Precious Moment - Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk

Pertanyaan Jennifer Xia yang tiba-tiba itu membuat Tiffanny Wen tersedak hebat. Air yang baru turun sampai setengah tenggorokan, membuat dia tersedak hebat.

Jennifer Xia berdiri perlahan-lahan dan menepuk-nepuk punggung Tiffanny Wen.

Begitu Tiffanny Wen menoleh, dia langsung melihat mata Jennifer Xia yang kepo. Dia pun memelototi Jennifer Xia dengan kejam: Wanita ini pasti sengaja ....

Beberapa saat kemudian, Tiffanny Wen akhirnya kembali tenang, "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya ini?"

Jennifer Xia memiringkan kepala sedikit dan senyumnya polos, "Karena penasaran."

Tiffanny Wen melihat senyum Jennifer Xia, dan hanya ada pemikiran untuk memukul Jennifer Xia. Dia minum dengan pelan, menatap ke arah pintu, tatapannya tidak tenang, jelas sekali tidak ingin menjawab pertanyaan ini, wajahnya sedikit merona, tapi tidak terlalu jelas.

Orang yang disuka ya ....

Dalam sekejap, Tiffanny Wen seperti melihat Luis Chu, rambut berwarna emas yang bergerak, dan juga senyum cerah itu ... Tiffanny Wen terkejut, mengucek matanya, dan menatap lurus. Luis Chu ternyata ada di depan pintu.

"Fanny, ada apa? Melihatku sangat terkejut ya?"

Tiffanny Wen dan Jennifer Xia mendengar panggilan "Fanny" yang melambai, serentak bergetar dan merinding.

Jennifer Xia menatap penulis yang paling dia suka dengan wajah rumit, ternyata penulis itu mempunyai sisi rahasia seperti ini. Sesuatu di hatinya seperti sedikit retak ....

Sedangkan Tiffanny Wen tersenyum, meski senyum itu mengandung sedikit bahaya dan berkata, "Rambut Emas, apa kamu suka bicara dengan nada bicara seperti itu? Sini, sini, sini, kemari, aku membantumu."

Luis Chu terbatuk kecil dan sedikit malu, tapi dia mengembalikan suaranya ke suara semula dengan patuh, "Tidak apa-apa Fanny, aku lakukan sendiri saja ...."

Melihat tampang Luis Chu yang minta dipukul itu, Tiffanny Wen tiba-tiba merasa ada yang salah ... di sini bukan Kota Luo, bagaimana caranya Luis Chu ke sini?

Tiffanny Wen menatap Luis Chu dengan terkejut, "Rambut Emas, di sini bukan Kota Luo, bagaimana caranya kamu ke sini?"

Senyum Luis Chu kaku selama satu detik, tapi dengan cepat tersadar kembali, "Terjadi masalah yang begitu besar pada Fanny, aku tentu harus menjenguk Fanny dong. Dengan begitu kalau Fanny mau menangis juga bisa mencari bahu yang bisa dijadikan sandaran."

Tiffanny Wen menahan dahinya. Beberapa hari tidak bertemu, orang ini masih saja tidak serius, "Tidak ada waktu untuk membicarakan itu denganmu. Bagaimana bisa kamu mencari ke sini?"

Luis Chu memiringkan kepala dan pura-pura bodoh, "Fanny apa yang kamu katakan. Kalau terjadi masalah dengan Fanny, aku akan mencarimu kemanapun."

Mendengar perkataan yang familiar, Tiffanny Wen sedikit tersentak. Perkataan ini ... sepertinya saat dia pingsan ... juga ada seseorang yang berkata padanya .....

Perkataan yang sama, tapi dari mulut orang yang berbeda, rasanya tentu saja berbeda. Contohnya orang di hadapannya ini, sama sekali tidak bisa diandalkan.

Tiffanny Wen memutar bola matanya, lalu diam-diam menaruh pandangannya di tubuh Jennifer Xia dan mengangkat alisnya, "Oh, kira-kira begini kali."

Jennifer Xia melihat Tiffanny Wen menatapnya dan langsung menunjukkan tampang terkejut, "Tuan Dark Night, kebetulan sekali, kamu juga ada di sini ya."

Tiffanny Wen dan Luis Chu seketika secara bersamaan kehabisan kata-kata dan mengerutkan dahi: Tampangmu untuk menutupi kesalahan itu juga terlalu jelas kali?!

Melihat masalah ini tidak bisa ditutupi lagi, Jennifer Xia langsung terbatuk kecil dan berkata, "Sebenarnya Tuan Dark Night mencarimu, tapi menyadari ponselmu tidak bisa dihubungi dan mencariku. Kalau begitu aku kebetulan mau membawamu turun gunung, jadi aku langsung mengatakan padanya saja."

Tentu saja kebenarannya adalah setelah dia turun gunung, dia yang inisiatif menelpon Luis Chu. Sekarang dia menyesal, tidak mudah ingin bertanya pada Fanny apakah suka pada CEO Lu, tapi pria ini malah kebetulan sampai ....

Mendengar perkataan Jennifer Xia, Tiffanny Wen sedikit menghela napas dengan tidak berdaya. Karena orangnya sudah datang, jadi tidak mungkin diusir, sedangkan dari Kota Luo sampai sini tidak jauh. Tapi dilihat dari waktu, Luis Chu seharusnya setelah menerima telepon langsung buru-buru ke sini.

Tiffanny Wen menengadahkan kepala menilai Luis Chu, melihat di ujung dahinya ternyata ada sedikit keringat, pandangan Tiffanny Wen baru berubah sedikit lebih lembut.

"Kamu duduk dulu saja. Omong-omong, ada apa kamu mencariku? Teleponku beberapa hari ini rusak, belum diperbaiki."

Luis Chu meletakkan buah-buah ke samping, lalu duduk di samping ranjang Tiffanny Wen dan mulai tidak serius kembali, "Memangnya kalau tidak ada apa-apa, tidak boleh mencari Fanny? Kalau hari ini tidak mencari Fanny, aku saja tidak tahu kalau terjadi sesuatu pada Fanny."

"Tapi Fanny benar-benar ya, sedikitpun tidak hati-hati. Kalau masalah ini sampai diketahui oleh Carlos Xiao, coba lihat apakah dia akan memberikanmu pengajaran cinta."

Teringat pada wajah Carlos Xiao yang serius itu, memarahinya selama dua jam, Tiffanny Wen menarik lehernya dengan ketakutan. Itu adalah trauma di hatinya, oleh karena itu Tiffanny Wen mengalihkan pandangan dengan pintar, "Rambut Emas, bagaimana film kalian? Beberapa hari ini banyak masalah di perusahaan, selalu tidak ada waktu untuk menghubungimu."

Luis Chu mengelus pelan kepala Tiffanny Wen, seperti kakak tetangga yang baik, "Tidak apa-apa Fanny, meskipun tidak menghubungiku juga tidak apa-apa, selama jangan tiba-tiba aku mendapat berita kematianmu saja. Kamu adalah orang yang tidak dilihat sebentar saja sudah ada masalah yang besar. Di luar negeri kamu mempunyai banyak masalah, di dalam negeri kelihatannya juga seperti ini."

Setelah berkata sesaat, Luis Chu melihat Tiffanny Wen menunduk dengan sangat marah dan tahu sepertinya dia membuat Tiffanny Wen kembali teringat pada hal yang tidak baik. Dia pun tertawa kecil dan matanya terlihat sedikit sedih, sepertinya dia sudah lupa, lawannya bukan hanya Andreas Lu seorang ....

Setelah menghela napas kecil, Luis Chu kembali ke topik utama, "Mengenai film sana, kamu juga bukannya tidak tahu kemampuanku, jadi bisa ada masalah apa. Sekarang sudah lumayan, sebentar lagi akan selesai. Sampai nanti akan ada sebuah pesta, ayo pergi bersama."

Tiffanny Wen menengadahkan kepala dan menatap Luis Chu dengan terkejut. Dia sudah tidak pergi berapa lama ke tim syuting, rasanya hanya dalam sekejap sudah akan selesai syuting.

"Apa sudah mau selesai syuting? Waktu benar-benar berlalu dengan cepat ...."

Jennifer Xia dari samping dibuat sakit matanya oleh orang-orang itu, diam-diam pergi ke hadapan buah yang Luis Chu bawakan, membawa beberapa apel, setelah dicuci, membagikan kepada mereka, satu orang satu.

Di saat ini tiba-tiba perut Tiffanny Wen bunyi kencang. Suara kriuk perut memenuhi ruangan, suasana tenang, dan ketiganya bingung.

Jennifer Xia tiba-tiba menepuk pahanya dengan kencang, "Aduh, lihatlah ingatanku ini. Fanny sudah satu hari ini belum makan!"

Setelah itu, Jennifer Xia berdiri dan berjalan ke arah pintu, "Tuan Dark Knight, Fanny, kalian mengobrol dulu ya. Aku pergi belikan bubur untuk Fanny."

Luis Chu melihat jam, waktu sudah tidak pagi lagi. Tapi besok tim syuting tetap ada urusan, jadi Luis Chu juga ikut berdiri, "Fanny, sudah tidak pagi lagi, aku juga sudah mau pergi. Kamu harus ingat perbaiki ponselmu ya, kalau tidak saat tidak bisa ditemukan, membuat orang sangat khawatir lagi."

Setelah selesai berkata, Luis Chu juga membalikkan badan dan berjalan ke pintu. Kamar yang tadinya ramai seketika menjadi hening.

Sedangkan baru saja Luis Chu keluar kamar, melihat Jennifer Xia tidak tahu dari sana, dia pun memanggil wanita itu.

Jennifer Xia berhenti setelah mendengar panggilan Luis Chu, lalu membalikkan badan dengan bingung. Tiba-tiba dia teringat misi yang Luis Chu berikan padanya dulu sekali, seketika menjadi ragu, CEO Lu dan tuan ... sama sekali tidak bisa dipilih, masing-masing mempunyai kharisma mereka sendiri .....

Luis Chu melihat Jennifer Xia yang begitu membalikkan badan terlihat ragu lalu bertanya dengan sedikit bingung, "Ada apa?"

Tubuh Jennifer Xia kaku. Pada akhirnya tidak ingin menimbang-nimbang lagi dan berkata diam-diam dalam hati: Lebih baik serahkan semuanya pada takdir saja.

Setelah membuat keputusan itu, wajah Jennifer Xia seperti lega, "Tuan, mengenai yang waktu itu kamu suruh aku perhatikan apakah di perusahaan ada yang mengejar Tiffanny atau tidak, aku menyadari CEO Lu sedang mengejarnya."

Luis Chu mengerjapkan mata, kemudian tertawa kencang. Dia kira apa yang Jennifer Xia ingin katakan, ternyata masalah ini. Andreas Lu dan dia bahkan sudah selesai bertaruh.

"Kamu sebagai mata-mata ini benar-benar lumayan telat juga ya. Bahkan sudah mulai bertarung, baru kamu katakan."

"Bertarung??" Jennifer Xia bingung, tapi samar-samar juga dapat menebak sesuatu.

"Tidak apa-apa. Kita turun bersama saja. Bukankah kamu mau membeli bubur kepada Fanny?"

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu