Precious Moment - Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan

"Fanny, kamu tidak boleh berbicara seperti itu mengenai bibi, kakak laki-laki dan adik perempuanmu."

Hanson Wen memarahi Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen tertawa lalu berkata, "kakak laki-laki, adik perempuan? Ayah apakah kamu lupa, ibuku hanya melahirkan aku seorang. Aku tidak punya apa itu kakak laki-laki dan adik perempuan. Di mata aku, mereka hanyalah anak yang dibawa masuk oleh selingkuhan, mereka bahkan tidak marga Wen, hanya kamu yang menyayangi mereka seperti harta dan tidak peduli terhadap putri kandungmu sendiri. Di hadapan papan nisan ibuku apakah kamu tidak merasa bersalah sedikit pun? Kamu tidak takut ibuku akan mencarimu di dalam mimpi? Apakah kalian tidak takut masuk neraka?"

Suara Tiffanny Wen semakin membesar dan mengangkat tinggi papan nisan ibunya di hadapan mereka berempat. Seketika wajah mereka pun berubah.

Jessica Qin merasa takut hingga masuk ke dalam pelukan Tania Qin. Wajah Tania Qin menjadi pucat, dan tatapan Yoel Qin dipenuhi dengan kebencian.

Dan Hanson Wen mungkin dia merasa bersalah di dalam hatinya dan ekspresinya muncul ketakutan. Tetapi itu hanya bertahan sejenak lalu berkata, "Fanny, boleh jika kamu ingin menaruh papan nisan ibumu di sini. Tetapi ayah ada syarat."

Tania Qin membuka suara dengan tidak senang berkata, "Hanson......."

"Ayah!"

Yoel Qin juga menolaknya.

Jessica Qin dengan takut berkata, "ibu, aku tidak ingin tinggal bersama orang mati, aku akan bermimpi buruk di malam hari!"

Tetapi Hanson Wen mendiamkan mereka dan menatap lurus ke arah Tiffanny Wen.

Tatapan Tiffanny Wen sangat dingin.

Dia sebenarnya bisa menolak syarat-syarat Hanson Wen. Tetapi pada akhirnya dia merupakan kepala keluarga, jika dia tidak keras, ibunya tidak dapat kembali.

Tiffanny Wen tidak ingin ibunya menderita meskipun sudah meninggal, setelah diam beberapa saat, dia bertanya, "syarat apa?"

"Tanda tangani perjanjian pembagian harta warisan."

Sambil berbicara, Hanson Wen tiba-tiba memberikat isyarat kepada Tania Qin.

Tania Qin menyadarinya sambil tersenyum dia mengambil berkas dari ruang baca.

Berkas itu kurang lebih ada puluhan lembar, terlihat sangat jelas sudah dirancang dengan baik dan menunggunya menandatanganinya.

Hati Tiffanny Wen semakin dingin.

Jadi ini merupakan ayah kandungnya, bahkan putri kandungnya juga ingin dijebak.......

Dia mengambil berkas yang diberikan Tania Qin, membuka dan membacanya dengan teliti.

Ini jelas merupakan berkas pembagian harta, dengan hitam di atas putih tertulis dengan jelas harta warisan yang akan diberikan kepada dia.

Satu villa, satu warisan anak perusahaan, dan saham sebesar 3%.

Villa, tentu saja villa yang sekarang ini dia berada. Mengenai anak perusahaan dan sahan 3%.........

Setelah Tiffanny Wen melihatnya, tanpa basa basi dia langsung merobek kertas perjanjian tersebut dengan nada sindiran berkata, "Direktur Wen, Anda benar-benar sangat murah hati! Anda pikir dengan satu villa, satu anak perusahaan yang terus menerus mengalami kerugian dan saham 3% saja dapat mengusir aku? Jika aku tidak salah ingat, sebelum ibuku meninggal, dia meninggalkan surat wasiat yang berisi semua harta tetap dan harta lancar atas nama dia semua menjadi milik aku. Tidak perlu membahas yang lain, hanya 30% saham Perusahaan Wen sudah pasti menjadi milik aku. Sekarang kamu menulis 3%, apakah kamu sedang mengusir pengemis? Atau semua peninggalan ibuku ingin kamu gunakan untuk menghidupi selingkuhanmu dan dua anak milik orang lain?"

Perkataan Tiffanny Wen sangat tidak enak untuk didengar, membuat wajah Hanson Wen menjadi pucat, tetapi dia tetap bersikeras dan kembali berkata, "jika kamu ingin mendapatkan hasil peninggalan ibumu juga tak apa, kalau begitu tanda tangani berkas lainnya."

Selesai berbicara, satu berkas kembali diberikan kepadanya.

Tiffanny Wen tidak ingin melihatnya. Tetapi tulisan di dalamnya sangat menusuk matanya. Di dalamya tertulis dia harus memberikan beberapa petak tanah di Kota Luo bagian timur menjadi atas nama dia. Serta harta tetap maupun harta lancar yang milik dia, dia tidak boleh menggerakannya."

Setelah Tiffanny Wen selesai membacanya, dia tertawa.

Beberapa petak tanak di bagian timur itu merupakan pemberian kakeknya kepada dia ketika beliau masih hidup. Untuk menjadi jaminan jika terjadi masalah terhadap Perusaan Wen, cucun kesayangannya tetap hidup tanpa kekurangan.

Beberapa petak tanah itu merupakan harta pribadi yang tidak memiliki hubungan dengan Perusahaan Wen. Ketika Tiffanny Wen sudah berumur 18 tahun, pengacara sudah mengubah menjadi atas nama dia.

Sekarang beberapa petak tanah itu sudah menjadi harga berkali-kali lipat. Banyak pihak pengembang yang mendambakannya.

Meskipun Tiffanny Wen belajar mengenai desain, tetapi dia masih memahami beberapa soal mengenai bisnis. Jika beberapa petak tanah itu diberikan kepada Hanson Wen, maka perkembangan Perusahaan Wen akan meningkat. Pasti pada saat itu saham yang awalnya ingin diberikan kepada dia pun hanya menjadi kekosongan belaka.

Tiffanny Wen tidak ingin memikirkan ayahnya sebagai seseorang yang licik, tetapi dia tidak percaya terhadap Tania Qin.

Wanita ini sangat licik, dia sudah pernah terjebak beberapa tahun yang lalu.

Ditambah, Jessica Qin dan Yoel Qin yang berpura-pura anak baik terus menerus membuat Hanson Wen cepat atau lambat akan tidak menganggap dirinya.

Tidak....

Sejak awal dia sudah tidak menganggap dirinya, hatinya hanya mengarah kepada Tania Qin dan kedua anak itu.

Begitu terpikir sampai di sini, Tiffanny Wen merasa semakin tidak senang dan kembali merobek kertas perjanjiannya berkata, "baik saham maupun beberapap petak tanah itu semuanya merupakan peninggalan kakekku untuk aku, atas dasar apa aku harus memberikannya kepadamu?"

"Kamu....kamu tidak ingin ibumu kembali?"

Hanson Wen sangat marah tetapi dia menahannya dan tidak merasa bersalah sedikit pun.

Di mata orang luar, Perusahaan Wen masih sangat hebat, tetapi tidak ada yang tahu beberapa tahun belakangan ini, keadaan perusahaan semakin menurun. Untuk saat ini hanya beberapa petak tanah itu yang dapat menolong Perusahaan Wen.

Hanson Wen mengerti bahwa Tiffanny Wen tidak akan memberikan beberapa petak tanah itu kepada dia dengan mudah. Jadi dia pun mengancamnya, tidak menyangka dia tetap bersikeras.

"Hehe, iya, aku sudah tidak ingin menaruh dia sini, aku sudah tidak membutuhkannya kembali. Tempat yang ditinggal selingkuhan sangatlah sial. Aku takut udaranya akan kotor dan mengotori jalan ibuku untuk kembali."

Tiffanny Wen tidak ingin berbasa basi dengan mereka lebih lanjut dan berkata, "kelihatannya kita tidak berhasil membahas pembagian saham dan aku tidak perlu berlama-lama di sini, permisi."

Selesai berbicara, Tiffanny Wen menyeret koper untuk pergi, Hanson Wen panik, belum sempat dia melakukan apapun, Yoel Qin selangkah lebih cepat menangkap lengan Tiffanny Wen dan berkata, "jika hari ini tidak menandatanganinya, kamu tidak boleh pergi."

"Kenapa? Jangan-jangan kamu ingin melakukan cara kasar?"

Tiffanny Wen memberontak dengan ekspresi dingin, dia berusaha melepaskan genggaman Yoel Qin.

Tetapi tenaga Yoel Qin jauh lebih kuat darinya, dia sudah berusaha keras pun tidak dapat melepaskannya.

"Lepaskan aku!"

Tiffanny Wen berteriak marah.

Hanson Wen baru saja ingin membujuk begitu melihat kejadian itu. Tetapi dia ditahan oleh Tania Qin berkata, "Hanson, kamu pikirkan dengan baik, jika membiarkan dia pergi maka tamatlah sudah Perusahaan Wen."

Begitu Hanson Wen mendegarnya dia menghentikan langkahnya dan berkata, "tetapi Fanny tidak ingin menandatanganinya, bagaimana?"

"Paksa dia untuk menandatanganinya. Jika tetapi tidak ingin menandatanganinya, terpaksa menjalankan rencana ketiga."

Yoel Qin menahan Tiffanny Wen dengan erat dan berkata dengan kejam.

Hati Tiffanny Wen semakin muram, dan menatap ke arah Hanson Wen dengan marah berkata, "rencana ketiga apanya?"

"Yaitu rencana yang menikahkan kakak kepada Tuan Muda Pertama Keluarga Chu. Aku sangat iri terhadap kakak! Keluarga Chu merupakan keluarga terbesar di Kota Luo bahkan kekayaan dan kekuatannya jauh lebih besar dibanding Perusahaan Wen. Jika bisa menjalin pernikahan poliik dengan Keluarga Chu, keluarga kita akan menjadi keluarga terkaya di Kota Luo.

Jessica Qin berkata dengan nada iri tetapi tatapannya sangat senang di atas penderitaannya.

Tiffanny Wen tidak menyangka hingga membulatkan matanya.

Tuan Muda Pertama Keluarga Chu merupakan orang bodoh, yang sudah idiot sejak lahir, tidak dapat mengurusi dirinya sendiri.........mereka ingin menikahi dia kepada orang seperti itu?

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu