Precious Moment - Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer

Jennifer Xia menatap pinggung Ryan Sun, dan melakukan wajah jelek ke arah pria itu.

Ketika menolehkan kepala untuk mengucapkan kata-kata selamat pada Tiffanny Wen, dia malah menyadari Tiffanny Wen yang agak sedih.

"Tiffanny, kamu kenapa? Kenapa berwajah masam? Kamu akhirnya tidak perlu menjadi asisten lagi, seharusnya kamu senang dong."

"Dinaikkan menjadi desainer memang sangat senang, tapi rasanya aku membuat marah Supervisor Sun."

Dengan sikap Jennifer Xia, wanita itu tidak akan peduli pada ini.

Jennifer Xia berkata pada Tiffanny Wen dengan senang, "Tiffanny, tidak perlu mempedulikan pak tua itu. Selamat kamu dinaikkan menjadi desainer, tidak perlu disuruh ini itu oleh orang lain."

"Terima kasih, Jennifer. Sebenarnya kamu bisa memberitahu Direktur Gu kalau desain gambar itu kamu yang gambar sendiri, tidak perlu mengatakan aku yang membantumu menunjukkan kesalahan. Tapi kamu memberitahu semuanya kepada Direktur Gu demi aku. Kalau bukan karena ini, aku juga tidak mungkin dinaikkan menjadi desainer."

"Tiffanny, kamu jangan berkata seperti ini. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah dipecat. Dan juga kamu kembali menjadi desainer, sebenarnya kamu membuktikan dirimu sendiri kepada Direktur Gu adalah dengan kemampuanmu sendiri. Tidak ada hubungannya denganku. Aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih."

"Ini adalah hal yang senang. Tiffanny, kamu harus menraktirku makan ya." tidak perlu melanjutkan topik pembicaraan tadi, Jennifer Xia bermanja kepada Tiffanny Wen untuk menraktirnya makan.

"Ok. Tentu saja, setelah pulang kerja, aku akan menraktirmu makan yang enak."

Tiffanny Wen sebenarnya tidak peduli apakah bisa naik jabatan menjadi desainer atau tidak. Hanya saja bisanya menjadi asisten terlalu sibuk, selain itu tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang. Biasanya dengan karyawan dari bagian lain hanya sebatas mendapat perintah saja, dengan begitu sangat sulit mendapatkan informasi yang berguna.

Sedangkan sekarang sebagai desainer, semakin besar kemungkinan untuk menemukan pengkhianat.

Setelah pulang kerja, Tiffanny Wen membawa Jennifer Xia pergi ke restoran yang kelihatannya lumayan bagus.

Sebenarnya Tiffanny Wen juga ingin membawa Jennifer Xia ke tempat yang lebih bagus, berterima kasih atas perhatian wanita itu beberapa hari ini. Tapi takut Jennifer Xia curiga, dia memilih restoran yang biasa saja.

Dia tidak akan selalu dingin pada orang. Kalau Jennifer Xia benar-benar tulus padanya, maka dia akan membantu dan baik pada wanita itu.

"Tiffanny, sini, aku bersulang denganmu. Selamat ya. Nanti setelah aku menjadi karyawan tetap, kita bisa bersama-sama bekerja di departemen desain."

"Iya, aku menunggu hari dimana kamu diangkat menjadi karyawan tetap."

"Iya, masih ada satu bulan. Aku pasti akan bekerja baik-baik, berusaha untuk tinggal."

Mereka sambil makan, sambil meminum bir. Setelah selesai makan, waktu sudah sangat malam, juga pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat.

Keesokan harinya, Tiffanny Wen pergi bekerja, membereskan barang dan memindahkan barang-barangnya ke posisi yang baru. Baru saja duduk dia mendengar suara bisik-bisik dari meja sebelah. Beberapa karyawan sedang mengejek.

"Yo, ayam sudah berubah menjadi pheonix. Yang menjadi asisten sudah naik menjadi desainer."

"Haha, bekerja bersama orang seperti ini benar-benar menurunkan harga diri."

"Lihat tampilannya. Gadis dari desa duduk bersama kita, sama saja dengan menghina pakaian bermerk yang ada di tubuh kita."

"..........."

Perkataan menghina dari orang-orang tidak masuk ke telinga Tiffanny Wen. Dia sama sekali tidak peduli, pura-pura tidak dengar.

Dia tertawa dingin dalam hati. Sekarang semakin banyak orang-orang yang menilai dari tampilang saja. Kalau bukan karena membantu Andreas Lu menyelinap ke sini untuk memeriksa kasus, dia bahkan tidak tahu fenomena ini sudah bergitu parah.

Tiffanny Wen tentu tidak merasakan perasaan seperti ini. Dia selalu termasuk orang yang dihormati. Bahkan saat miskin di Amerika waktu itu, dia juga tidak mendapat pengalaman seperti ini.

Tidak mempedulikan hinaan dan sindiran dari orang-orang, dia mulai bekerja giat, malas mempedulikan hinaan orang-orang.

Mereka yang melihat Tiffanny Wen bekerja giat. Awalnya mereka kira Tiffanny Wen akan malu dan langsung berdiri marah-marah, tapi hasilnya tidak.

Merasa tidak seru, orang-orang yang bergosip itu juga mulai menundukkan kepala dan bekerja.

Saat hampir waktunya makan, Ryan Sun berjalan keluar, dan mulai mengobrol dengan beberapa desainer wanita yang tampilannya lumayan cantik.

Begitu bertemu dengan wanita cantik, sifat Ryan Sun yang mesum langsung keluar, dan mulai menyentuh tiga desainer yang mengelilinginya.

"Lesly, tanganmu begitu putih. Kamu menggunakan merk lotion apa?" Ryan Sun memegang tangan salah satu desainer dan memuji.

"Tanganku memang putih alami, mana perlu perawatan apapun."

Lesly berkata dengan suara genit, membuat Tiffanny Wen yang mendengarnya merasa jijik.

"Oh, pantas saja. Lihatlah, tangan desainer memang cantik."

Setelah Ryan Sun memegang tangan Lesly, pria itu menyentuh wajah wanita lain yang bernama Tiara, "Tiara, akhir-akhir ini wajah kecilmu semakin lembut."

"Ih menyebalkan." wanita bernama Tiara itu pura-pura memukul tangan Ryan Sun yang menyentuh kesana-kemari.

"Supervisor, kamu memuji mereka berdua seperti itu. Lalu bagaimana denganku?"

wanita lain bernama Diane juga bertanya pada Ryan Sun.

Ryan Sun sangat senang dan menyentuh paha Diane yang terbuka, "Kalau kamu ini, tangan dan wajahmu semakin lembut, semakin cantik."

Tiga orang desainer itu juga merupakan orang yang paling suka berpura-pura di dalam departemen desain, dan mereka bertiga adalah sahabat baik. Semuanya hanya menilai orang dari tampilan saja, sama persis dengan Ryan Sun.

Mereka bertiga juga yang paling merendahkan Tiffanny Wen di departemen desain. Selain memerintahnya, biasanya tidak bicara dengannya.

Ketiga orang itu juga sering mengobrol dengan Supervisor Sun di daerah kerja. Ada beberapa karyawan yang usianya agak besar, sangat kesal pada perbuatan mereka, tapi karena Ryan Sun adalah supervisor, mereka tidak berani mengungkapkan, hanya bisa memutar bola mata saja.

"Supervisor, aku ingin makan sushi restoran yang ada di Southeast Street." kata Lesly yang berkata paling genit itu.

"Supervisor, aku ingin makan mi daging sapi yang ada di Old North Street 85. Kita makan bareng ya?" Diane juga berkata dengan suara yang tinggi.

"Jangan supervisor. Aku rasa toko manisan yang ada di Middle Street lebih enak. Kita makan di sana saja." Tiara mulai melakukan mode manja.

Setelah mereka semua mengatakan apa yang ingin mereka makan, Ryan Sun menghela napas dan berkata, "Aih, tapi sudah terlalu jauh."

"Iya, masih harus kembali bekerja, sayang sekali."

"Tapi ingin pergi, sudah lama sekali tidak makan makanan enak."

Tiga wanita itu berkata dengan nada menyesal. Semuanya menghela napas.

Tentu saja, semua ini bukan khusus meraka bicarakan kepada Ryan Sun, kalau tidak mana mungkin mereka membiarkan pria itu asal pegang.

Mengenai ketiga orang itu, Tiffanny Wen menertawakan dalam hati. Sekarang banyak sekali orang yang pandai berakting di masyarakat.

Mengenai adegan di depan mata itu, Tiffanny Wen hanya bisa menghela napas dalam hati, sifat masyarakat benar-benar semakin menurun.

Sedangkan Ryan Sun yang daritadi diam melihat tiga wanita saling berakting, berkata dengan santai, "Ini mudah."

"Mudah? Mudah darimana?"

"Tiffanny, sini." Ryan Sun memanggil ke arah Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen yang tiba-tiba dipanggil merasa bingung. Kenapa Ryan Sun memanggilnya?

Ryan Sun memanggilnya, dengan status karyawan kecilnya sekarang, tidak bisa menolak, hanya bisa berdiri dan pergi ke arah pria itu.

"Supervisor Sun, memanggilku ada apa?"

Ryan Sun tidak menjawab, hanya mengeluarkan uang dari dalam kantong lalu memberikan kepada Tiffanny Wen, "Tadi kamu dengar apa yang mereka ingin makan, kamu beli itu dan bawa ke sini." Ryan Sun memerintah dengan nada tegas dan wajar.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu