Precious Moment - Bab 177 Adegan Menangkap Basah

Carlos Xiao mengangguk. Dia mengambil daftar nama dan berjalan keluar ruangan. Tiffany Wen bisa mendengar suaranya yang berat dan serius dari balik pintu.

“Selanjutnya, setiap tiga orang bisa mulai masuk sesuai nomor urut. Kalian bisa masuk melalui pintu ini dan keluar melalui pintu belakang. Kalian tahu aturannya.”

“Nomor urut satu sampai tiga silakan masuk. Jangan lupa pasang nomor urut di dada kanan.”

Kebanyakan bintang film yang datang ke acara casting hari ini adalah pemain lama. Setelah memasuki ruangan, mereka mulai beraksi sesuai nomor urut yang diberikan. Mereka pun memperkenalkan diri, memilih peran, dan mulai ber-acting sesuai dengan alur pilihan masing-masing.

Casting hari ini dilakukan untuk memilih pemeran novel Secret Door. Kebanyakan dari para bintang film yang datang sudah lebih dulu mencari tahu tentang novel itu. Mereka tahu garis besar cerita juga karakter dan sifat dari masing-masing tokoh di novel itu. Kebanyakan dari mereka juga sudah memilih bagian alur, adegan, dan dialog yang akan mereka perankan. Kini, mereka akan menghayati tokoh pilihan mereka melalui ekspresi dan peran masing-masing.

Ada lima orang juri; Tiffany Wen, Luis Chu, Tonny, GG, dan Abell.

Di depan Luis Chu ada setumpuk data tentang masing-masing aktris yang mereka kumpulkan saat mengambil nomor urutan casting. Dengan begitu, Luis Chu tidak perlu mengatur ulang dokumen-dokumen itu lagi.

Luis Chu mengangguk tiap kali melihat peran mereka. Dokumen itu juga berpindah dari tangan satu ke yang lain selama peran berlangsung. Setelah itu, mereka sibuk diskusi.

Tiffany Wen adalah satu-satunya juri yang sibuk mencatat nama peran, nomor urutan kandidat dan masing-masing sifat mereka sambil mengerutkan dahi.

Nomor satu, wanita, periang dan tidak jumawa, sedikit acuh.

Nomor dua, pria, sensitif dan mawas.

Nomor tiga, pria, pintar dan tenang.

Nomor empat, wanita, cenderung panik.

***

Luis Chu selalu meminta kandidat favoritnya untuk melakukan improvisasi.

“Kandidat Liu, misal kamu sekarang ada di sebuah gang yang gelap. Wanita yang kamu perankan dikejar oleh seorang pria bersetelan hitam hingga ke ujung gang. Kamu memiliki petunjuk penting di tanganmu dan pria itu menginginkanmu memberikan petunjuk itu. Apa yang akan kamu lakukan?”

“Ingat, kamu tidak memiliki senjata apapun di tanganmu sedangkan pria itu memiliki pistol di tangannya.”

“Action!”

Tiffany Wen memperhatikan peran impromtu kandidat nomor 32 itu sambil terus mencatat sesuatu di bukunya.

Nomor 32, wanita, tanggap, pintar, tenang.

Setelah perannya selesai, Luis Chu mengangguk dengan puas, “Baik. Kamu bisa menunggu diluar. Kami akan memberimu informasi setelah diskusi.”

Luis Chu melihat Tiffany Wen dengan tatapan penasaran. Ketika menunduk dan melihat Tiffany Wen mencatat banyak hal, dia terkejut.

“Fanny, untuk apa kamu mencatat semua ini?”

Tiffany Wen memutar bola matanya, “Kamu tiba-tiba menyuruhku datang dan memintaku untuk membantumu memilih pemeran tanpa memberikan naskahnya padaku. Aku sudah membaca novel Rose Garden, namun saat ini, aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Secret Door. Jadi, aku hanya bisa mencatat sifat-sifat para kandidat dan membaca novelnya nanti.”

Luis Chu tersenyum kaku ketika Tiffany Wen mengatakan hal ini, “Ahem… maafkan kecerobohanku. Aku akan memberimu naskahnya nanti.”

Tiffany Wen mengangguk. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan lanjut mencatat di bukunya.

Setelah beberapa grup sebelumnya, kini Wenny Zhou, Selena Qin, dan Grace Gu masuk bersamaan.

Setelah memasuki ruangan dan melihat Tiffany Wen duduk di kursi juri, mereka semua terkejut. Namun, mereka tidak berani memperlihatkannya. Mereka tetap tersenyum. Mereka baru sadar kalau Tiffany Wen tidak datang untuk menjadi kandidat pemeran. Dia datang untuk memilih pemeran.

Wenny Zhou dan Grace Gu melihat Tiffany Wen dengan tatapan kalut sambil diam-diam memikirkan nasib mereka di dalam hati.

Tiffany Wen melihat mereka masuk dalam satu grup, lalu dengan sekilas wajah Wenny Zhou yang kaku. Dia pun menyeringai.

Sebenarnya, Wenny Zhou-lah yang mencari gara-gara. Dua hari sebelumnya, Tania Qin dan Wenny Zhou mencari masalah dengannya. Tiffany Wen kesal, namun dia tidak bisa melampiaskannya. Kebetulan, hari ini Wenny Zhou datang ke depannya dengannya sendirinya. Tiffany Wen pun akhirnya memiliki kesempatan untuk melampiaskan rasa kesalnya.

Tiffany Wen memicingkan matanya. Hari ini, dia harus memberi Wenny Zhou pelajaran karena dia telah memprovokasinya berkali-kali. Budha Mahayana saja memiliki tiga kesempatan untuk marah.

Wenny Zhou yang dari tadi menatap Tiffany Wen otomatis melihat seringai di wajahnya. Hatinya seketika tidak tenang. Namun, casting untuk film ini sangat penting baginya. Dia tidak bisa angkat kaki begitu saja. dia hanya bisa menahan perasaannya dengan geram.

Namun, Wenny Zhou diam-diam merasa beruntung. Ada banyak orang disini. Tiffany Wen tidak mungkin bertindak terlalu jauh.

Setelah menenangkan dirinya, dia lalu melihat Grace Gu memainkan bagian perannya.

Setelah Grace Gu selesai, Wenny Zhou lalu sadar kembali. Dia melangkah perlahan ke depan. Supaya tidak gugup, mata Wenny Zhou selalu mengarah kearah Luis Chu dan tiga orang lainnya. Dia sebisa mungkin menghindari mata Tiffany Wen.

Setelah menyelesaikan perannya, dia menjawab pertanyaan dari Luis Chu tentang pemeran utama kedua wanita. Tiffany Wen yang tadi sempat menyeringai tidak melakukan apapun. Setelah Wenny Zhou kembali ketempatnya, dia akhirnya bisa menghela nafas.

Wenny Zhou berdiri di belakang sambil melihat peran terakhir yang dibawakan oleh Selena Qin. Dia mencoba mengingat-ingat perannya tadi. Dia merasa dia sudah melakukan yang terbaik. Dia pun mengangguk dengan penuh rasa percaya diri.

Selena Qin pun selesai memainkan perannya. Luis Chu baru saja akan memanggil mereka semua ke depan ketika dia melihat Tiffany Wen yang tampak sangat tertarik dengan mereka.

Luis Chu menoleh kearahnya dengan tatapan penarasan. Dia lalu bertanya, “Fanny, bagaimana pendapatmu tentang mereka?”

Tiffany Wen tersenyum samar, “Lumayan.”

Luis Chu mengangkat alisnya ketika mendengar jawaban aneh dari Tiffany Wen.

“Luis, bagaimana menurutmu? Aku suka dengan pemeran pertama. Ekspresinya sudah pas.” ujar Tonny.

“Menurutku semua orang di grup ini lumayan. Fanny, bagaimana menurutmu?”

***

Mereka tampak tegang ketika melihat para juri berdiskusi sambil sesekali melihat kearah mereka. Selena Qin merasa perannya adalah yang terbaik di grup ini. Dia juga tidak menyinggung Tiffany Wen diluar tadi.

Saat ini, Wenny Zhou dan Grace Gu sama-sama gugup karena mereka sempat membuat masalah denagn Tiffany Wen tadi. Mereka takut mereka akan kena batunya saat ini.

Setelah diskusi, Tiffany Wen menegakkan posisi duduknya lalu menatap Wenny Zhou sambil tersenyum. Tatapannya tegas. Badan Wenny Zhou langsung kaku.

“Barusan tadi adalah peran tunggal dan kemampuan acting masing-masing dari kalian tidak buruk. Namun, kami masih ragu apakah kalian bisa memainkan adegan bersama dengan tanggap atau tidak.”

Tiffany Wen berhenti sejenak lalu tersenyum, “Bagaimana kalau aku menentukan sebuah alur dan kalian memerankannya?”

Setelah mendengar pertanyaan Tiffany Wen barusan, mereka pun perlahan mengangguk.

Ketika melihat senyum di wajah Tiffany Wen, Wenny Zhou dan Grace Gu langsung merasa tidak tenang.

Namun, setelah semua panel juri menyetujui idenya, kecuali mereka mau kehilangan peran dan kalaupun mereka tidak ingin lagi berperan, mereka tinggal berjalan ke pintu belakang dan pergi meninggalkan ruangan. Mengapa harus repot-repot menunggu? Wenny Zhou pun mengangguk sambil tersenyum kaku.

Mata Tiffany Wen berkilat, “Baiklah. Selanjutnya, kalian akan memerankan adegan dimana kalian menangkap basah seseorang sedang melakukan pelecehan seksual.”

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu