Precious Moment - Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi

Tiffanny Wen dengan hati-hati membantu Neneknya berjalan ke tempat acara, tiba-tiba Tiffanny Wen melihat seorang lelaki berjas berjalan lurus ke arah mereka.

Jika hanya seorang pria, Tiffanny Wen tidak akan memperdulikannya, tapi pria itu ada kemiripan dengan Andreas Lu, Tiffanny Wen tiba-tiba bergurau dia sedang melihat Andreas Lu, melihatnya kembali, ternyata Andreas Lu masih ada di belakangnya.

Tiffanny Wen merasa sangat penasaran dengan pria tersebut, dia memiliki wajah yang mirip dengan Andreas Lu, wajah yang mirip sekali, rautan dahi dan bibirnya sangat mirip dengan Andreas Lu, tapi tidak sekaku Andreas Lu, dan perbedaan semyumannya.

Postur tubuh yang tegak, model rambut yang disisir ke belakang, terlihat sedikit berbeda dengan Andreas Lu dan juga perbedaan karakter wibawanya, semuanya terlihat dia lebih baik dan lebih dewasa, membuat orang merasa ingin lebih dekatnya pada pandangan pertama.

Apakah mungkin dia adalah Kakak Andreas Lu??

Hati Tiffanny Wen penuh dengan keraguan, diam-diam sedang merenungkan hubungan antara keduanya.

Pada saat ini, pria itu berjalan sedikit lebih dekat, matanya tertuju pada Nenek yang berada di samping Tiffanny Wen, tersenyum sambil berkata: “Ibu, aku baru saja ingin memanggil ibu datang karena waktu yang hampir tiba, tidak kuduga ternyata Andreas Lu telah memanggil ibu datang”.

Ibu??!! Mungkinkah pria ini adalah Ayah Andreas Lu?? Tidak mungkin! Mengapa perawatan keluarga mereka sangatlah baik?

Satu kalimat itu, membuat Tiffanny Wen sangat terkejut, kaget sampai membuat mata dan mulu Tiffanny Wen terbuka, mulut kecil yang terbuka, ekspresinya yang sedikit terkejut.

“Nenek tertawa beberapa kali: “Itu benar, Jason Lu, malah Andreas Lu jauh lebih baik dari pada gadis liar Andres Lu itu, Andreas Lu juga membawakan calon menantunya ke sini dan memperlihatkannya kepadaku, tidak sama dengan anak liar Stella Lu, sudah sebesar itu masih tidak punya pacar, tidak seperti kalian yang lebih awal berpacaran”.

Jason Lu tersenyum canggung, tidak berani menatap langsung mata Nenek, tapi kebetulan melihat----Tiffanny Wen yang sedang memegang tangan Nenek.

Ekspresi terlihat sedikit terkejut: “Siapa perempuan ini?”.

Nenek melepaskan genggaman tangannya,”Aku curiga sikap keras kepala Andreas Lu itu akan menurun ke kamu, bukankah aku sudah katakan dia telah membawa istrinya”.

Jason Lu langsung merespons, dan melihat Tiffanny Wen beberapa kali, kemudian merasa sedikit ingin tahu dia melihat Tiffanny Wen dan berjalan sedikit kebelakang arah Andreas Lu: “Anak ini cukup baik, babi yang telah dibesarkan begitu lama, akhirnya telah mendapatkan wanita yang cantik?”

Wajah Andreas Lu menjadi suram, bibirnya berkedut, tapi tidak bisa melawannya, Tiffanny Wen melihat Andreas Lu tak dapat menahan diri, merasa sangat senang, dan tidak berani untuk tertawa berlebihan, hanya bisa tersenyum saja.

Ternyata Andreas Lu juga bisa mengendalikan dirinya.

Melihat Jason Lu yang masih menatap Tiffanny Wen, Tiffanny Wen segera menyesuaikan keadaan ekspresinya, tersenyum dan menyapa: “Halo Paman, nama aku Tiffanny Wen”.

Jason Lu menganggukkan kepalanya, melihat Tiffanny Wen semakin dipandang merasa semakin senang, tatapan matanya yang bahagia: “Hallo, jika bocah Andreas Lu melakukan hal yang buruk terhadapmu, cepat katakan padaku, aku pasti akan membantumu memberinya pelajaran!”.

Tidak ada, Andreas Lu sebenarnya cukup baik, telah membantuku banyak hal, tidak seburuk apa yang kamu pikirkan”.

“Hahaha, baguslah kalau begitu, waktu sudah hampir tiba, mari kita pergi sekarang”.

“Baiklah”. Tiffanny Wen menganggukkan kepalanya, matanya terang berkilau seperti terang bintang.

Jason Lu merasa sangat puas, melihat wanita tua itu juga sangat menyukai Gadis kecil ini, semakin merasa lega dan senang.

Jason Lu perlahan memperlambat langkahnya, berjarak dua atau tiga langkah dari jarak Tiffanny Wen, berjalan berdampingan dengan Jason Lu, pandangan yang sama seperti Andreas Lu jatuh pada dua orang di depan mereka dalam suasana harmonis: “Bocah, matamu cukup baik, wanita ini tidak buruk, sangat cantik dan sopan, dan terlihat memiliki kesetiaan, Ayah sangat suka, di mana kamu menculiknya?”.

Mulut Andreas Lu berkedut: “Ayah, menurutmu jika aku sudah menyukai seseorang apakah aku akan menculiknya? Cepat atau lambat dia akan menjadi milikku”.

Jason Lu dengan sendirinya mengerti temperamen putranya, “jadi, kamu benar-benar serius?”.

Tatapan Andreas Lu pelan-pelan jatuh pada wajah Tiffanny Wen, dan tidak menjawab apapun.

Tapi, karena Jason Lu yang mengatakannya, merasa itu sudah cukup, bangga pada dirinya sendiri dan tersenyum, seolah-olah sedang melihat dirinya ketika masih muda.

“Kamu memang Putraku, benar-benar mempesona”.

“Tapi sulit untuk menjelaskannya kepada ibumu, kamu juga tahu itu, ibumu selalu ingin menjodohkanmu dengan Gadis muda dari Keluarga Su”.

Andreas Lu melirik ke arah ayahnya selama beberapa detik, terlihat perasaan licik dari matanya.

“Selama kamu tidak mendengarkan perkataan ibu dan datang membuat keributan, aku dapat megurus sisanya”.

Jason Lu dengan sendirinya tahu maksud Putranya adalah jangan selalu mendengar perkataan istri, dan dia hanya mengangkat alisnya beberapa kali.

“Kamu mengaturku? Jangan bahas tentang ibumu dulu, apakah kamu sudah memberitahu Kakakmu?”

Saat membahas tentang Stella Lu, Andreas Lu langsung terdiam: “Kamu tenang saja, sekarang Kakak adalah Kakaknya juga...”

Tiffanny Wen perlahan-lahan menggandeng tangan Nenek, berjalan sampai ruangan pesta, aula yang tampak berisik seketika menjadi sunyi, kemudian pelan-pelan terdengar ucapan selamat, memberikan kado, mendengar suara kado yang terus datang, Tiffanny Wen terkejut.

Semua adalah barang-barang dan perhiasan mahal, lukisan antik, giok, kain sutra.

Tiffanny Wen seolah-olah sedang melihat dongeng legenda kerajaan.

Pada saat ini, Tiffanny Wen tampaknya merasakan sedikit permusuhan, merasa ingin tahu dan melihat sekeliling.

Tidak mungkin orang-orang Jessica Qin lagi? mustahil?

Tiffanny Wen merasa gelisah akan menyinggung seseorang lagi, terdengar dari telinga Tiffanny Wen suara yang menarik perhatian.

“Nenek, Melody Su tahu bahwa kamu selalu memiliki kebiasaan menyembah Buddha, dengan senang hati aku akan pergi menyembah Dewi Kwan Im untuk mu, berharap kamu berumur panjang!”.

Usai berbicara, Melody Su perlahan berjalan sampai di hadapan Nenek, membuka kotak kado, dalam kotak berisikan Giok Dewi Kwan Im, warna yang seragam dan jelas, tampak terlihat ada percikan air suci, sepintas itu bukan Giok.

Tampilan Kwan Im yang berwarna putih, ukiran yang terlihat nyata, kedetailan ukirannya yang sangat rapih, terlihat kokoh dan hidup, benar-benar sangat indah.

Mata Melody Su penuh dengan kebanggaan, dan dia memberikan pandangan provokatif ke arah Tiffanny Wen, tidak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya, memandangi Tiffanny Wen yang terlihat tidak mewah dan hanya terdiam.

Sebenarnya saat ini yang dilihat dan dikagumi oleh Tiffanny Wen adalah “kado Kwan Im”, merasa kagum tanpa henti, hanya sedikit orang yang bisa membuat kado Kwan Im seperti ini, setiap detailnya sangat sempurna, terlihat sangat nyata, tidak tahu hasil karya siapa yang telah membuat barang ini.

Namun, yang membuat Tiffanny Wen terkagum-kagum adalah Giok Buddha, setelah Nenek melihatnya, tersenyum dan mengangguk kan kepala beberapa kali: “Kamu sangat tulus”.

Kemudian menyuruh orang untuk menyimpannya.

Karena Melody Su sengaja memberi hormat sampai akhir, melihat Nenek yang hanya menerima kado tersebut tanya ekspresi apapun, dia mengalihkan pandangannya saat jarak tidak terlalu jauh, berdiri di samping Andreas Lu yang juga di samping Tiffanny Wen.

Melody Su melihat Tiffanny Wen penuh dengan kecemburuan, tersenyum dan berkata: “Kakak Tiffanny Wen, sekarang semua orang telah memberikan kado”.

“Tidak tahu bahwa kamu adalah Pacar anak kesayangan Nenek, kejutan apa yang telah kamu persiapkan untuk Nenek?”.

Mendengar bahwa Tiffanny Wen ternyata adalah pacar Andreas Lu, banyak orang yang memandang ke arah Tiffanny Wen, sangat ingin tahu, sangat ditunggu, terkejut, dan ditambah otang yang seperti Melody Su, sangat menikmati permainannya.

Tiffanny Wen menerima banyak sekali tatapan dari orang-orang, dan berkonsentrasi pada dirinya sendiri sejenak, Tiffanny Wen wajahnya menjadi pucat, dalam hatinya merasa tak berdaya.

Terlihat mata Melody Su yang iri dan cemburu, Tiffanny Wen langsung mengerti mengapa dia melakukan ini, ini semua pasti karena Andreas Lu! Dimanfaatkan oleh orang menyebalkan itu lagi!

Tiffanny Wen merasa suasana di sekitarnya penuh dengan kecanggungan, tidak tahu harus berbuat apa baiknya.

Semua salah Andreas Lu orang menyebalkan itu! Membuat dirinya sebagai pelindungnya, malah tidak menjelaskannya dengan detail, membuat semuanya berantakan!

Nenek dengan sendirinya tahu bahwa Tiffanny Wen tidak ada kado untuk diberikan, dan dapat menebak mengapa Melody Su dapat memperlakukan Tiffanny Wen seperti ini, juga dengan sengaja menegaskan identitasnya sebagai “Pacar”.

Nenek dengan perlahan memandang Melody Su, mengedipkan mata kepada Tiffanny Wen.

“Sudahlah, tadi Gadis kecil Tiffanny Wen sudah memberiku kado”.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu