Precious Moment - Bab 121 Jatuh Hati

“Tante, apa kamu tidak setuju? Apa kamu tidak sadar kalau seleramu basi? Kamu hanya akan merusak pemandangan di bar.”

Ketika lelaki itu tidak melihat reaksi apapun dari Tiffany Wen setelah dia menghinanya, senyumnya yang menjijikkan semakin melebar.

Tifanny Wen menundukkan kepalanya. Tatapan matanya yang dingin tertutup oleh poni rambutnya. Dia tidak takut dengan orang yang besar mulut seperti pria ini. Hanya saja, ini adalah pesta ulang tahun Jennifer Xia. Dia tidak ingin mempermalukannya.

Kalau saja ini bukan pesta ulang tahun Jennifer Xia, dengan temperamen Tiffany Wen sekarang, dia sudah memberi pria itu pelajaran. Namun, demi Jennifer Xia, Tiffany Wen berusaha menahan dirinya. Dia hanya diam dan menundukkan kepala sambil menggeretakkan giginya. Dia juga hanya membiarkan pria itu menghina dirinya sepuasnya.

Namun, Jennifer Xia tidak tahan mendengarnya. Dia menggenggam tangan Tiffany Wen erat-erat untuk menenangkannya seperti cara ibunya dulu menenangkannya sewaktu dia masih kecil.

“Wayne! Kamu jangan asal bicara! Jangan sombong hanya karena keluargamu punya perusahaan kecil! Memangnya kenapa dengan Tiffany sampai kamu menghinanya begitu?”

Tifanny Wen melihat genggaman tangan Jennifer Xia. Hatinya tersentuh saat mendengar Jennifer Xia melawan pria itu demi dirinya.

Wayne terkejut dengan kata-kata Jennifer Xia, “Tapi, Jennifer, apa yang aku katakan tidak salah. Gaunnya memang terlihat kuno. Aku merasa sangat malu untuk berpesta dengannya. Jennifer, mengapa kamu malah membelanya?”

Jennifer Xia merasa Wayne tidak sadar kalau kata-katanya yang tajam bisa melukai hati orang. Dia malah terus-menerus menghina Tiffany Wen tanpa merasa bersalah. Dia pun dongkol mendengarnya.

Jennifer Xia berkacak pinggang. Dahinya mengerut. Dia menatap Wayne dengan nanar dan berkata, “Wayne, aku memperingatkanmu! Tiffany adalah temanku! Jangan hina dia lagi. Kalau kamu tidak menyukainya dan tidak ingin bersenang-senang dengannya, kamu bisa pergi, tidak ada yang akan menghentikanmu.”

Wayne memang terkenal sombong dikehidupan sehari-harinya. Dia sangat kesal ketika Jennifer Xia malah mempermalukannya. Tetapi, dia lalu teringat kalau dia datang untuk ke pesta ini untuk Jennifer Xia. Kalau dia malah membuat Jennifer Xia marah hanya gara-gara si gadis tengil itu, sepertinya dia yang akan merugi.

Wayne mencoba menahan rasa kesalnya sambil mengesampingkan rasa bencinya terhadap Tiffany Wen. Dia lalu meminta maaf pada Jennifer Xia, “Jennifer, maafkan aku. Aku sudah asal bicara. Jangan marah. Aku datang untuk memeriahkan ulang tahunmu.”

Jennifer Xia menghela nafas dan membuang muka. Namun, amarahnya sudah lebih padam.

“Mengapa kamu malah minta maaf padaku? Bagaimana dengan Tiffany? Apa kamu tidak tahu kalau kata-katamu melukainya? Apa kamu merasa tidak butuh untuk meminta maaf padanya?”

Wayne tahu amarah Jennifer Xia sudah memadam dari nada bicaranya. Dia tersenyum karena merasa dia masih punya harapan. Dia lalu berkata, “Kamu Tiffany Wen, kan? Maafkan aku. Aku asal bicara. Jangan terlalu dipikirkan.”

Jennifer Xia menghela nafas setelah mendengar perminta-maafannya yang tulus. Dia lalu mengajak Tiffany Wen duduk disamping May.

May mengusap wajah Jennifer Xia yang masih muram. Dia lalu menenangkannya, “Jen, jangan marah lagi. Kami datang untuk merayakan ulang tahunmu. Kalau kamu muram, kamu akan merusak suasana.”

Wayne tersenyum lebar ketika mendengarnya. Dia lalu bertingkah sok pahlawan, “Ini tadi salahku. Jadi, untuk menebusnya, aku akan membayar biaya pesta malam ini. Kalian bisa memesan apapun yang kalian inginkan. Silakan minum sepuasnya. Kita juga sudah lama tidak bertemu. Jangan pulang sebelum mabuk!”

“Jangan pulang sebelum mabuk!”

Mereka mengangkat tangan sambil ikut meneriakkannya. Mereka lalu memesan anggur yang ingin mereka minum. Tidak lama kemudian, pelayan membawa masuk anggur mewah yang mereka pesan. Meja kosong itu lalu terisi dan suasana pun menjadi riang.

Jennifer Xia masih bersikap acuh terhadap Wayne. Namun, mereka terus saja bercerita tentang hal-hal yang menarik semasa kuliah. Jennifer Xia perlahan melupakan kejadian barusan dan mulai bersulang, bercerita, dan tertawa.

Tiffany Wen hanya duduk diam sambil melihat senyum bahagia di wajah Jennifer Xia. Bibirnya menyungging senyum. Dia tampak iri.

Reuni kelas…

Ada rasa pahit di hati Tiffany Wen, namun dia lalu mendapati kalau teman-teman Jennifer Xia terus-menerus membujuknya untuk minum lebih banyak anggur. Tiffany Wen diam-diam mencuri pandang kearah Wayne. Dia melihat kilat di mata pria itu dan senyum jahat yang tersungging di bibirnya.

Tiffany Wen merasa Wayne diam-diam merencanakan sesuatu terhadap Jennifer Xia, namun ketika melihat Jennifer Xia minum dengan senangnya, dia tidak tega merusak suasana. Lalu, dia hanya memperingatkan Jennifer Xia dengan siku tangannya sambil berbisik, “Jennifer, jangan terlalu banyak minum. Tidak aman pulang ke rumah kalau kamu terlalu banyak minum.”

Sayangnya, saat itu, Jennifer Xia sudah setengah mabuk. Dia hanya menyeringai sambil melambai ke Tiffany We.

“Tidak apa-apa. Mereka ini teman sekelasku dulu. Lagipula, aku masih ada dirimu, kan?”

Saat melihat Jennifer Xia sangat mempercayainya, dia merasa tersentuh. Hanya saja, situasinya saat ini membuatnya sedikit bingung, namun dia masih saja berjanji, “Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang nanti.”

Senyum Wayne langsung memudar dan wajahnya langsung kaku setelah mendengar kata-kata Tiffany Wen barusan.

Wayne sudah lama mengincar Jennifer Xia sejak masa kuliah, namun, saat itu ketika dia menyatakan perasaannya, Jennifer Xia bilang kalau studinya adalah prioritas. Singkat cerita, Jennifer Xia menolaknya. Hingga saat ini, Wayne masih saja menginginkan Jennifer Xia, namun dia tidak pernah memiliki kesempatan. Rencananya, setelah acara pesta ulang tahun ini, dia akan membawa Jennifer Xia yang mabuk ke hotel terdekat.

Tetapi, rencananya yang sempurna terancam oleh keberadaan Tiffany Wen. Sejak pertama kali melihatnya, Wayne tahu Tiffany Xia adalah ancaman, namun saat ini, mustahil rasanya untuk menyingkirkan gadis itu. Jika Jennifer Xia sampai marah, semua yang telah disiapkannya akan menjadi sia-sia.

Wayne lalu mengalihkan perhatiannya ke Tiffany Wen dan menawarkannya minum. Dia ingin gadis itu mabuk, jadi dia bisa menculik Jennifer Xia.

“Tiffany Wen, sebagai teman sekelas Jennifer, aku sangat berterimakasih padamu atas perhatian dan bimbinganmu pada Jennifer di perusahaan. Terimalah segelas anggur ini sebagai tanda minta maafku. Ayo, minumlah.”

Setelah mendengar bujukan barusan, Tiffany Wen lalu melihat kearah meja.

Tadinya, dia sama sekali tidak berniat minum, namun setelah mendengar bujukan Wayne, dia lalu mengambil gelas dengan anggur paling sedikit diatas meja lalu menenggaknya. Teman-teman Jennifer Xia memberinya tepuk tangan meriah.

Kemudian, mereka mulai memberi gelas demi gelas ke Tiffany Wen dan sebelum dia sadar, dia sudah menghabiskan empat gelas. Dia lalu sakit kepala dan duduk disamping Jennifer Xia. Supaya tetap sadar, dia tidak banyak berbicara.

Setelah menenggak beberapa gelas anggur itu, Tiffany Wen mulai merasakan efeknya. Badannya seakan demam. Dengan paduan musik yang keras dan suasana bar yang hangat, Tiffany Wen mulai berkeringat. Dia lalu melepas kacamata dan ikatan rambutnya. Dia berharap dengan begitu panasnya akan berkurang.

Wayne menyaksikan semua ini. Dia mengamati setiap gerak-geriknya dan bahkan, dia terpana.

Garis wajah, pipinya yang memerah karena alkohol, juga matanya yang sendu dan setengah terbuka tampak sangat menarik dibawah lampu bar yang remnang-remang.

Wayne terkejut ketika Tiffany Wen melepas kaca matanya, wajahnya tampak lebih cantik dari Jennifer Xia.

Dia lalu menyeringai. Matanya penuh dengan niat jahat. Dia berubah pikiran. Dia akan membawa keduanya, Jennifer Xia dan Tiffany Wen untuk pesta besar-besaran di ranjang malam ini.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu