Precious Moment - Bab 37 Rencana Wenny Zhou

Melihat Wenny Zhou, Tiffanny Wen mengerutkan dahi dan berkata sendiri dengan suara kecil, "Kenapa dia bisa ada di sini?"

Tidak banyak pikir, dia berjalan ke lift dan bersiap kembali ke kamar.

Wenny Zhou yang duduk di sofa lobi melihat sekeliling dan akhirnya menyadari kemunculan Tiffanny Wen.

Wenny Zhou membereskan dandanan, lalu menghampiri dengan percaya diri. Dia menyapa Tiffanny Wen dengan ramah, "Fanny, kebetulan sekali. Tidak disangka bisa bertemu denganmu di sini."

Kelihatannya memang tidak sengaja bertemu, tapi sebenarnya Wenny Zhou sudah menunggu di sini selama dua jam.

Wenny Zhou tidak mudah mencari informasi dimana Tiffanny Wen tinggal, jadi sengaja menunggu di sini. Kelihatannya, ada yang Wenny Zhou ingin beritahu padanya.

Tiffanny Wen yang awalnya pura-pura tidak melihat wanita itu, sekarang juga tidak bisa mengabaikan lagi, hanya bisa berkata dengan dingin, "Ada apa?"

"Aku datang ke sini untuk melihat teman. Fanny, kamu juga tinggal di sini? Tapi kamu setidaknya merupakan nona besar Keluarga Wen. Kenapa sudah kembali begitu lama tapi tidak tinggal di rumah, melainkan di hotel?"

Wenny Zhou pura-pura terkejut mengetahui Tiffanny Wen tinggal di sini. Wanita itu jelas sekali mengetahui kondisi Tiffanny Wen dengan ayahnya, jadi sengaja menyindir.

Tiffanny Wen mengerutkan dahi, lalu berkata dengan sedikit kesal, "Kamu boleh panggil nama lengkapku, jangan panggil Fanny. Aku tidak dekat denganmu, dan kedengarannya sangat menjijikkan. Kalau tidak ada masalah penting, jangan muncul di hadapanku."

"Mengenai kenapa aku tinggal di hotel, karena aku kaya! Memiliki layanan begitu bagus di sini, kenapa harus pulang ke rumah? Kalau kamu tidak bisa tinggal di sini hotel sebaik ini, aku bisa menraktirmu kok!"

Tiffanny Wen berkata dengan wajah tulus. Wenny Zhou menggertakan gigi dan menahan kemarahan dalam diri.

Wenny Zhou masih ingin mengatakan sesuatu, tapi lift sudah datang. Tiffanny Wen langsung masuk ke dalam lift dan menekan lantai yang dia tuju.

Tapi tujuan belum tercapai, Wenny Zhou mana mungkin pergi. Dia juga ikut masuk ke dalam lift bersama dengan Tiffanny Wen.

"Ada apa, bukankah kamu ingin bertemu temanmu? Temanmu di lantai berapa!" melihat Wenny Zhou ikut masuk ke dalam lift, Tiffanny Wen bertanya dingin.

"Oh ... satu lantai denganmu."

Wenny Zhou berkata dengan serius.

Sejak Wenny Zhou menyapanya, Tiffanny Wen tahu kalau wanita ini pasti datang untuk mencari dirinya.

Dia juga tidak buta. Sekali dilihat wanita itu sudah duduk di sofa sangat lama. Begitu lama tapi tidak naik ke atas. Begitu melihat dia datang, dia tidak bisa menahan diri untuk menghela napas. Wanita ini masih sama tidak tahu malunya seperti dulu!

Beberapa kejadian masa lalu kembali muncul di benak Tiffanny Wen.

Dulu saat kuliah, Tiffanny Wen dan Wenny Zhou adalah teman sekamar. Awalnya Tiffanny Wen tidak ada perasaan baik pada Wenny Zhou, hal itu bukan karena wanita itu berasal dari desa, hanya karena wanitu itu sangat sungkan dan pendiam.

Saat itu dia dan teman sekamar lainnya lebih akrab. Karena sikapnya yang lebih terbuka, juga agak baik. Melihat Wenny Zhou tidak kenal dengan semua orang, dua teman sekamar juga tidak suka pada Wenny Zhou, melihat wanita itu selalu kesepian, jadi Tiffanny Wen pun kadang-kadang mengajaknya jalan-jalan.

Tapi lama kemudian, Wenny Zhou mengira dia bisa ikut kemanapun Tiffanny Wen pergi. Kadang-kadang jelas-jelas Tiffanny Wen sudah memberitahunya kalau dia tidak ingin bersama dengan Wenny Zhou, tapi Wenny Zhou masih terus mengikutinya. Tiffanny Wen pun tidak ada cara lain, hanya bisa membawanya juga.

Awalnya hubungan Tiffanny Wen dengan dua teman sekamar lumayan baik. Tapi kemudian karena dia selalu bersama dengan Wenny Zhou, mereka tidak ingin bersama dengan Wenny Zhou, jadi kemudian hubungan Tiffanny Wen dengan mereka menjadi jauh. Sedangkan Wenny Zhou memanfaatkan kesempatan itu, memikirkan segala cara untuk bersikap baik pada Tiffanny Wen. Pada akhirnya mereka menjadi teman baik.

Dulu Tiffanny Wen juga sering nge-date bersama Greyson Tsu. Karena mereka dua-duanya lumayan kaya, jadi saat pergi makan akan makan makanan yang agak mahal. Wenny Zhou tentu tidak pernah melihat yang seperti itu. Wenny Zhou selalu ikut pergi tanpa tahu malu. Bahkan tidak peduli menjadi nyamuk sekalipun.

Saat itu Tiffanny Wen dan Wenny Zhou sudah menjadi sahabat karib yang sangat dekat. Setidaknya Tiffanny Wen menganggap seperti itu.

Orang lain ketika bertemu masalah seperti ini akan pergi jauh. Tapi Wenny Zhou malah terus mengikuti Tiffanny Wen tanpa tahu malu. Bahkan bermanja pada Tiffanny Wen, dll.

Tiffanny Wen tidak dapat tahan terhadap kelembutan Wenny Zhou, hanya bisa mengiyakan saja. Meskipun sedikit tidak senang, merasa kemanapun dia pergi, selalu diikuti oleh wanita itu, tapi karena mereka adalah teman, jadi tidak boleh menyakiti hati Wenny Zhou.

Banyak sekali kejadian seperti ini. Tiffanny Wen sekarang mengingat lagi, dan tidak menyesal kalau dulu membawa Wenny Zhou pergi makan dengan Greyson Tsu. Setidaknya Wenny Zhou membuatnya melihat jelas wajah asli pria brengsek Greyson Tsu itu. Juga membuatnya akhirnya tersadar dari kebohongan Wenny Zhou.

Tapi yang menyesalkan adalah, waktu itu hatinya terlalu lemah. Melihat Wenny Zhou sendirian, jadi kemanapun membawa wanita itu, bahkan menjadi teman dengan orang yang begitu berbeda luar dan dalamnya.

Setelah kejadian Greyson Tsu dan Wenny Zhou, Tiffanny Wen baru akhirnya mengerti kenapa waktu itu di sekolah, selain teman-teman yang awalnya berhubungan dekat menjauhinya.

Awalnya dia kira karena ibu yang meninggal dan masalah keluarga yang membuat sikapnya berubah dingin terhadap semua orang, baru membuat orang-orang menjauhinya. Tapi setelah masalah waktu itu, dia baru mengerti ternyata Wenny Zhou mengatakan semua yang baik padanya, tapi sebenarnya di belakangnya mengatakan keburukan dirinya dimana-mana. Teman-teman mengira dia tidak layak ditemani, dan sejak saat itu pun menjauhi dirinya.

Memikirkan itu, Tiffanny Wen tertawa dingin, menertawakan dirinya sendiri terlalu bodoh waktu itu. Ayah dan ibunya sangat pintar, tapi malah tidak diwariskan kepadanya. Dia dibohongi oleh Wenny Zhou dan Greyson Tsu keliling putaran, dan dia malah sangat percaya pada mereka.

Mendengar Tiffanny Wen tertawa dingin sebentar, dan juga wajah wanita itu yang dingin, meskipun tidak tahu apa yang sedang wanita itu pikirkan, tapi yang jelas pasti mengenai dirinya. Meskipun wajahnya tidak terlalu peduli, tapi sebenarnya tangannya sudah terkepal erat.

Diam-diam membuka kepalan tangannya, Wenny Zhou bertanya santai, "Oh iya, Fanny, lusa adalah ulang tahu Professor John Chen. Apa kamu pergi ke pestanya?"

Tiffanny Wen tiba-tiba teringat. Tahun ini sepertinya adalah ulang tahun ke-60 professor John Chen. Dia sudah pulang beberapa hari yang lalu, tapi malah lupa mengunjungi professor. Semua ini salahnya karena terlalu ceroboh.

Kecepatan lift sangat cepat. Tiffanny Wen hanya bengong beberapa saat saja, lift sudah sampai.

Bunyi tanda sampai membuat Tiffanny Wen tersadar. Tanpa mempedulikan Wenny Zhou, dia langsung keluar dari lift.

Wenny Zhou tersenyum melihat punggung Tiffanny Wen yang berjalan pergi. Dia sudah memberitahu Tiffanny Wen kabar ini. Dengan perasaan terima kasih Tiffanny Wen pada Professor John Chen, wanita itu pasti akan datang. Selama Tiffanny Wen pergi, maka rencananya pasti akan berhasil.

Wenny Zhou tidak keluar dari lift, dan langsung menekan tombol lantai satu.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu