu melihatnya dengan mengerutkan kening.

Dave Gu menjawab, "Nona Theresia tidak menginap di hotel yang kita siapkan, sepertinya tidak akan bertemu. Tetapi ada suatu hal yang aneh, aku selalu merasa......suara dia sangat familiar, seolah-olah pernah mendengarnya."

"Jika tidak bisa bertemu, lain kali saja. Kembalilah ke perusahaan."

Andreas Lu tidak tertarik mendengar keraguan dia, langsung membalikkan badan dan pergi.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu