Precious Moment - Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?

Seterusnya selama beberapa hari, Tiffanny Wen mencari tempat yang tenang untuk memberi warna pada desainnya.

Untungnya dia selalu memiliki cadangan setiap hasil desainnya, tanpa perlu melukis ulang hanya memberikan warna saja merupakan suatu hal yang mudah.

Dalam sekejap sudah sampai hari dimana pameran diadakan. Dia juga menyelesaikan desain terakhirnya sesuai janji.

Dia melihat jam pukul 11.00, sedangkan pameran mulai pukul 15.00 masih keburu.

Setelah Tiffanny Wen merapikan barang-barangnya, dia meninggalkan hotel lalu perlu ke klinik kecantikan yang terkenal di Kota Luo.

Hari ini dia sebagai tamu VIP yang menghadiri acara pameran pertama Louise Grup di dalam negeri. Nanti ketika di menghadiri acaranya pasti selain ada media, pasti juga ada berbagai pemimpin dari berbagai bidang bisnis, citra dia harus terlihat baik, tidak boleh terlihat biasa-biasa saja yang akan mencoreng nama Louise Grup.

Ketika Tiffanny Wen sampai di klinik tersebut, pegawai yang ada di dalam berjalan menghampirinya dengan sopan bertanya, "nona, ada yang bisa kami bantu?"

Ini bukan pertama kalinya Tiffanny Wen datang kemari, dia mengeluarkan kartu VIP dan berkata, "lakukan satu set lengkap perawatan kulit terlebih dahulu, jam tiga nanti aku harus menghadiri acara pameran yang penting, bantu aku merapikan rambutku yang cocok denganku."

"Baik, Anda silahkan kemari."

Pegawai tersebut dengan sopan meminta dia masuk ke dalam ruangan VIP.

Tiffanny Wen menganggukkan kepalanya. Dia tidak menyadari ada seorang wanita di belakang yang menatap punggungnya.

"Wenny, apa yang sedang kamu lihat?"

Saat ini, terdengar sebuah suara.

Wanita yang sedang tertegun kembali tersadarkan sambil tersenyum berkata, "tidak apa-apa, tadi melihat seseorang yang mirip dengan temanku. Tetapi sepertinya bukan dia."

"Oh begitu, jangan tertegun kembali. Pameran Louise dimulai pukul tiga. Kita tidak mudah mendapatkan undangannya jadi kita harus memanfaatkannya dengan baik. Jika kita bisa menggunakan kesempatan ini untuk berkenalan dengan orang dalam Louise Grup, siapa tahu kita memiliki kesempatan untuk menjadi duta merek perusahaan mereka. Lalu setelah itu kita menjadi terkenal dan bisa menghadiri acara pameran di luar negeri serta menonton peragaan busana. Sangat mudah didapatkan."

Jika ada penggemar selebritis, pasti dapat langsung mengenali kedua orang yang sedang berbicara ini merupakan selebritis yang naik daun akhir-akhir ini, yang satu merupakan Wenny Zhou dan yang satu lagi merupakan Selena Qin.

"Perkataanmu benar."

Wenny Zhou mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali melihat ke arah ruangan VIP dan tersenyum dingin.

Orang yang tadi itu mana mungkin merupakan Tiffanny Wen?

Yang bisa masuk ke dalam ruangan VIP klinik kecantikan ini hanyalah orang yang sangat kaya raya, baru memiliki hak tersebut.

Jika memang dia, sudah pasti menggunakan nama Greyson Tsu untuk mendapatkan kartu anggota VIP tersebut.

Tiffanny Wen merupakan anak buangan Keluarga Wen dan merebut kekasih orang lain. Wanita seperti itu mana mungkin memiliki hak seperti itu?

Begitu berpikir sampai di sini, Wenny Zhou menarik kembali pandangannya dan dengan sombong dia memasuki ruangan VIP.

Tiffanny Wen tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar, ketika sedang dengan tenang menikmati pijitan dan selesai melakukan program perawatan kulit, lalu merapikan rambutnya serta memilih gaun, berdandan dan lain-lain......setelah semuanya telah selesai, jam sudah menunjukkan pukul 14.30

Ketika semua pegawai klinik tersebut mengantarnya, Tiffanny Wen baru saja besiap-siap pergi ke pameran Louise. Tidak menyangka ketika dia berjalan sampai ke pintu utama, dia bertemu dengan Andreas Lu yang baru saja juga ingin meninggalkan tempat tersebut.

Keduanya sama-sama terkejut begitu melihat satu sama lain.

Benar-benar....dunia ini sangat sempit ya!

Tiffanny Wen menggerutu dalam hati dan melihat ke arah Andreas Lu.

Dia memakai setelan jas berwarna hitam, rambutnya juga tertata rapi ditambah dengan wajahnya yang tampan membuat dia terlihat sangat elegan dan berwibawa seperti seorang raja.

Tiffanny Wen yang biasanya terlihat tenang pun mengakui bahwa pria ini terlihat sangat tampan.

Tatapan Andreas Lu jauh lebih berterus terang, dia merasa sedikit terkejut dan takjub.

Dia mengenakan gaun biru yang memperlihatkan satu bahunya, roknya setinggi lutut, bagian pinggangnya diikat sehingga memperlihatkan lekuk badannya, kakinya yang putih dan ramping terlihat dengan jelas; rambut panjangnya yang agak keriting terurai pada bahunya, dua sisi rambut yang berada di pelipisnya dikepang lalu diikat ke belakang dengan penjepit rambut. Sebuah kalung emas putih yang sederhana dikenakan di lehernya yang ramping. Anting-antingnya juga sederhana yaitu anting mutiara. Ditambah dengan sepatu hak tinggi dan tas tangan, membuatnya terlihat seperti selebriti.

Apalagi riasan ringan pada wajahnya yang semakin memperlihatkan wajahnya yang begitu sempurna.

Beberapa kali bertemu, wanita ini memberikannya perasaan yang berbeda-beda.

Yang pertama terhitung normal, yang kedua terlihat begitu menyedihkan dan yang ketiga sangat menakjubkan. Wanita ini benar-benar istimewa.

"Tuan Muda Ketiga, kita sudah harus segera pergi, jika tidak akan terjebak kemacetan di Zhongnan Avenue. Kita tidak boleh telat........yi?"

Ketika kedua orang ini saling menilai satu sama lain, Dave Gu berjalan masuk dari luar, dia juga terkejut begitu melihat Tiffanny Wen.

Pada awalnya Andreas Lu ingin bertanya kepada dia mengapa pergi tanpa berpamitan. Tetapi setelah melihat waktu yang sudah tidak keburu, dia pun menarik kembali pandangannya dan berkata, "ayo."

Tetapi baru saja melangkah, Tiffanny Wen berteriak dan menghentikan langkah dia berkata, "tunggu sebentar! Kalian akan melewati jalur Zhongnan Avenue, apa boleh mengantarku juga?"

"Untuk apa kamu ke sana?" Andreas Lu menaikkan alisnya dan bertanya.

Tiffanny Wen tersenyum canggung berkata, "aku ingin mengurusi beberapa masalah di sana. Di sini tidak mudah mendapatkan kendaraan, aku tidak membawa kendaraan pribadi. Jadi........"

Andreas Lu menatapnya sejenak dan menaikkan sudut bibirnya berkata, "tidak ada masalah untuk mengantarmu, tetapi biaya pengantaran tidaklah murah, jika kamu bersedia, naiklah."

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu