Precious Moment - Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik

Tiffanny Wen merasa hatinya seperti ditusuk dengan dalam hingga bedarah-darah dan berkata, "hahaha, kata orang macan tidak akan memakan anaknya sendiri. Sekarang kamu demi keuntungan ingin menjual putrimu untuk mendapatkan penghargaan. Sebenarnya kamu itu manusia atau bukan?"

"Aku juga tidak menginginkannya, kamu yang memaksa aku, Fanny."

Hanson Wen memperlihatkan ekspresi yang tidak berdaya.

Hati Tiffanny Wen benar-benar sudah mati.

Sebelum kembali dia masih berpikir, pada akhirnya dia merupakan putri kandungnya, dia tidak akan sekejam ini kepada dirinya hanya karena selingkuhannya.

Tetapi pada kenyataannya, dia yang terlalu polos.

Pria ini, hanya menganggap dia sebagai barang yang dapat dijual belikan, lebih rendah dibandingkan dua botol minyak yang dibawa oleh selingkuhan itu.

Dia sudah tidak ingin dipermainkan oleh mereka!

Begitu terpikirkan sampai sini, Tiffanny Wen dengan penuh kebencian menundukkan kepalanya dan mengigit lengan Yoel Qin dengan kencang, saking kuatnya hingga dapat merobek dagingnya.

Yoel Qin berteriak, melepaskan Tiffanny Wen dan menamparnya dengan kencang.

Mata Tiffanny Wen berapi-api dan pipinya sangat sakit.

Tetapi dia sudah tidak mempedulikannya, sambil memeluk papan nisan milik ibunya, dia segera membalikkan badan dan berlari. Bahkan kopernya juga sudah tidak dipedulikan.

"Cepat hentikan dia, jangan biarkan dia kabur!"

Yoel Qin berteriak dengan penuh kemarahan.

Hanson Wen baru menyadarinya setelah beberapa saat, ekspresi wajahnya berubah dan mengejarnya.........

Pada saat ini, di jalanan Kota Luo, sebuah mobil Rolls-Royce sedang berjalan.

Di dalam mobil terdapat Andreas Lu yang sedang memijit alisnya dengan lelah.

Perjalanan yang menghabiskan puluhan jam serta rapat penting membuat wajahnya yang tampan muncul ekspresi lelah.

Asistennya Dave Gu sedang mengendarai mobil sambil bertanya dengan penuh perhatian, "Tuan Muda Ketiga, apakah kita kembali ke hotel untuk beristirahat?"

Andreas Lu menjawab asal, "berputar-putar saja seperti sekarang, jangan kembali untuk sementara."

"Baik."

Dave Gu mengikuti perintahnya lalu dia teringat akan sesuatu dan kembali berkata, "Tuan Muda Ketiga, omong-omong, nona yang Anda minta aku untuk mencarinya, aku sudah menemukannya."

Andreas Lu menaikkan kelopak matanya dengan tertarik menjawab, "dimana?"

"Ini merupkan biodata dia, Anda boleh lihat terlebih dahulu."

"Oh?"

Dia menaikkan bibirnya dan dalam tatapannya penuh dengan minat.

Setelah Tiffanny Wen meninggalkan villa, dia langsung memberhentikan mobil , segera berlari dan meninggalkan bayangan Hanson Wen dan Yoel Qin yang tertinggal jauh di belakang.

Saat ini air matanya mengalir dengan deras.

Supir yang berada di depan bertanya dengan penuh perhatian, "nona, apakah kamu baik-baik saja? Kamu ingin pergi kemana?"

Tiffanny Wen mengelap air matanya dengan asal dan berkata, "tidak apa-apa, antar aku ke Century Hotel."

Tadi dia keluar dengan terburu-buru, kopernya ditinggalkan di rumah Keluarga Wen, dirinya hanya tersisa satu buah tas. Untungnya semua surat-surat penting ada pada dirinya, jadi dia tidak takut tidak ada tempat yang tidak bisa dia datangi.

Sekitar 20 menit kemudian, mobilnya berhenti di depan Century Hotel.

Setelah Tiffanny Wen membayar, dia turun dari mobil dan melihat pondasi bangunan di depannya ini.

Century Hotel ini dianggap sebagai salah satu bangunan landmark di Kota Luo yang terkenal dengan bintang enam, pelayanan kelas satu serta tamu VIP di dalamnya juga sangat berharga.

Pada awalnya berdasarkan karakter Tiffanny Wen, dia tidak akan menghabiskan uangnya sendiri untuk tinggal di tempat semewah ini meskipun dia memiliki uang.

Tetapi, Century Hotel merupakan salah satu industri milik Louise Grup dan dia merupakan desainer terkenal Louise Grup. Sebelum pulang ke negaranya, Louise memberikannya kartu gratis seumur hidup, bukan hanya tidak perlu membayar penginapan, pelayanan yang dia dapatkan pun merupakan kelas tertinggi.

Pada saat itu Tiffanny Wen tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan hanya saja untuk berjaga-jaga agar dia memiliki tempat tinggal.

Tetapi dia tidak menyangka, dengan begitu cepat dia akan menggunakannya.

Dia menertawakan dirinya sendiri, dia menutupi papan nisan ibunya dengan baik lalu melangkah masuk ke dalam hotel.

Tetapi tidak menyangka begitu dia memasuki hotel, dia melihat bayangan tubuh yang familiar.

Pria yang tampan, mengenakan setelan jas berwarna abu-abu yang sangat cocok di tubuhnya yang membuatnya terlihat seperti pria yang anggun.

Ekspresi Tiffanny Wen menjadi muram dan berpura-pura tidak melihatnya. Tetapi pria itu langsung mengenali dia berkata, "Fanny?"

Langkah Tiffanny Wen terhenti, pria ini mengejar ke arah dia dan menarik lengannya berkata, "Fanny, benar itu kamu. Kamu sudah kembali?"

"Aku kembali atau tidak, apa memiliki urusan denganmu?"

Tiffanny Wen melepaskan genggamannya dengan tanpa ekspresi. Dia merasa sangat menjijikan bertemu dengan dia.

Ekspresi pria tersebut menjadi muram, melihat ke arah wajah yang dingin tersebut dan mengerutkan keningnya berkata, "Fanny, sudah lama tidak bertemu apakah kamu masih marah padaku?"

"Marah? Apa aku punya hak untuk marah kepadamu? Karena pacarmu tidak memiliki waktu luang untuk menemanimu dan merasa kesepian. Lalu di belakang pacarmu itu, kamu naik ke atas ranjang bersama teman baiknya. Masalah sekecil ini, mana mungkin aku marah terhadapmu?"

Tiffanny Wen tersenyum begitu mempesona, tetapi tatapannya sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang.

Benar, pria di hadapannya ini merupakan kekasihnya ketika masa SMA yang sudah menjadi mantan kekasih.

Dulu, dia merupakan orang terkenal di sekolah, banyak wanita yang memuja dan mengejar dia.

Dulu dia merupakan salah satu dari sekumpulan wanita itu, dia memberanikan diri untuk menyatakan cinta. Lalu dengan lancar menjadi sepasang kekasih.

Dia tergerak karena kelembutannya, dan mencintai dia sangat dalam.

Pada awalnya, mereka sudah merencanakannya, tunggu lulus dari kuliah mereka akan bertunangan. Mereka saling berjanji satu sama lain bahkan sudah bertemu dengan orangtua kedua belah pihak.

Satu tahun yang lalu, hubungan dia dan keluarganya semakin memburuk. Tetapi hatinya masih memiliki satu harapan yaitu setelah lulus, bertunangan dengan dia lalu dirinya bisa terlepas dari situasi itu.

Tidak menyangka, dia bersama teman baiknya berselingkuh di belakang dia.

Meskipun masalah itu sudah 1 tahun berlalu, tetapi rasa pengkhianatan itu dan sakit hati tu seolah-olah masih baru, menarik jantungnya hidup-hidup dan menimbulkan rasa benci di dalam hatinya.

Tidak ada yang tahu selama satu tahun di luar negeri, dia hidup dengan menderita.

Hubungan dengan keluarganya hancur, dari segi percintaan dan pertemanan sama-sama mengkhianati dia. Dia seperti orang yang sangat menyedihkan hidup sendirian di negara lain tanpa ada sandaran satu pun.

"Fanny, mengenai masalah itu, aku sangat terpaksa. Aku ini pria normal, pasti memiliki keinginan di bagian itu. Kamu merupakan tunangan aku, bahkan menyentuh saja tidak boleh. Aku menahannya dengan sangat susah payah......."

Greyson Tsu mengerutkan keningnya semakin dalam, nada perkataannya sangat tidak berdaya.

Setelah mendengar perkatannya, Tiffanny Wen langsung tertawa berkata, "iya, kamu menahannya dengan susah payah. Jika memang tidak bisa menahannya mengapa kamu berjanji dan berkata tunggu sudah resmi lalu baru menyentuhku! Sia-sia aku mempercayaimu, dan merasa kamu merupakan pria sejati. Tetapi kenyataannya membuat aku terlihat seperti orang bodoh, kamu dan Wenny Zhou wanita jalang itu membuat orang merasa sangat kotor dan menjijikan!"

Mendengar Tiffanny Wen mengatakan dia menjijikan, ekspresi Greyson Tsu semakin muram.

Tiffanny Wen yang dulu sangat penurut seperti kucing kecil yang suka berdekatan dan bermanja-manja kepadanya.

Setiap kali dia melihat dia tatapannya penuh dengan kelembutan dan memuja.

Sekarang, tatapan dia hanya tersisa selain jijik yaitu benci.

Greyson Tsu merasa tidak enak hati, dengan ekspresi dingin berkata, "Tiffanny Wen, orang yang mengkhianati kamu itu adalah aku bukan Wenny. Selama satu tahun ini, dia terus merasa bersalah dan berkali-kali mencoba membunuh dirinya sendiri. Apakah kamu tidak bisa memaafkan dia?"

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu