Precious Moment - Bab 383 Dia adalah milikku
Ketika Andreas Lu dan Tiffanny Wen akhirnya sampai di rumah Keluarga Lu, baru saja memarkir mobil sudah tampak Rolls-Royce berwarna silver juga perlahan masuk ke dalam.
Jelas sekali wajah Andreas Lu jadi tampak muram, Tiffanny Wen tersenyum nakal ke Andreas Lu, “Jangan-jangan kamu datang ke sini tanpa memberitahu Kak Stella lagi?”
Baru saja selesai mengatakannya, tampak Stella Lu sudah selesai parkir, turun dari mobil, dan berjalan ke arah mereka dengan api membara, ekspresi wajahnya tampak menyalahkan : “Andreas, adik satu ini benar-benar, menculik Fanny pergi masih bisa dibiarkan, sekian hari tidak pulang ke rumah juga tidak aku ungkit lagi, sekarang kamu malah ingin diam-diam membawa Fanny pulang untuk melihat nenek tanpa beritahu aku lagi.”
Sekali datang Stella langsung merangkul lehernya dan mengucek rambutnya, “Kalau bukan nenek menelepon ke aku, sekarang pun aku masih tidak tahu apa-apa bagaikan dimasukkan ke dalam gendang, nanti suatu hari kalau misalnya aku mati sesak nafas di dalam gendang, hati-hati aku akan mencari kamu.”
Melihat air muka Andreas Lu semakin merah padam, memperkirakan dia sudah mau meledak, Stella Lu pun langsung pergi ke sebelah Tiffanny Wen, menggandeng tangannya, dan mulai mengoceh panjang lebar.
“Fanny, apakah beberapa hari ini Andreas ada membuli kamu?Kalau ada, beritahu aku, kalau pun aku tidak dapat membereskan dia, bukankah cukup beritahu ke nenek saja?”
Tiffanny Wen memandang muka merah padam Andreas Lu, kemudian tersenyum bagaikan iblis kecil ke Stella Lu : “Tidak, Kak Stella tenang saja, Andreas Lu kalau berani membuli aku, aku akan mengusirnya, dengan begitu satu bulan pun jangan harap bisa masuk rumah.”
Tentu saja Stella Lu tahu maksud Tiffanny Wen, “Tidak heran kamu ini adikku, bahkan lebih mengerti aku daripada adikku yang itu.
Tiffanny Wen juga mengangkat alis dengan senyum jahat : Tentu saja.
Melihat wajah adiknya sendiri yang semakin merah padam, Stella Lu langsung tertawa keras : “Fanny, kalau kamu mengusirnya, ingat telepon ke aku, jadi aku bisa sekalian kunci rumahku, biarkan Andreas menenangkan diri di hotel.”
Melihat dua orang tersebut yang tertawa terbahak-bahak, tatapan Andreas Lu penuh ketidakberdayaan, dirapikannya rambut yang diberantakan Stella Lu, merangkul Tiffanny Wen, juga sekalian melepaskan gandengan Stella Lu.
“Tiffanny Wen adalah milikku, kalau ingin mencari gandengan, cari sendiri sana.”
Usai bicara, Andreas lu langsung merangkul Tiffanny Wen masuk ke dalam rumah, meninggalkan Stella Lu di belakang.
Tapi Stella Lu bukan orang yang gampang diperlakukan begitu saja, dengan beberapa langkah ia menyusul ke depan dan menggandeng tangan Andreas Lu, serta mengangkat alis dengan santai di depan muka merah padamnya, “Fanny milik kamu, bagaimana pun juga kamu itu adikku, setidaknya juga termasuk milikku.”
Andreas Lu benar-benar tidak berdaya terhadap kakaknya ini, ditatapnya dengan tatapan dingin, nada bicaranya tampak sebal : “Lepaskan.”
Namun Stella Lu sama sekali tidak menghiraukannya, “Tidak kulepaskan, kalau aku gandeng Fanny ada seseorang yang cemburu, kalau menggandeng kamu, Fanny tidak cemburuan seperti kamu, jadi ini adalah pilihan terbaik.”
Andreas Lu mengerutkan dahi : “Terserah kamu.”
Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dan Stella Lu, wajahnya berseri-seri, dengan meledek ia berkata : “Ternyata di dunia ini ada juga yang bisa menekan kamu.”
Di saat Tiffanny Wen mereka sedang berjalan masuk sambil bercanda, tidak ada yang menyadari sebuah mobil perlahan masuk dari gerbang di belakang mereka.
Meskipun Stella Lu menggandeng Andreas lu, tapi dia juga orang yang tahu batas, sampai di depan pintu dia melepaskan tangannya, kemudian berkata kepada Tiffanny Wen : “Fanny, semangat! Aku pergi cari nenek dulu.
Tiffanny Wen refleks menangkap maksud Stella Lu, senyumannya agak tidak berdaya, dia sungguh tidak tahu apakah memang dia dan Violet Shen ditakdirkan untuk tidak akur, setiap kali bertemu dirinya bagaikan bertemu dengan musuh, juga tidak tahu bagaimana Violet Shen bisa menyukai Melody Tsu yang begitu licik……
Melihat kemuraman di balik mata Tiffanny Wen, Andreas Lu juga mengerti apa yang dia pikirkan, ia menghentikan langkahnya, melepaskan tangan dari pinggangnya, kemudian meletakkannya di atas kepala Tiffanny Wen.
Melihat Andreas Lu tiba-tiba menghentikan langkah, ia menengadahkan kepala menatapnya dengan kebingungan, akhirnya pas bertatapan dengan sepasang mata yang lembut itu, ia tertegun : “Tidak masalah, ada aku di sini.”
Tiffanny Wen menatap bola mata yang hitam itu, rohnya yang tadi bagaikan akan jatuh ke dalam jurang langsung menunjukkan senyum penuh kepercayaan diri : “Tenang saja, kali ini aku juga tidak akan mundur.”
Saat Andreas Lu dan Tiffanny Wen bergandengan tangan memasuki rumah, memang ada sebuah tatapan dingin yang seketika tertuju ke Tiffanny Wen.
Tiffanny Wen sudah ada persiapan hati dengan tatapan tersebut, lagipula setiap kali datang ke rumah Keluarga Lu, yang pertama menyambutnya adalah tatapan dingin bercampur tidak puas itu.
Walaupun Tiffanny Wen tidak tahu kenapa Violet Shen begitu tidak menyukainya, tapi dia juga tahu, kalau dirinya benar-benar ingin bersama Andreas Lu, maka ibu Andreas Lu adalah salah satu tahap yang harus ia lewati.
Tapi berdasarkan sikap Andreas Lu, kalau Violet Shen tidak setuju, kemungkinan dia akan mengabaikan pendapat ibunya, namun Tiffanny Wen tidak ingin hubungan Andreas Lu dan ibunya menjadi kacau karena dia.
Bagaimana pun juga, setidaknya sekarang Andreas Lu masih dapat melihat ibunya.
Berpikir sampai di sini, Tiffanny Wen menarik nafas dalam-dalam, diam-diam ia menyemangati diri sendiri di dalam hati, kemudian menoleh dan tersenyum ke Violet Shen yang sedang duduk di sofa : “Halo bibi.”
Violet Shen seolah tertegun sebentar, kemudian tersenyum dingin : “Sekarang sudah tahu cari perhatian ke aku? Kuberitahu kamu, aku tidak akan setuju kamu masuk ke dalam Keluarga Lu! Aku tidak akan menyerahkan putra kesayangan aku ke kamu!”
Mendengar perkataan Violet Shen, senyuman Tiffanny Wen agak membeku, dia hanya ingin meninggalkan kesan baik, kenapa malah jadi dibilang cari perhatian?
Sudahlah, mungkin dirinya memang ditakdirkan tidak akur dengan ibu Andreas Lu, bisa jadi kalau dia tidak berbicara, masih menjaga sedikit ketenangan, sekali berbicara dengannya, kalau bukan dibilang membangkang, maka dibilang cari perhatian……benar-benar merepotkan……
Di saat Tiffanny Wen penuh keluh kesah di dalam hati, Jason Lu turun dari lantai atas, nada bicaranya agak menyalahkan : “Violet, bagaimana pun juga Fanny itu pilihan Andreas, sesekali percayalah dengan pilihan anak kita.”
Sambil bicara, Jason Lu datang ke arah Tiffanny Wen mereka.
“Ayah.”
“Paman Lu.”
Jason Lu menatap Tiffanny Wen dengan puas, serta mengangguk sambil tersenyum : “Fanny, kamu sudah berjerih payah.”
Tiffanny Wen keheranan, berjerih payah apa? Menghadapi ibu Andreas Lu? Memang agak berjerih payah. Serta, apakah tadi dirinya salah mendengar? Paman Lu tadi memanggilnya Fanny?
?? Apakah Paman Lu merasa begitu akrab dengan dirinya?
Dalam hatinya penuh kebingungan, tapi kesan Jason Lu untuk Tiffanny Wen masih termasuk baik, ia menggeleng sambil tersenyum : “Tidak jerih payah, Paman Lu, terima kasih atas perhatian paman.”
Jason Lu mengangguk sambil tersenyum, kemudian mengalihkan pandangan ke Andreas Lu, senyumnya penuh maksud : “Selera kamu bagus, kelak harus baik-baik bertanggung jawab kepada Fanny.”
Usai itu, Jason Lu juga diam-diam melirik ke Violet Shen yang di belakangnya, kemudian dengan volume suara yang hanya dapat didengar mereka bertiga, “Kalian hanya perlu membereskan pendirian ibumu sana, tapi aku netral.”
Andreas Lu menatap ayahnya, bibirnya menyunggingkan senyum lebar, tatapan matanya penuh kepercayaan diri, “Tenang saja ayah, aku sudah bertekad mau membawa Fanny masuk ke dalam Keluarga Lu.”
Jason Lu menepuk bahu Andreas Lu, senyuman di wajahnya bagaikan orang yang sudah sangat berpengalaman : “Kalau begitu kamu harus banyak berusaha.”
Setelah berbicara seperti itu, Jason Lu berjalan ke arah Violet Shen, “Violet……”
Bagaimana tadi Jason Lu berbisik ke Andreas Lu tentunya terlihat oleh Violet Shen, meskipun tidak tahu sebenarnya dia mengatakan apa, tapi dalam hatinya tetap merasa tidak nyaman, melihat sepertinya masih ada yang mau dikatakan Jason Lu, Violet Shen langsung menyela : “Apa panggil-panggil, bukankah sudah bilang kamu tidak ikut campur urusan Andreas?”
Jason Lu datang ke hadapan Violen Shen dengan senyuman lebar, lihat situasi sekarang benar-benar suami takut istri, sama sekali tidak ada yang bisa menebak kalau di dunia bisnis dia adalah tokoh yang ditakuti orang-orang.
“Violet, aku memang pernah berjanji tidak ikut campur urusan Andreas mereka, tapi Fanny benar-benar tidak seburuk yang kamu pikirkan……”
Violet Shen melototi Jason Lu dengan bengis, akhirnya Jason Lu menghela nafas tidak berdaya : “Iya iya iya, aku tidak bicara lagi, aku juga tidak ikut campur urusan ini lagi, baik?”
Violet Shen berdehem dingin, barulah akhirnya tidak mengomeli Jason Lu, sedangkan Jason Lu diam-diam mengangakt alis ke Andreas Lu, maksudnya adalah dia mau membantu tapi tidak bisa.
Andreas Lu juga mengangkat alisnya untuk merepon, kemudian membawa Tiffanny Wen naik ke lantai atas : “Kalau tidak apa-apa kita pergi melihat nenek dulu.”
Setelah beberapa langkah berjalan, merasa sudah lepas dari pandangan mata Violet Shen, Tiffanny Wen diam-diam mendekat ke telinga Andreas Lu, menyadari gerakan Tiffanny Wen, Andreas Lu pun memelankan jalannya, serta agak menundukkan kepala.
Tiffanny Wen berkata dengan suara kecil, “Ayah kamu lebih seru daripada kamu, sepertinya sifat dingin kamu didapat dari ibumu, aku merasa Kak Stella lebih mirip dengan paman Lu.”
Mendengar Tiffanny Wen hanya mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat, Andreas Lu meliriknya sambil tersenyum : “Mungkin iya.”
Sedangkan Violet yang masih duduk di sofa, pandangannya tidak lepas dari Andreas Lu dan Tiffanny Wen, melihat mereka malah berani-beraninya bermesraan di depan orang, ia berkata dengan dingin : “Lagipula nona Wen sekarang belum benar-benar menjadi anggota Keluarga Lu, tapi sering sekali datang ke rumah pihak pria, bukankah agak tidak pantas……”
Tiffanny Wen tertegun, ia menoleh melihat Violet Shen sedang menatapnya dengan suram, Tiffanny Wen dengan cerdasnya memilih untuk tidak berbicara.
Di saat ini pula, suara Nyonya Tua Lu terdengar dari lantai atas : “Kenapa, cucu angkatku mau datang melihat aku yang sudah tua ini juga tidak boleh?”
Andreas Lu mereka langsung berpaling, tampak Stella Lu sedang memapah Nyonya Tua Lu turun ke bawah : “Nenek, kamu pelan sedikit……”
Violet Shen : “Ibu, kamu……”
Namun belum sempat Violet Shen melanjutkan ucapannya, sudah disela oleh Andreas Lu dengan berwibawa : “Cepat atau lambat Fanny akan menjadi anggota keluarga kita, sekarang bawa dia pulang juga agar bisa saling mengenal lebih dekat saja.”
Satu kalimat itu membuat Violet Shen tidak dapat berkata apa-apa, sedangkan nenek tertawa senang : “hahaha, bagus, memang kamu ini anak Jason, punya sifat yang sama seperti dia dulu.”
“Ini adalah pilihan kamu, tentu saja nenek mendukung kamu sepenuhnya, apalagi nenek juga memang suka sekali dengan anak ini. Nak, jadi cucu angkat nenek, apakah kamu bersedia?”
Tadinya Tiffanny Wen masih sempat tertegun sebentar saat mendengar nenek bilang dia adalah cucu angkatnya, tapi sekarang ia gembira sekali, sambil tersenyum ia mengangguk : “Asalkan nenek suka, aku bersedia selalu menjadi cucu nenek.”
Nenek Lu berjalan ke hadapan Tiffanny Wen dengan berseri-seri, melihat gelang giok tersebut masih dipakai di tangannya ia menganggukkan kepala, digandengnya tangan Tiffanny Wen : “Jadi cucu tentu saja bagus, tapi nenek akan lebih suka kalau suatu hari nanti kamu bisa jadi cucu menantu nenek.”
Telinga Tiffanny Wen mulai memerah, dipandangnya Andreas Lu sekilas, kemudian menjawab dengan mengikuti nada bicara Andreas Lu tadi, “Tenang saja, itu hanya masalah waktu.”
Mendengar jawaban Tiffanny Wen, nenek tentu saja mengerti, diusapnya kepala Tiffanny Wen sambil tertawa : “Haha, anak ini, sungguh, semakin dilihat semakin suka.”
Andreas Lu juga tidak menduga Tiffanny Wen akan menjawab seperti itu, ia tertegun, kemudian dengan cepat tatapannya melembut, senyuman di bibirnya juga penuh kasih sayang, dia diam berdiri begitu saja di belakang Tiffanny Wen, memandangi dia dan nenek berbicara dengan bahagia.
Violet Shen menyadari perubahan eskpresi Andreas Lu, sebagai ibu Andreas Lu, tentu saja dia sangat memahami Andreas Lu, dari kecil sampai dewasa, Andreas Lu tidak pernah menunjukkan ekspresi demikian.
Violet Shen menatap Tiffanny Wen dengan ekspresi rumit, kali ini dia agak meragukan pilihannya sendiri……
Novel Terkait
Step by Step
LeksMy Tough Bodyguard
Crystal Song1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaDon't say goodbye
Dessy PutriIstri ke-7
Sweety GirlGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku