Precious Moment - Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky

Andreas Lu segera pergi setelah mengantarkan Tiffanny Wen ke apartemennya.

Tiffanny Wen perlahan-lahan berjalan menuruni tangga, alisnya mengernyit, dia terus-menerus melihat kamera pengawas, dia sekarang dapat benar-benar yakin wanita mencurigakan yang menutup dirinya erat-erat dalam musim panas ini pasti adalah Wenny Zhou.

Dia mencibir, Tiffanny Wen berjalan ke unit bangunannya, ketika dia akan berbelok untuk berjalan menuju tempat menunggu lift, dia kebetulan bertemu dengan Wenny Zhou dan Selena Qin yang sedang menunggu lift.

Mereka saling bertatapan, Tiffanny Wen dan Selena Qin tertegun untuk sementara waktu, tetapi Wenny Zhou segera bereaksi.

"Fanny, aku baru saja melihat internet, tidak disangka ternyata kamu sangat hebat, kamu menaklukkan begitu banyak orang hanya dengan kedua matamu, tetapi mereka berkata bahwa kamu menyalahgunakan posisimu, Fanny, apakah kamu baik-baik saja?"

Tiffanny Wen melirik Wenny Zhou, dan menertawakan sikapnya yang pura-pura baik ini.

"Wenny Zhou, kamu benar-benar tidak berubah, masih sangat suka melakukan tindakan menjijikkan di belakang orang."

Wajah Wenny Zhou membeku sesaat, tetapi dia segera menampilkan tampang polosnya.

"Fanny, apa yang sedang kamu katakan? Aku benar-benar peduli terhadapmu....."

Pada saat ini lift telah tiba, Tiffanny Wen berjalan masuk ke dalam, dan diikuti oleh Wenny Zhou dan Selena Qin.

Di dalam lift, Wenny Zhou ingin memegang tangan Tiffanny Wen, tetapi Tiffanny Wen dengan cepat menghindarnya, Wenny Zhou dengan canggung menarik kembali tangannya di udara.

"Fanny, apakah kamu marah kepadaku? Tetapi aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang kamu katakan, aku hanya ingin memedulikanmu....."

Tiffanny Wen mengangkat kepalanya untuk melihat lantai, sudah akan sampai, dia berjalan ke dekat pintu, lalu menghadap Wenny Zhou, menatapnya dengan dingin, dan mengejek dengan sedikit sarkasme.

"Betul, mungkin memang benar kamu memedulikanku, tetapi tidak tahu kamu peduli dalam aspek apa."

Bukankah kamu ingin melihat diriku dipermalukan? Maaf telah membuatmu kecewa.

Setelah selesai mengucapkannya, pintu lift terbuka, Tiffanny Wen segera membuang mukanya dan berjalan keluar dengan cepat dari lift, pada saat Wenny Zhou tersadar dia segera berjalan keluar dari lift, dan terdengar suara pintu yang dibanting dengan keras oleh Tiffanny Wen.

Wenny Zhou menatap koridor yang kosong dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan, pada saat ini Selena Qin menyusulnya, dan memarahi Tiffanny Wen.

"Tiffanny Wen ini sangat tidak tahu diri, kamu peduli dengannya, tetapi dia selalu berselisih denganmu, dia berkata seperti kamu saja yang melakukannya, sia-sia kamu menganggapnya menjadi sahabatmu."

Wenny Zhou merasa sedikit bersalah, tetapi dia tidak menunjukkan apa-apa di wajahnya, wajahnya tetap terpampang tampang yang polos, tetapi jantungnya berdetak dengan kencang.

Apakah Tiffanny Wen mengetahui bahwa dia yang menyebarkannya?

Tidak mungkin, bahkan Selena saja tidak tahu bahwa dia yang menyebarkannya, lagi pula pada saat memasuki warung internet dia telah menutupi dirinya, bagaimana dia bisa mengetahuinya??

Dan di 201, suara pintu yang tertutup dengan keras membuat Stella Lu menatap Tiffanny Wen dengan terkejut.

"Fanny, kamu telah kembali? Kenapa melakukan tindakan sebesar itu? Apakah karena masalah di internet?"

Tiffanny Wen melihat bahwa Stella Lu juga telah mengetahui masalah itu, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum pahit, lagi pula masalah ini sangat besar, dan merupakan masalah dari perusahaan adik laki-lakinya, tentu saja dia akan mengetahuinya dengan mudah....

Dia mengangguk dengan tidak berdaya "Betul, bahkan hari ini aku diserbu oleh reporter di perusahaan, jika bukan karena pertolongan dari Andreas Lu, kemungkinan sekarang aku tidak berada di sini."

Stella Lu tersenyum dengan ceria, dia melangkah maju, dan meletakkan tangannya di bahu Tiffanny Wen.

"Aduh, tidak perlu memusingkan masalah ini lagi, serahkan saja kepada Andreas, walaupun Andreas si Husky itu tidak bisa menyelesaikannya, bukankah kamu masih memiliki aku?"

"Pada saat itu aku akan memberitahumu apa itu teknik petir! Hahaha."

Tiffanny Wen merasa semua kekhawatirannya telah melenyap dan hatinya terasa hangat, kemudian dia berbalik untuk melihat Stella Lu dengan wajah yang bingung.

"Kak Stella, apa itu Husky? Apakah itu nama panggilan Andreas Lu?"

"Ah, bukan aku yang memberikan nama ini kepadanya, sepertinya karena dia selalu suka mengikuti lolongan Alaska ketika dia masih kecil, dan rambutnya juga sangat lembut, jadi dia dipanggil seperti itu."

"Tetapi, nama panggilan ini tidak boleh diucapkan di hadapannya, jika tidak kamu bisa ditebas, dan hanya ada satu orang di dalam keluarga kita yang masih berani memanggilnya seperti itu."

"Hah? Siapa?" mata Tiffanny Wen bersinar, dia ingin mengetahui siapa orang berani itu.

Stella Lu tersenyum jahat: "Ini, bukankah kamu akan tahu jika kamu mengunjungi rumah kami?"

"Sekarang kamu mandi terlebih dahulu, cepat pergi."

Tiffanny Wen dipaksa masuk ke dalam kamar mandi oleh Stella Lu, dia dengan tidak berdaya segera mandi.

Stella Lu duduk di kursi malas, paha putihnya yang ramping, baju tidur yang berbahan sutra, bibir semerah ceri yang tersenyum jahat, seketika aura seorang ratu keluar, dia mengambil ponselnya, lalu memasukkan nomor, dan menaruh ponselnya di samping telinganya.

Di sisi lain, setelah mengantar Tiffanny Wen Andreas Lu segera kembali ke rumahnya, dalam perjalan dia berkali-kali bersin, alisnya berkerut, dia merasakan sebuah firasat yang buruk.

Mungkinkah karena Stella Lu sedang memikirkan dirinya lagi?

Tepat setelah Andreas Lu tiba di villa dan memarkirkan mobilnya, ponselnya berdering, dia sedikit terkejut ketika melihat nomor tidak dikenal terpampang di layar ponselnya.

Ini adalah nomor pribadinya, dia telah mengetahui siapa dia tetapi dia tidak ingin mengangkatnya, lalu ditambah dengan firasat buruk tadi.....

Mata Andreas Lu penuh dengan keengganan, tetapi dia dengan tidak berdaya menjawab panggilannya.

"Kak, ada masalah apa lagi?"

"Sangat hebat, kamu bisa menebak ini aku."

"Apakah kamu menelepon untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting?"

"Aku ingin bertanya bagaimana kondisi sekarang? Bisakah kamu menangani masalah Fanny?"

"Jika benar-benar tidak bisa, aku yang akan menanganinya, aku berjanji ketika kamu terbangun esok pagi, semua berita negatif tentang Fanny akan lenyap."

"Hehehe, tetapi Andreas, masalah sekecil ini saja kamu tidak bisa menanganinya dengan baik, kamu masih ingin mengejar Fanny?"

Mata Andreas Lu sedikit menyipit, dahinya berkedut, dia sedikit kesal dengan ucapannya, tetapi dia tetap berbicara dengan tenang dan dingin.

"Aku sudah pernah berkata kamu tidak perlu ikut campur dalam urusanku, bukankah hanya melenyapkan semua berita negatif keesokan paginya? Sekarang kamu tidurlah, aku mempunyai caraku sendiri."

"Oh? Benarkah, kalau begitu aku akan menantikannya? Aku ingin melihat apakah Husky-ku hanya bisa melolong saja."

Setelah Stella Lu menggoda Andreas Lu, dia segera memutuskan panggilannya, dia duduk di sofa sambil menjulurkan lidahnya, dan wajahnya tersenyum dengan puas, pada saat ini Tiffanny Wen baru selesai mandi, ketika keluar dia melihat Stella Lu sedang tersenyum di sofa.

Di sisi lain, Andreas Lu belum sempat bereaksi, dan panggilannya telah terputus.

"....!!!!!"

Wajah Andreas Lu menggelap seperti dasar panci, dia menendang dengan keras pohon di sampingnya, sampai daunnya berjatuhan.

"Aku sudah pernah berkata berhenti memanggilku Husky!"

Andreas Lu yang sangat marah dan tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa, segera mengangkat ponselnya, dan menelepon Dave Gu.

"Kamu sudah sampai dimana? Tidak perlu kembali ke rumahmu, segera pergi ke perusahaan, panggil semua departemen logistik, departemen teknis dan departemen data ke perusahaan! Semuanya kerja lembur! Sebentar lagi aku akan ke sana."

Setelah selesai bicara dia langsung memutuskan panggilannya, dan meninggalkan ekspresi bingung di wajah Dave Gu, dia mengeluh di dalam hatinya.

Apakah Tuan Muda Ketiga habis makan alat peledak? Atau habis dibuat kesal oleh seseorang, mendengar nada dari ucapannya sepertinya malam ini dirinya tidak bisa tidur malam ini......padahal tidak kerja lembur selalu menjadi prinsipnya.........

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu