Precious Moment - Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan

Tiffanny Wen kembali dari toilet dan dari kejauhan melihat Jennifer Xia serta Lius Chu yang tertawa jahat di sana. Ketika mereka menyadari Tiffanny Wen kembali, mereka duduk rapi dengan tampilan patuh.

Tiffanny Wen penasaran, kenapa begitu dia kembali dari toilet, mereka seperti sudah mencapai suatu kesepakatan? Dilihat dari performa ini, kelihatannya 90 dari 100 persen berhubungan dengannya.

Setelah mengerutkan dahi, Tiffanny Wen pura-pura tidak mengetahui apa-apa dan kembali ke tempat duduk.

"Tadi kalian sedang membahas apa?"

Jennifer Xia dan Luis Chu bertatapan lalu serentak tersenyum ke arah Tiffanny Wen.

"Rahasia!"

Tiffanny Wen mengerucutkan bibir, memperlihatkan tampang tidak peduli lalu menoleh menatap Luis Chu.

"Oh iya Retriever, kali ini kenapa kamu pulang? Jangan bilang untuk melihatku ya, perkataanmu ini tidak bisa dipercaya."

Luis Chu mengangkat bahu dan terlihat sedih, lalu menghela napas, "Haih ... setelah pulang Fanny semakin tidak lucu lagi. Aku benar-benar rindu padaku, tapi kenapa kamu tidak percaya?"

Tiffanny Wen perlahan-lahan mengangkat gelas dan meminumnya. Dia menatap Luis Chu, ketidakpercayaan dan ancamannya langsung terlihat begitu saja.

Sebenarnya dengan sikap Luis Chu dulu, mungkin tadi bukan hanya sedih, akan langsung menangis. Tiffanny Wen melihat Jennifer Xia yang di samping ingin tertawa, tidak terpikir Luis Chu yang bersikap seenaknya, bisa-bisanya memperhatikan image juga di depan fans-nya.

Melihat Luis Chu masih belum bermaksud mengatakan maksud kepulangannya, Tiffanny Wen menatap Luis Chu dengan lebih dalam dan lebih mengancam lagi.

Luis Chu melihat tatapan ancaman dari Tiffanny Wen dan mengerjapkan mata menatap wanita itu tanpa tahu malu.

"Fanny kalau kamu memoohon padaku aku pasti akan menyetujuinya."

"Oh? Benarkah?" Tiffanny Wen mengerutkan dahi dan tersenyum jahat, "Kamu lihat mataku. Apakah kamu yakin mau aku memintamu?"

Luis Chu mengangguk kencang dan menatap Tiffanny Wen dengan yakin.

Di saat ini makanan mereka juga pelan-pelan diantarkan. Jennifer Xia merasa dirinya saat ini sangat kelihatan bagus di samping Tiffanny Wen, dia pun menundukkan kepala, berusaha mengurangi keberadaan dirinya. Pelan-pelan memasukkan seafood ke dalam sup dan diam-diam menunggu.

Luis Chu memaksakan diri bertatapan dengan Tiffanny Wen selama hampir 5 menit. Baru saja sup mendidih, menyebarkan bau harum, menarik indra penciuman Luis Chu, dan dia yang belum sarapan pun memilih untuk mengalah.

"Sudahlah, aku katakan saja. Fanny sedikitpun tidak lucu, tidak lucu kali. Dulu kamu jelas-jelas lumayan baik padaku ..."

Tiffanny Wen mengangkat sebuah udang dan membuka luaran udang, sama sekali tidak melihat Luis Chu, respon yang menunjukkan ketidakpedulian.

"Benarkah? Itu karena waktu itu kamu masih lumayan normal, hasilnya kemudian semakin aneh, waktu itu aku bukan hanya sepuluh kali ingin membawamu pergi ke dokter kejiwaan."

"Ehm ..." Luis Chu berhenti dengan canggung kemudian mulai mengganti topik pembicaraan.

"Sebenarnya kali ini karena novel A Secret Door-ku sudah akan disyuting menjadi film, jadi aku pulang untuk mempersiapkannya, sekalian memilih beberapa aktor."

Tiffanny Wen tidak bereaksi apapun, sedangkan Jennifer Xia sebagai fans setia seketika tidak tenang lagi. Jennifer Xia meletakkan sumpit dan menatap Luis Chu dengan wajah senang dan matanya penuh dengan bintang-bintang.

"A Secret Door sudah akan disyuting menjadi film? Aku dari SMA sudah mulai menantikannya. A Secret Door bisa dibilang sebagai sebuah karya legenda dari ruangan misterius, semua petunjuknya ada di dalam satu ruangan. Alur cerita juga naik turun, saling berhubungan. Aku saja sampai harus menonton tiga kali baru mengerti semua petunjuknya. Kalau film harus memasukkan semua alur cerita dan pentujuk di dalam waktu dua jam. Harus menarik juga serasi, ini bagimu juga sebuah tantangan bukan? Kira-kira film ini kapan akan tayang?"

Luis Chu merasa sangat senang dengan fans yang sangat mengerti karyanya itu. Ditambah dengan Jennifer Xia adalah teman baik Tiffanny Wen, dia pun tidak menutupi apapun dan langsung memberitahu kebenarannya.

"Rencananya bulan depan akan mulai syuting, karena sekarang masih berada dalam tahap persiapan. Selain itu ada beberapa bagian dalam A Secret Door yang membutuhkan teknik tinggi. Jadi untuk waktu pasti tayangnya belum pasti. Setidaknya harus tunggu sampai syuting selesai dulu baru dipastikan. Mengenai bagian alur aku tidak memberitahu lagi, tapi kamu tenang saja, pasti tidak akan membuatmu kecewa."

Tiffanny Wen awalnya tidak terlalu jelas dengan novel maupun film, tapi mendengar penjelasan Jennifer dan Luis Chu, seketika dia merasa sangat hebat.

"Kalau begitu Retriever, apakah seharusnya aku mengucapkan selamat padamu? Setelah filmmu selesai disyuting, mau aku berikan kejutan tidak?"

"Mau, tentu saja mau. Barang apapun yang Fanny berikan padaku, itu adalah niat baik Fanny bukan."

Tiffanny Wen tersenyum lembut dan berkata, "Dasar mulut manis!"

Luis Chu mengedipkan satu mata ke arah Tiffanny Wen dan bercanda, "Sebenarnya kharisma Fanny sangat cocok dengan tokoh utama di novel A Secret Door, Ackerman. Fanny tertarik coba akting tidak? Aku jamin dengan kemampuanku, pasti dapat membuat Fanny langsung terkenal."

Tiffanny Wen sedang minum teh kemudian tersenyum jahat, "Huh, huh, ingin merekrutku? Bayaranku sangat mahal lho. Aku takut nanti kamu tidak dapat membayarnya."

Luis Chu mengangkat alis terhadap ejekan Tiffanny Wen kemudian menatap Tiffanny Wen dengan tatapan dalam.

"Apanya yang mahal atau tidak, memangnya kenapa kalau demi Fanny aku bangkrut? Kalau masih tidak cukup, Fanny, aku bahkan bisa memberikan diriku sendiri padamu lho."

Tiffanny Wen tersentak kemudian menggelengkan kepala dengan wajah canggung.

"Sudahlah, aku hanya ingin menjadi desainer saja. Aku sama sekali tidak ingin akting atau terkenal. Karena terlalu lelah berhadapan dengan para wartawan."

"Hahaha, benarkah, ya sudah kalau begitu. Kalau membuat Fanny pusing, aku juga akan sedih."

Tiffanny Wen diam-diam memutar bola mata, "Huh, aku hanya berharap kamu lebih normal. Cepatlah makan. Dengan kebiasaanmu pasti tidak makan sarapan lagi. Setelah makan kita akan melanjutkan kesibukan masing-masing."

"Baiklah, memang Fanny yang paling mengertiku."

Tiffanny Wen dan Luis Chu terus berkata dengan saling bersahutan. Pikiran Luis Chu juga lebih kreatif, selalu mempunyai bahan pembicaraan, sedangkan Tiffanny Wen selalu berada dalam keadan dipaksa menjawab.

Dalam waktu satu makan siang ini, keadaan Tiffanny Wen setelah pulang ke China rata-rata sudah diketahui oleh Luis Chu. Luis Chu tersenyum puas dengan maksud mendalam.

Tiffanny Wen menatap Luis Chu dengan penasaran, tapi juga tidak terlalu peduli.

Sedangkan Jennifer Xia yang melihat semuanya dari samping, menatap Luis Chu dan Tiffanny Wen dengan pandangan kepo selama berganti-gantian.

Melihat senyum senang Luis Chu, tampan, lembut, suara yang agak serak, saat bicara membuat orang merasa sangat tergoda ....

Benak Jennifer Xia kemudian muncul tampang Andreas Lu yang dingin. Di ingatannya dia tidak pernah melihat Andreas Lu tersenyum, suara juga hanya pernah dengar beberapa kali saja. Tapi suara serak itu membuat Jennifer Xia tidak bisa melupakan dengan cepat. Waktu itu melihat Direktur Lu marah, nada bicara pria itu dingin sampai bisa membekukan orang ....

Jennifer Xia diam-diam membandingkan dua orang yang berbeda style itu dalam hati: Yang satu ceria dan ramah, yang satu dingin dan teliti; Yang satu seperti sahabat yang tinggal di sebelah rumah, yang satu ... adalah direktur diktator .....

Jennifer Xia tiba-tiba menyadari dia sama sekali tidak mengenal Andreas Lu, juga tidak bisa lanjut membandingkan, tapi kalau dari wajah, keduanya sama-sama tampan .....

Jennifer Xia sambil makan sambil terus berpikir, sedikit mengerutkan dahi.

Meskipun Luis Chu dan dirinya sudah bersepakat, tapi sikap Direktur Lu pada Tiffanny Wen dia yang pikirkan sendiri, juga tidak tahu apakah berada dalam tahap "mengejar" atau tidak ....

Jadi Dark Night, aku baru beritahu kamu kalau Direktur Lu mulai mengejarku, hehe.

Tiffanny Wen menatap dengan penasaran pada Jennifer Xia yang tiba-tiba tersenyum jahat, lalu tatapannya mengarah ke arah Luis Chu yang kelihatan licik, semakin merasa bingung.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan di saat aku pergi? Kenapa semakin mirip dengan orang bodoh?"

Kedua orang itu serentak menarik kembali senyuman mereka dan bersama-sama berkata "Rahasia!"

Tiffanny Wen menopang dahi dengan tidak berdaya, "Iya, iya, iya, rahasia kalian. Dasar tidak setia kawan."

"Cepat makan, setelah itu lanjut kesibukan masing-masing!"

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu