Precious Moment - Bab 221 Penjilat

Berbeda dengan mata Melody Tsu yang bersinar terang, Taylor Yang terlihat sangat pahit.

Melihat Melody Tsu yang sangat menantikannya, Taylor Yang semakin pahit, tapi tetap saji melaporkan kondisi sebenarnya kepada Melody Tsu: "Betul ada yang telah diusir tapi orang itu bukanlah Tiffanny Wen."

"Apa? Jadi siapa?" Melody Tsu yang awalnya dengan ekspresi yang sangat senang sekarang berubah menjadi terkejut.

Taylor Yang sudah tahu bahwa Melody Tsu akan bereaksi seperti ini, dengan muka yang penuh dengan kesuraman: "Yang diusir ialah Direktur Gu, orang yang bertanggung jawab sebelumnya."

Melody Tsu dengan wajah terheran melihat Taylor Yang, matanya penuh dengan ketidak pahaman: "Kenapa? Jelas - jelas orang yang bertanggung jawab Tiffanny Wen, kenapa yang di keluarkan malahan Hanita Gu? Kalau ingin berbuat mengkambing hitamkan seperti ini juga tidak perlu sejelas ini?"

Taylor Yang menjawab dengan wajah yang rumit: "Louise menanggapinya begitu karena haknya atas proyek itu di rampok oleh Hanita Gu, merasa benci merampok data inti dari proyek itu."

Melody Tsu sesaat terdiam dan merenung: "Jadi bagaimana dengan Tiffanny Wen? Ia sebagai penanggung jawab utama apakah sama sekali tidak dihukum?"

Taylor Yang diam menggelengkan kepalanya: "Tidak, sebaliknya Hanita Gu yang terusir, kedua direktur sekarang sudah didalam genggaman Tiffanny Wen.

Melody Tsu penuh dengan kebencian menggertakan giginya, tanpa sadar menggerogoti kuku dari ibu jarinya.

Tidak habis pikir ia demi mengeluarkan Tiffanny Wen, memaksanya untuk menjadi penanggung jawab projek ini, dan dengan berhati - hati menyusun rencana hinggai Andreas Lu mengeluarkanya, tetapi ternyata ia masih dapat lolos dengan mengorbankan Hanita Gu?

Mengapa karena kebencian makanya mencuri data inti? ! Kalau begitu lebih baik tidak ada alasan sama sekali? ! Jelas jelas data itu terbocor dengan sendirinya, mana ada orang yang membocorkannya!

Melody Tsu semakin pikir semakin marah, matanya terlihat semakin memerah, tidak habis pikir karena kurang berhati - hati telah merugikan perusahaan, membahayakan reputasi perusahaan yang sudah ada sampai sekaran, menjual data inti kepada Boutiqoue Groups, demi mengusir si jalang Tiffanny Wen dari hadapan kak Andreas!

Alhasil menjadi buang uang membantu Tiffanny Wen mengusir lawannya, sekaligus membantunya memperkuat kedudukan, sekarang ia sudah sangat kuat!

"Peng!"

Melody Tsu yang sedang marah mengibaskan tangannya melempar cangkir yang ada di atas meja,cangkir itu dengan keras membentur tembok dan pecah. Taylor Yang agar tidak terluka diam - diam menghindar lebih jauh.

Bertahun - tahun mengikuti Melody Tsu, Taylor Yang sudah pernah melihatnya marah, tetapi marah besar seperti ini juga kali pertama Taylor Yang melihatnya.

Melody Tsu setelah melempar cangkir itu, didalam hatinya pengajaran dari kecil sampai besar terngiang - ngiang, wanita, wanita, tidak boleh marah, tidak boleh marah... ...

Diam - diam bergumam amarah Melody Tsu mulai meredah, ia menarik napas dalam - dalam dan menekan amarahnya, Melody Tsu mengangkat kepalanya melihat fotonya bersama dengan Andreas Lu, foto itu di ambil oleh Violet Shen disaat ia bermain - main waktu kecil.

Melihat foto itu Melody Tsu merasa rumit, didalam gambar itu Andreas Lu masih sama seperti sekarang terlihat dingin, ia tersenyum melihat Andreas yang bersih keras tidak ingin di foto.

Dengan bertahan amarah Melody Tsu meredah dan digantikan dengan perasaan benci.

Tidak habis pikir kak Andreas akan sangat memihak dengan wanita itu. Tiffanny Wen ini, aku tidak mengerti apa yang membuat kak Andreas jatuh hati kepadanya.

Tapi Tiffanny Wen ialah musuh, Seharusnya tidak membiarkannya berada disisi kak Andreas! Tiffanny Wen, cepat atau lambat akan kamu akan ku usir dari sisinya!

Di tempat lain Tiffanny Wen baru saja kembali ke kantor, sesaat merasakan hawa dingin yang menghembus dibelakangnya.

Jennifer Xia dengan rasa penasaran mendekati Tiffanny Wen yang baru saja terkejut: "Fanny, kenapa? tiba - tiba melihatmu terkejut begitu."

Tiffanny Wen tidak mengerti menggelengkan kepalanya: "Juga tidak tahu, untuk sesaat aku merasakan hawa yang sangat dinign... ..."

Jennifer Xia merapatkan bibirnya, dengan simpati melihat Tiffanny Wen: "Fanny, kamu akhir - akhir ini harus lebih berhati - hati, kamu bisa saja sedang di target oleh seseorang, bisa sajat orang itu adalah Direktur Gu yang baru saja pergi."

Tiffanny Wen mendengar ucapan Jennifer Xia, mulai terpikir soal ucapan terakhir Hanita Gu, sekarang ia semakin merinding... ...

Pada saat ini di depan pintu terdengar kebisinginan, awalnya Tiffanny Wen tidak menghiraukan hal tersebut, tetapi ada tiba - tiba ada orang yang mengetuk pintu.

Jennifer Xia penasaran pergi membuka pintu: "Tuan Sun, anda datang ada keperluan apa?

"Aku datang untuk memberitakan berita bagus kepada nona Theresia Wen."

Mendengar Ryan Sun yang datang mencarinya, Tiffanny Wen mulai penasaran dan berjalan kearah pintu: "Tuan Sun, kamu mencariku? ada berita apa?"

Ryan Sun tersenyum dan berkata : "Tentu saja untuk menyelematai nona Tiffanny menjadi direktur. barusan saja diberitakan pengumuman bahwa Direktur Gu sudah keluar, sekarang tersisa Direktur Wen yang menjadi direktur utama bagian desain."

"Sekarang Direktur Wen sudah bisa pindah ke kantor yang lebih formal."

Tiffanny Wen teringat kata - kata terakhir Andreas Lu kepadanya.

Dengan cepat melambaikan tangannya menolak: "Tidak apa, aku sudah terbiasa disini, kenapa tidak direktur Sun saja yang pindah kesana... ..."

"Direktur Wen benar - benar merendah, ternyata setelah sudah terbiasa dengan tempat kecil seperti ini, pasti tidak akan terbiasa dengan tempat yang luas seperti itu."

"Jika terlalu merepotkan, kami semua bisa membantumu Direktur Wen."

Ryan Sun berbalik badan dan berteriak, "Betul tidak semuanya?"

"Betul!"

Melihat semua orang sangat senang terhadapnya, Tiffanny Wen melihat kembali kearah Ryan Sun dan mengangguk, tidak dapat menolak antusias dari semua orang.

Pada akhirnya semua orang membantu, Jennifer Xia berada di luar bersamanya sebentar dan setelah itu ikut mengatur kantor.

Disaat TIffanny Wen memasuki ruangan ia merasakan perasaan lapang dan luas, walaupun luasnya lebih kurang serupa dengan kantor, tetapi ruangan direktur lebih besar daripada ruang supervisor, kebetulan kantornya segaris dengan sinar matahari, sehingga sinar matahari menghangatkan lantai kantor dan sekaligus menghangatkan ruangan.

Lesly berdiskusi dengan Diane didalam kerumunan orang: "Kak Lesly, kita dulu pernah menyinggung Tiffanny Wen, dulu masih ada Direktur Gu yang mendukung kita, sekarang aku merasa sedikit takut, hampir seluruh bagian desain miliknya, apakah dia akan membalaskan dendamnya kepada kita? "

Lesly dengan polos menggeleng - gelengkan kepalanya dan menghibur Diane yang sedang ketakutan: "Diane, aku merasa kamu seharusnya tidak menakuti diri sendiri, beberapa hari lalu aku juga membantu Theresia Wen, ia juga membantuku mengerjakan banyak hal dan tidak menyulitkanku sama sekali, aku merasa ia tidak punya maksud dan niat untuk menyulitkan kita."

"Tapi kak Lesly, aku merasa kita tetap harus bersiap, juga sebagai jaga - jaga... ..."

Lesley merasa bahwa apa yang dikatakan Diane juga ada benarnya, menganggukan kepala berkata: "Bagaimana kalau kita memanfaatkan momen ini untuk mentraktirnya makan, melihat apakah kita punya kemungkinan untuk mendekatinya?"

"Baik... ...setelah ini ayo kita tanyakan?"

"En... ..."

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu