Precious Moment - Bab 351 Pacar yang Sah

Keesokan harinya, Louise.

Tiffanny Wen dan Andreas Lu berangkat kerja secara bersamaan, Tiffanny Wen buru-buru menginjak sepatu hak tingginya menuju pintu lift, namun apa daya, kaki Andreas Lu terlalu panjang dan dia langsung terkejar dalam beberapa langkah.

"Fanny, mengapa kamu berjalan begitu cepat?"

Tiffanny Wen menatap Andreas Lu dengan tak berdaya, "Jangan memanggilku dengan panggilan seperti itu, terasa sangat aneh!"

Andreas Lu memandang Tiffanny Wen dengan rasa penasaran, "Mengapa aneh? Kakakku dan yang lainnya selalu memanggilmu seperti itu, apakah kamu ingin aku memanggilmu dengan panggilan yang lebih berbeda?"

Mendengar perkataan Andreas Lu mengenai panggilan yang lebih berbeda, Tiffanny Wen segera merapatkan bibirnya dan segera menutup mulutnya, dia mengingat kembali, hanya karena dia pernah mengatakan hal yang sama kepada Luis Chu, menyebabkan dirinya dipanggil Fanny selama beberapa tahun.

Meskipun dia tidak tahu nama panggilan apa yang akan diberi Andreas Lu nantinya, tetapi pasti juga tidak akan lebih baik dari sebelumnya, jadi lebih baik saat ini dia membiasakan diri mendengarkan panggilan ini darinya.

Melihat Tiffanny Wen mengerutkan alis, Andreas Lu melanjutkan lagi aksinya, dia memeluk pinggang Tiffanny Wen, dengan lembut membungkuk sedikit mengarah ke samping telinganya menghembuskan napas, "Ada apa denganmu, Fanny? Mengapa kamu menolakku pagi-pagi ini?"

Tiffanny Wen menekan lift dengan ekspresi tak berdaya, berbalik dan melototi Andreas Lu dengan ganas, dalam hatinya merasa tertekan, Bagaimana ini, mengapa muka orang ini sangat tebal, dirinya saat ini sangatlah menyesal, bagaimana ini? !

"Andreas Lu, bolehkah kita jangan terlalu menonjolkan diri saat berada di perusahaan? Aku tidak ingin menimbulkan terlalu banyak rumor."

Andreas Lu menunduk, diam-diam memperhatikan mata Tiffanny Wen yang penuh ejekan, "Apakah kamu begitu peduli dengan pendapat orang lain?"

Tiffanny Wen memegang dahinya, merasa lawan bicaranya agak sulit untuk berkompormi, "Bukan seperti itu juga, hanya saja..."

Andreas Lu terkekeh dan menyela Tiffanny Wen, kemudian berkata dengan tegas, "Bagus jika tidak, Louise adalah perusahaanku, seperti apa wanitaku, belum giliran mereka untuk mengomentarinya."

Tiffanny Wen terbengong menatap ke arah Andreas Lu, secara tidak langsung Andreas Lu menunjukkan sifat ketegasannya ditambah dengan senyuman dari sudut bibirnya membuatnya seketika tercengang.

Dengan wajah yang tenang, Tiffanny Wen membuang muka, sudut mulutnya juga sedikit melengkung.

Benar juga, mengapa dirinya begitu peduli dengan pandangan orang lain? Apa yang telah dipilihnya, tidak perlu disembunyikan olehnya.

Tapi ide ini sedikit terguncang tak lama setelah Tiffanny Wen melangkah ke dalam lift, bagaimanapun, saat lift berhenti di lantai satu dan begitu pintu lift terbuka, mata karyawan yang berdiri di luar lift sedang menatap mereka dan mulai terbakar untuk menyebarkan gosip setelah menatap dirinya dan Andreas Lu, namun tidak ada seorangpun dari mereka yang berani menaiki lift tersebut, perasaan ini sangatlah aneh, mirip seperti monyet yang sedang ditonton oleh pengunjung di dalam kebun binatang.

Wajah Tiffanny Wen sedikit kaku, sedangkan Andreas Lu masih merangkul pinggangnya sambil tersenyum, lalu diam-diam menekan tombol penutup lift.

Pintu lift perlahan tertutup, tetapi Tiffanny Wen masih bisa mendengar dengan suara mereka melalui celah-celah pintu, menatap Andreas Lu dengan sedikit kebencian, dia mulai menyalhkannya, "Sudah kubilang kita jangan terlalu menonjolkan diri di perusahaan, lihatlah semua keributan yang kamu buat ini."

Andreas Lu melirik Tiffanny Wen dengan tenang, dia menunjukkan senyuman acuh tak acuh, "Lalu bagaimana? Apa pun yang mereka pikirkan atau katakan, wanitaku hanya kamu."

Tiffanny Wen tertegun, daun telinga secara bertahap mulai memerah: Andreas Lu benar-benar terlalu licik! Selalu tidak pernah ragu untuk menyatakan cinta padanya!

Dia melototi Andreas Lu dengan garang, tetapi suasana hati Tiffanny Wen sedikit membaik, dengan lengkungan samar di sudut mulutnya, dia bergumam pelan, "Ya, memangnya kenapa."

Andreas Lu melirik Tiffanny Wen sekilas, dia mengerutkan alisnya, terdapat keraguan di matanya, "Apakah kamu baru saja mengatakan sesuatu?"

Lift mencapai lantai departemen desain, Tiffanny Wen berjalan keluar lift sambil tertawa kecil, berbalik dan tersenyum main-main pada Andreas Lu, "Aku tidak mengatakan apa-apa, kamu telah salah dengar."

Setelah melambaikan tangannya kepada Andreas Lu, Tiffanny Wen masuk ke departemen desain, melihat tidak banyak orang di departemen desain, tidak tahu kenapa, dia merasa sedikit bersyukur dan menyelinap ke kantor dengan cepat.

Setelah melihat bahwa Jennifer Xia belum datang, dia menghembuskan napas lega, kemudian dia duduk di depan komputer dan mulai menyibukkan diri dengan menyusun data.

Namun, sebelum Tiffanny Wen mulai, pintu kantor tiba-tiba terbuka, Jennifer Xia melihat bahwa Tiffanny Wen telah datang begitu awal, dan sepertinya dia sudah tiba lumayan lama, dengan senyuman genit dia mendekatinya.

Melihat mata Jennifer Xia yang penuh dengan gosip, Tiffanny Wen menghela napas, sesuai dugaannya, masalah ini tidak akan sesederhana itu, bagaimanapun, dia sudah memilih Andreas Lu, tidak ada lagi hal yang harus disembunyikan olehnya, lagipula gaya Andreas Lu sepertinya ingin memberitahukannya kepada seluruh dunia, dia akan tampak munafik jika mencoba menutupinya lagi.

Jadi kali ini, sebelum Jennifer Xia membuka mulut menanyakannya, Tiffanny Wen mengambil inisiatif untuk menjelaskannya, "Ya, aku dan Andreas Lu sudah bersama."

Jennifer Xia tidak menyangka bahwa Tiffanny Wen akan begitu jujur padanya, cahaya terlintas dari matanya, dengan bercanda dia berkata, "Fanny, akhirnya kalian sudah resmi bersama."

Mendengar bahwa Jennifer Xia sengaja menekankan kata "resmi", Tiffanny Wen memandangnya dengan kesal, "Kamu selalu memiliki pertanyaan yang paling banyak."

Jennifer Xia terbatuk ringan, "Fanny, kamu salah jika berkata seperti ini, meskipun pertanyaanku sedikit lebih banyak, tetapi semua ini juga karena aku mengkhawatirkanmu, kamu bisa bertanya apapun kepadaku jika kamu memiliki masalah, mungkin saja aku bisa menjadi penasihat yang baik untukmu."

Tiffanny Wen memutar matanya sedikit, tetapi dia tidak dapat menyangkal bahwa dia dan Andreas Lu bisa sampai titik ini juga berkat Jennifer Xia. Tetapi dia tidak akan pernah langsung memuji Jennifer Xia, jika tidak dia pasti akan melebih-lebihkan kondisi saat ini.

Tiffanny Wen menangani pekerjaannya dengan tenang setelah mengakui hubungannya dengan Andreas Lu, Tiffanny Wen tampak dingin menatap layar komputernya, seolah-olah memasuki keadaan “semuanya tampak kosong” dan sama sekali tidak meladeni perkataan yang diucapkan oleh Jennifer Xia.

Setelah bertanya sebentar, Jennifer Xia merasa bosan, sehingga dirinya kembali ke tempat duduknya dan mulai bekerja.

Ketika Tiffanny Wen dan Jennifer Xia sedang bekerja dengan serius, segala macam rumor tentang dirinya dan Andreas Lu segera menyebar, tetapi karena Andreas Lu beberapa hari yang lalu selalu datang untuk menjemput Tiffanny Wen dari tempat kerja, semua orang sudah mulai menebak-nebak, ditambah bertemu dengan mereka di pagi hari ini, selain karyawan wanita merasa sedikit cemburu dan terkejut, tidak menimbulkan terlalu banyak reaksi lainnya.

Mereka hanya bisa pasrah dan beranggapan bahwa “Theresia Wen” telah naik pangkat dan CEO Lu telah berhasil mendapatkan Theresia Wen.

Sore harinya, sebelum pulang kerja, Andreas Lu pergi ke kantor mereka, Jennifer Xia sangat mengerti kondisi kemudian langsung menyelinap keluar, seluruh ruang kerja hanya tertinggal Tiffanny Wen dan Andreas Lu berduaan, tetapi di depan pintu...

Ketika Jennifer Xia hendak pergi, Tiffanny Wen melihat tatapan penuh ejekan dari Jennifer Xia, hatinya sangat tak berdaya, melihat Jennifer Xia sudah menutup pintu dengan rapat, dia menatap Andreas Lu dengan pasrah, "Belum jam pulang kerja, apakah ada masalah?"

Andreas Lu berjalan ke sisi sofa, tanpa segan langsung mendudukinya, dia menyilangkan kaki menatap Tiffanny Wen dengan tenang, "Apakah aku tidak boleh mencarimu jika tidak ada masalah? "

"Aku hanya saja datang lebih awal untuk menjemput pergi merayakannya."

Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dengan heran, "Apa yang harus dirayakan?"

Andreas Lu terkekeh dan memandang Tiffanny Wen dengan tenang, "Tentu saja merayakan kamu telah menjadi milikku."

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu